SoH - 7. Musuhmu Sangat Dekat

503 56 12
                                    

Pertemuan terakhir Ryu dengan Keir adalah saat pemakaman, karena orang yang mereka cintai mati di hari yang sama, dan sepertinya oleh dalang yang sama juga. Sebab, Seira Bowman, istri Keir sekaligus bibi Freya meninggal dalam kecelakaan tragis bersama seorang wanita yang diyakini sebagai Lily Azalea.

Ryu percaya bahwa kecelakaan yang menimpa Seira berhubungan erat dengan kematian Freya. Ia mendapat sedikit gambaran mengenai skenario pembunuhan istrinya. Si William sialan mencoba menjebak Freya menggunakan Lily sebagai umpan, lalu ia menggunakan cara licik untuk menipu Freya hingga istrinya itu hampir mati karena racun yang tidak diketahui. Freya yang terlalu baik sangat mudah jatuh dalam tipuan macam itu.

Meskipun Freya sangat polos, bahkan cenderung bodoh, ia masih sempat memikirkan nasib ibunya ketika maut di depan mata. Ia menghubungi Seira agar datang  untuk menggantikan dirinya merawat Lily. Yang paling menakjubkan adalah prediksi William sampai ke sana. Akhirnya tak ada seorang pun yang selamat. Kematian Freya menjadi seperti sebuah lelucon. Ia mati bersama anak dalam kandungannya untuk menyelamatkan sang ibu yang justru ikut mati juga. Betapa sia-sia.

Pemakaman ketiga orang itu luar biasa buruk. Suasana hening dan suram tampak di setiap sudut. Para pelayat tampak lebih takut daripada berduka untuk si mayit. Penyebabnya adalah dua pria tampan yang menjadi duda saat itu, Ryu dan Keir. Ryu sediam tembok baja yang dingin dengan ekspresi terluka yang kentara. Sementara Keir, terlihat datar dengan api kemarahan terpancar di mata cokelatnya yang teduh.

Setelah hari itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Keir mengasingkan diri dengan menenggelamkan diri dalam perjalanan bisnis hingga ke pelosok negeri, sedangkan Ryu segera diseret Isaac ke Inggris untuk menghindari pertumpahan darah dalam rangka menuntut balas atas kematian Freya.

Terkadang Ryu bertanya-tanya bagaimana William mampu memancing Freya keluar di saat dirinya begitu menjaga ketat interaksi istrinya. Ryu kembali teringat dengan perkataan gadis misterius yang ditemuinya hari ini. Musuhmu lebih dekat dari yang kau kira, Tuan.

Kata-kata itu terus mengganggu Ryu hingga tanpa sadar ia telah melamun cukup lama sembari menautkan kedua alisnya.

“Mencari sesuatu, Ryu?” tanya Keir untuk kesekian kalinya.

Ryu sedikit melompat dari posisi awalnya karena terkejut. “Ya––seorang gadis kecil berambut cokleat gelap indah yang menjuntai hingga melewati pinggang mungilnya. Ia mengenakan gaun putih bersih yang anggun dan setengah wajahnya tertutup topeng.”

Keir tampak berpikir, lalu bibirnya membentuk seulas senyum yang membuat Ryu jengkel . “Aku cukup memperhatikan tamu pesta hari ini, dan tidak ada gadis seperti itu. Ayolah, Ryu, ini pertemuan bisnis … tidak ada alasan untuk seorang gadis kecil hadir di pesta, kecuali ….”

“Apa?”

Keir berdeham. “Gadis itu, eh, itu, wanita panggilanmu.”

“Kau sudah sinting ya?” tukas Ryu sinis.

Keep calm, aku hanya menyimpulkan dari caramu mendeskripsikan gadis itu. Dari yang kudengar kau sangat anti berhubungan lebih jauh dengan seorang wanita semenjak kematian Freya. Dan ketika kau menjelaskan perihal gadis misterius itu, sadar atau tidak, kau tampak bersemangat.”

Mata Ryu menyipit dan ia menautkan alisnya kembali dengan bibir cemberut. ”Kau harus berhenti bepergian, Keir. Lihat bagaimana hal itu membuatmu menjadi orang sinting.”

Keir justru tergelak mendengar ucapan, Ryu. “Well, setidaknya kau tidak banyak berubah. Beberapa tahun ini aku mendengar banyak berita menarik tentangmu,” sambung Keir, “Yazuka Penyendiri, Cassanova Anti Wanita, Putra Mahkota Sinting, dan banyak sebutan lainnya .…” Ia memperhatikan Ryu dengan seksama. “Selain tubuhmu yang semakin mirip raksasa, kurasa isu-isu itu terlalu dilebih-lebihkan.”

Mendengar penuturan Keir membuat Ryu menyeringai. Memori-memori lama silih berganti memenuhi benaknya untuk menyegarkan ucapan Keir. Padahal Ryu sudah berusaha mengubur ingatan-ingatan itu ke dasar bumi.

“Persetan dengan para penggosip laknat,” umpat Ryu.

“Hahahahaha, jangan terlalu kasar, Ryu. Kasihanilah mereka,” Keir mencoba merangkul Ryu yang kini lebih tinggi lima sentimeter darinya.

Ryu berdecak kesal sembari berusaha melepaskan tangan Keir darinya.

Selang berapa detik, terdengar suara derap langkah halus. Ryu berbalik untuk melihat si pemilik langkah itu. Kemudian mendapati sekretarisnya, Blaire.

Blaire seperti biasanya membetulkan frame kacamata sebelum menyapa seseorang. Warna lipstiknya yang mengerikan menghiasi senyum wanita itu. Blaire terus berjalan mendekat hingga tubuh kecilnya berdiri menghadap Keir dan Ryu.

“Mr. Keir,” sapa Blaire sambil menunduk pelan.

Keir tersenyum hangat. “Blaire, senang berjumpa denganmu lagi. Bagaimana pekerjaanmu saat ini? Kau menyukainya?”

“Lumayan, Sir.”

Ryu tahu sekretarisnya adalah wanita paling datar yang pernah ditemuinya, tapi lumayan? Bekerja dengan seorang Isaiah lumayan? Sudah lupakah dia berapa jumlah gaji yang diterimanya? Seharusnya Ryu segera menendang keluar wanita yang tidak tahu terima kasih ini.

“Baguslah.” Tatapan Keir beralih ke Ryu, “Benar kan, Ryu?”

“Ya,” balas Ryu setengah hati.

Meskipun enggan, Ryu mengakui dirinya tertolong dengan kehadiran Blaire. Wanita itu membantunya menyusun jadwal dengan rapi. Yah, walaupun Blaire sedikit menyebalkan dengan sikapnya yang dingin dan datar, tapi menurut Ryu di sanalah letak kelebihannya.

Ketika rumor mengenai istri pewaris Isaiah mati, para wanita gila harta mengejar dirinya bak ngengat yang mengerubungi cahaya di malam hari. Mereka datang dengan berbagai cara, mulai dari yang moderat hingga radikal. Posisi-posisi di perusahaan yang sedang dikelolanya juga tak luput. Wanita-wanita gila itu memanfaatkan koneksi dan secara paksa merangsek masuk untuk menduduki segala jenis jabatan yang tersedia, termasuk jabatan sebagai sekretasinya. Ryu bisa melihat niat jahat yang tersembunyi. Mereka mencoba merayu dirinya dan kemudian menjebaknya secara keji.

Lalu Keir muncul seperti dewa penyelamat untuk Ryu. Ia membawa seorang wanita yang cukup kompeten dan secara kebetulan sedang mencari pekerjaan sebagai sekretaris, Blaire Tatum. Ryu lebih memilih wanita berpenampilan buruk sebagai sekretasinya daripada wanita-wanita cantik yang gila harta dengan mata haus darah.

Ryu menarik napas panjang, ia menatap Blaire dengan mata letih. “Ada apa?”

Blaire tersenyum simpul. “Mr. Louis mencarimu, Sir.”

“Haish,” rutuk Ryu. “Aku akan menemuinya lalu segera pulang. Tolong siapkan kepulanganku, Blaire.”

“Baik, Sir.”

Ryu mengangguk pelan ke arah Keir sebelum memutar tumitnya untuk melangkah kembali ke dalam aula pesta. Kedua orang yang tersisa memperhatikan Ryu hingga benar-benar pergi.

“Blaire,” panggil Keir selang berapa menit.

Yes, Sir?” sahut Blaire.

“Kau menjalankan tugasmu dengan baik bukan?”

“Tentu.”

Keir tersenyum puas sambil menatap ke sudut langit-langit lalu menyeringai ganjil. “Ryu tidak akan menemui gadis itu lagi, aku telah menghapus semua jejak yang tersisa.” Tatapan Keir kembali pada Blaire. “Terus awasi bocah yang satu itu, kita harus terus memantau perkembangannya.”

“Siap, Sir.”

---**---

To be Continued

Click Vote and Leave your Comment 😊
Thanks for reading
Thanks for your support and your voment until now 😉
Stay tune!

Secret of Heart - RevealedWhere stories live. Discover now