SoH - 8. Journey for Revenge (1)

440 60 9
                                    

"Blaire, bagaimana jadwalku?"

Blaire memberikan secarik kertas. "Ini, Sir."

Ryu meneliti saksama kertas yang diberikan Blaire, kemudian tersenyum. "Bagus, kau memang yang terbaik."

Blaire membalas pujian Ryu dengan senyuman. Lalu ia kembali ke mejanya yang terletak tidak jauh dari meja Ryu. Blaire memulai kembali pekerjaan mengetiknya. Selang beberapa menit, sebuah pesan dari Keir datang.

Laporkan kegiatan Ryu seperti biasa.

Kemudian Blaire segera mengirim teks yang sudah diketiknya pada Keir.

Tiba-tiba Ryu bangkit dari kursinya. "Aku akan segera memulai jadwal kunjunganku."

"Hari ini?"

"Ya, hari ini," jawab Ryu mengulangi kata-kata Blaire.

"Haruskah aku memesankan tiket pesawat untuk Anda?" tanya Blaire seraya meraih gagang telepon.

Ryu mengambil tas kerjanya. "Tidak, terima kasih. Aku akan menggunakan jet pribadiku."

Sekarang giliran Blaire yang bangkit dari kursi. "Anda benar-benar berniat melakukannya, Sir? Mengelilingi dunia?"

Alis Ryu terangkat. "Ya, kenapa?"

"Tidak hanya ...." Blaire sedikit gugup.

Ryu berjalan menuju pintu keluar. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Oh ya, jangan lupa untuk menyusulku nanti."

"Baik, Sir." Blaire membungkuk pelan mengantar kepergian Ryu.

Pintu tertutup. Blaire menengakkan tubuhnya kembali.

Ini tidak bagus, batin Blaire.

Blaire meraih ponselnya dan segera menghubungi Keir. Panggilan Blaire segera tersambung.

"Mr. Keir. Gawat. Ryu sudah mulai bergerak."

---**---

Surel dari Louis segera tiba. Ryu membaca hati-hati setiap kata yang tertulis di sana. Ketika tidak menemukan apa yang dicarinya, Ryu melempar ponsel malang itu begitu saja.

Jejak gadis kecil misterius itu tidak ada sama sekali. Ia seperti hilang ditelan bumi. Ryu mulai meragukan ingatannya di pesta Louis. Benarkah ia bertemu dengan gadis itu? Atau Keir benar kalau dirinya sangat mabuk sehingga tidak bisa membedakan khayalan dengan kenyataan.

Ryu menggelengkan kepalanya. Tidak, perasaan ketika menyentuh gadis itu sangat nyata. Sehebat apa pun dirinya membuat ilusi keberadaan seseorang, tidak ada yang seperti itu. Bahkan ilusi Freya yang selalu ada di sampingnya.

"Kau terus menyia-nyiakan hidupmu," tegur bayangan Freya.

"Salah siapa?"

"Kau sudah berjanji!" elak bayangan itu.

Ryu menyandarkan punggungnya di kursi pesawat. Matanya tampak letih, ia memandang ilusi Freya sambil tersenyum sedih. "Ya," aku Ryu pahit, "seharusnya aku tidak pernah berjanji seperti itu. Pastinya hal itu lebih mudah, karena aku tinggal mati untuk menyusulmu." Ryu berusaha menggapai sosok tembus itu, "Tapi, aku tahu. Jika hal itu terulang kembali pun, hal yang sama akan terjadi. Kau akan memaksaku untuk berjanji dan aku adalah budak cintamu yang patuh dan penuh dedikasi tinggi."

Ilusi Freya sedikit memundurkan tubuhnya, ia terlihat sedih. Jika Freya masih hidup, reaksinya pasti persis seperti itu. Ryu harus diberi apresiasi tinggi karena kemampuan mengkhayalnya.

"Aku tidak bermaksud menyiksamu," katanya lirih, "aku mencintaimu, itu sebabnya aku menginginkanmu tetap hidup dan terus berdoa semoga kau menemukan kebahagiaan yang lain. Selain itu, banyak orang membutuhkanmu, Ryu."

Tawa miris lolos dari kerongkongan Ryu. "Tapi semua yang kubutuhkan adalah kau."

Wajah ilusi Freya mengeras. "Ini tidak akan berhasil. Kita selalu mengulangi perdebatan yang sama. Perdebatan tanpa akhir."

"Ya, ya," Ryu memejamkan matanya. Merasa letih luar biasa.

"Apakah kau menyesal mencintaiku, Ryu?"

Mendadak Ryu bugar kembali. Ia duduk dengan tegak. Mulutnya menyeringai. "Aku tidak pernah menyesal mencintaimu, tidak pernah. Yang paling kusesali adalah kebodohanku yang membiarkan dirimu lepas dari pengawasan," Ryu tersenyum ganjil. "Seharusnya saat itu kurantai saja kau. Jadi kau tidak akan kabur, dan satu-satunya hal yang bisa kau lakukan adalah menunggu kepulanganku untuk mencintaimu."

Ilusi Freya sedikit bergidik. Matanya menyipit penuh antisipasi, "Kau tidak mungkin melakukannya."

"Siapa tahu?" tantang Ryu.

"Tidak mungkin," kata ilusi Freya teguh.

Sudut bibir Ryu terangkat. Menatap ilusi Freya sesaat, lalu kembali memejamkan mata.

---**---

To be Continued

Click Vote and Leave your Comment 😉
Thanks for reading
Thanks for your voment and your support until now 😊
Stay tune!

Secret of Heart - RevealedWhere stories live. Discover now