SoH - 12. Tinggalkan Perasaan, Rengkuh Logika

369 38 0
                                    

"Blaire."

"Ya, Mr. Ryu?" Blaire berbalik. Helaian rambut cokelatnya yang tidak tersanggul bergerak dengan dramatis.

Ryu menatap Blaire dengan wajah datar, mata birunya fokus ke dalam manik hazel yang dingin itu.

"Tidak. Lupakan." Ryu tampak berpikir sejenak, "Tolong kirimkan semua jadwalku untuk minggu ini."

Blaire sedikit memiringkan kepalanya karena heran dengan sikap atasannya. "Baik, Sir. Saya permisi."

Setelah memastikan Blaire keluar dari ruangannya. Ryu meraih dokumen-dokumen yang diberikan sekretarisnya itu. Membaca isinya sekilas, berhenti ketika menemukan sesuatu yang mengusik otaknya, dan mengenyahkan kembali dokumen-dokumen itu dari tangannya.

Ada sesuatu yang salah. Tapi Ryu tak tahu apa itu. Ia memaki dirinya sendiri ketika menyadarinya dengan sangat terlambat.

Karena tenggelam dalam usahanya untuk menjatuhkan William, ia membiarkan beberapa hal lolos dari pengawasannya. Hal yang sangat bodoh dan dungu untuk dilakukannya.

Menjadi emosional salah satunya.

Ia dengan sangat idiot begitu mudah terpengaruh dengan ilusi yang diciptakannya sendiri. Membiarkan gadis kecil--yang entah hantu atau bukan---menerobos tempatnya, menceramahinya.

Seharusnya Ryu menangkap gadis itu, mengungkapkan identitasnya, dan memastikan apakah gadis itu adalah ilusinya yang bertambah atau benar-benar 'manusia nyata'. Demi Tuhan Ryu mulai tidak yakin apakah ia masih cukup waras untuk membedakan kenyataan dan ilusi.

Lalu apa yang menghentikannya?

Alih-alih menangkap Si Gadis Hantu, ia justru terlena di dalamnya.

Lihat kau mulai lagi, peringat batin Ryu.

Ryu menyeringai.

Sudah cukup membiarkan perasaannya berkuasa. Waktunya logika yang mengambil alih. Meskipun mengabaikan ilusi Freya membuat hatinya tercabik-cabik ia akan mengambil jalan itu. Dan gadis hantu itu---entah ilusi atau bukan---Ryu akan mengambil sisi positifnya saja. Kata-kata gadis itu mengandung fakta yang tidak dapat disangkal. Setelah perjalanan bisnisnya, Ryu menyadari beberapa hal yang ia lewatkan. Detail kecil yang ia abaikan karena dikuasai amarah sembilan tahun yang lalu.

Musuhmu lebih dekat dari yang kau kira, Tuan.

Kata-kata gadis hantu itu terus terngiang-ngiang dalam benak Ryu.

Lamunan Ryu buyar tatkala bunyi pesan dari ponselnya memecah keheningan.

Kudengar kau menelepon ke kantorku tadi siang, maaf aku sedang di luar dan lupa membawa ponselku juga. Ada apa, Ryu?

Keir.

Ryu teringat ketika dirinya yang begitu menyedihkan tadi siang. Ia mulai mengetik pesan balasan.

Tidak ada. Hanya ingin mengajakmu minum-minum Sabtu ini.

Balasan dari Keir datang tak kalah cepat.

Aku menantikannya.

---**---

Blaire menatap pintu ruangan Ryu cukup lama sebelum ia kembali ke mejanya.

Tatapan Ryu padanya tadi cukup aneh. Apakah Ryu mulai mencurigainya?

Blaire menggigit bibirnya. Ia cukup yakin sudah memanipulasi dokumen Ryu dengan sangat hati-hati. Kecuali Ryu adalah iblis, maka seharusnya pria itu tidak akan menyadari perbedaannya.

Tugas yang diberikan Keir padanya sungguh tidak mudah. Menipu Ryu dan memastikan pria itu tidak bertindak di luar kendali. Blaire bertanya-tanya mengapa dirinya setuju ikut dalam misi ini.

Sebuah tepukan halus mengejutkan Blaire hingga ia nyaris melompat.

"Maaf mengejutkanmu Blaire, ada tamu yang ingin bertemu dengan Mr. Ryu."

Blaire menatap rekannya Kathy dengan penuh selidik. Kathy tidak melihat dirinya memandangi ruangan Ryu sejak tadi bukan? Kecurigaan Blaire tergantikan hal lain ketika melihat ekspresi Kathy.

"Ada apa, Kathy?"

"Well ...." Kathy terdiam cukup lama. Ia tampak mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara. "Tamu ini ... mengaku bernama Freya Leonara."

Blaire membisu. Ia tahu arti nama itu.

---**---

To be Continued

Secret of Heart - RevealedWhere stories live. Discover now