SoH - 6. Hati-Hati di Jalan (2)

526 60 0
                                    

Sindrom kesatria berkuda putih adalah kecenderungan seseorang untuk menolong orang lain yang berada dalam kesulitan. Mereka akan membantu orang itu dengan segenap kekuatan yang mereka miliki agar orang yang menderita itu keluar dari masalah mereka. Tidak jarang dalam prosesnya jika penderita sindrom ini melibatkan emosi yang mendalam yang sering disalah artikan oleh orang yang dibantunya sebagai cinta. Menurut Ryu, sindrom ini ada pada Raka sejak kepergian adiknya yang entah ke mana. Sejak saat itu Raka selalu berusaha menolong gadis-gadis yang tampak kesulitan, seperti Freya dulu. Dan sindrom itu kambuh lagi ketika Raka melihat Alin yang terpojok. Ryu tidak suka pada fakta yang satu itu. Sebab, ia tidak akan pernah tahu kapan Laniana kecil itu kembali ke sifat aslinya.

Ryu menyingkirkan lamunannya dan kembali fokus dengan sosok Raka yang terlihat jengkel.

"Kau menyebalkan seperti biasa, Ryu," kata Raka.

Ryu memegang dada sebelah kirinya, lalu memasang ekspresi yang bisa dikatakan merajuk dan konyol. "Ouch! Kau melukaiku, teganya."

Walaupun tahu Ryu bercanda tetap saja Raka merasakan jijik pada sahabatnya. "Hentikan, aku merinding."

"Kau yakin bukan karena perasaanmu terhadap Alin?" Ryu menyeringai sembari merangkul pundak Raka.

"Kau benar-benar konyol, Ryu." Raka berusaha menyingkirkan tangan pria yang lebih tinggi lima sentimeter darinya itu.

Mendapatkan pelototan sengit dari Raka membuat Ryu menghentikan keisengannya. Ia bersedekap dan menyandar di tembok.

"Serius Raka, kau menyukai Alin?" tanya Ryu kembali.

Mengapa Ryu terus bertanya demikian? Apakah Ryu berencana menggunakan Alin untuk menjalankan rencananya?

Raka memicingkan matanya. "Aku tidak tahu. Hanya ... aku tidak bisa membiarkan dia begitu saja. Sosoknya mengingatkan aku pada adikku dan ekspresinya mirip seperti Freya ketika putus asa."

"Dia tidak mirip Freya sedikit pun," sanggah Ryu cepat-cepat.

Raka menarik napas panjang sebelum kembali berbicara. Butuh kesabaran tingkat tinggi dan tenaga ekstra untuk menghadapi Ryu jika itu menyangkut Freya dan William.

"Mungkin, bagimu," kata Raka, "bagiku ya, tidakkah kau sadar seberapa jauh kau menyudutkannya?"

Ryu menyeringai. "Aku tidak tahu tuh."

"Astaga. Kau benar-benar keras kepala." Raka menggeleng-gelengkan kepalanya. "Yasudah jangan dibahas lagi. Intinya kau tidak boleh mengusik Alin sama sekali, aku akan mengawasimu. Dan jika kau masih menganggapku sebagai temanmu maka kau tidak akan melanggarnya."

"Sialan," rutuk Ryu. "Terserah kau sajalah. Tidak, tunggu ...."

"Apa?"

"Aku tidak akan mengganggu Alin jika kau bersedia menerima syarat yang aku ajukan."

"Dan syarat apakah itu?" tanya Raka curiga.

Ryu menyerahkan sebuah map yang dipegangnya sejak tadi kepada Raka. Raka menerimanya dan segera membaca isi map itu dengan perlahan dan hati-hati. Ia membolak-balikkan halaman demi halaman sambil mengangguk-nganggukkan kepalanya. Ketika telah sampai di halaman terakhir Raka menutup map itu seraya mengembuskan napas panjang. "Kau telah memulainya."

"Benar, dan aku butuh bantuanmu."

Raka menatap Ryu penuh pertimbangan, kemudian menatap Alin dan kembali menatap Ryu. Lama Raka terdiam sebelum berbicara lagi.

"Baiklah. I'm in."

Ryu menepuk bahu Raka pelan. "Thanks a lot."

"Don't mention it," balas Raka, "bahkan tanpa menggunakan Alin sebagai jaminan aku akan tetap membantumu."

Secret of Heart - RevealedWhere stories live. Discover now