SoH - 28. Hal Sederhana

410 32 4
                                    

"Bam, kau yakin kita tidak sedang berada di akhirat atau barangkali kita sedang bermimpi massal?" tanya Raka dengan wajah datar, sementara bola matanya mengikuti pergerakan Ryu dan tiga anak versi mini dari Ryu dan Freya.

Bam terdiam sejenak. Mengamati objek yang sama dengan Raka. "Aku memukul diriku beberapa kali ketika dalam perjalanan ke taman ini, masih terasa sakit."

Raka tampak berpikir keras, keningnya mengerut, "Hidup sungguh penuh kejutan. Orang yang kusangka adikku dan yang kuanggap adikku sebenarnya adalah saudara kembar, orang yang dinyatakan mati hidup kembali, dan orang dicurigai sebagai pengkhianat adalah penyelamat."

Ryu melambaikan tangan ke arah Raka dan Bam, mengajak mereka ikut bermain. Raka dan Bam kompak menggeleng, memilih tetap di bangku taman yang dinaungi pohon rindang.

"Kita sekarang bisa apa? Pria tua yang bernama Merlin itu menolak menjelaskan detail rencananya hari ini. Keir juga tidak bisa diharapkan. Dan sejujurnya, aku masih tidak bisa mempercayai mereka," balas Bam.

Raka terkekeh. Ucapan Bam sangat benar dan ironis hingga terasa lucu. Namun di sisi lain, entah kenapa ia juga merasa iba. Ia tidak bisa membayangkan hal apa yang telah dialami oleh orang-orang itu hingga mereka mampu membuat keputusan ekstrem dan berubah drastis hingga orang lain hampir tidak dapat mengenali mereka. "Yang lebih kutakutkan ... bahwa ini hanya permulaan, badai yang sesungguhnya belum mengamuk," gumam Raka.

Mereka berdua terdiam. Tenggelam dalam benak masing-masing yang sedang berkecamuk.

"Ada satu orang," kata Bam tiba-tiba. Ia segera bangkit dan melangkah maju. Menghampiri pemilik surai pirang madu yang sedang duduk tersenyum melihat kembarannya menghabiskan waktu bersama suami dan anaknya.

"Ada apa?" tanya Saphira. Ia menatap Raka dan Bam yang menjulang tinggi di hadapannya dengan tenang.

"Kami sudah cukup kenyang mendengar alasan, penjelasan, dan kronologis bagaimana kalian berusaha sekeras mungkin mengembalikan segalanya pada tempat semula. Tapi masih ada lubang besar menganga dalam cerita itu," Raka mengambil posisi duduk di sebelah Saphira yang kemudian diikuti oleh Bam di sebelahnya, sementara Lee pada posisi siaga di sisi yang satunya ketika kedua pria besar itu mendekati wanitanya secara tiba-tiba dengan wajah serius.

Freya dan Ryu menoleh ke arah Saphira. Tampak khawatir.

"Tersenyumlah," bisik Raka, "kita semua menginginkan kebahagiaan mereka lebih dari apapun bukan?"

Kemudian, mereka kompak tersenyum. Saphira melambaikan tangan sebagai sinyal agar Freya dan Ryu berhenti khawatir.

"Kalau begitu pikirkan gestur bertanya yang tidak mencurigakan!" hardik Saphira pelan, senyum lebar masih menghiasi wajahnya, "bagaimana mereka tidak khawatir jika orang yang sejak tadi mengerutkan keningnya tiba-tiba mendatangi sumber kecurigaan dengan wajah serius."

"Kau benar," aku Raka. Ia menarik napas cukup panjang untuk menyetabilkan emosi. "Pertama, bagaimana kau berakhir sebagai saudara kembarku?"

"Karena beberapa hal, Sarah dan Lily takut mengasuh anak-anak mereka, jadi mereka menitipkan aku pada ayahmu yang merupakan teman Sarah dan secara kebetulan memiliki seorang putri yang meninggal saat lahir dan menyerupaiku."

"Sejak kapan kau mengetahui hal itu?"

"Kurasa sejak sembilan tahun yang lalu. Ketika Lee datang dan menyadarkanku hal mengerikan apa yang telah kulakukan untuk William dan akhirnya aku memutuskan untuk bergabung dengan Lee dan Merlin."

Secret of Heart - RevealedWhere stories live. Discover now