Prolog

33.6K 522 6
                                    

~ANESKA TAMARA~

~MAZOYA AURORA~

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

~MAZOYA AURORA~

~BARRA KAY VALMORES~

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

~BARRA KAY VALMORES~

~BARRA KAY VALMORES~

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

~~~~~~

Cinta terhalang restu orang tua beneran ada loh...

Seperti yang dialami kedua pasangan BARRA dan MAZOYA ini. Dia sudah berpacaran dari masa Ospek hingga hampir lulus sarjana, tapi tak ada restu dari orang tua BARRA. Entah mengapa alasannya, Barra dan Mazoya tidak tahu.

Pernah mereka bertanya, namun tak ada respon dari orang tua Barra. Yang ada orang tua Barra malah mengancam hubungan mereka akan berakhir sia-sia.

Namun, siapa sangka. Orang ketiga saja tidak mampu memisahkan mereka berdua. Apalagi restu dari orang tua Barra. Barra sangat percaya dengan perkataan orang, jika hati akan luluh dengan adanya kenyamanan. Barra akan membuat hati orang tuanya luluh dengan Mazoya bagaimanapun caranya.

"Aku takut"

Barra menggenggam tangan Mazoya yang terasa dingin itu. Ini bukan kali pertama Mazoya merasa takut untuk datang kerumah Barra, tapi berkali-kali.

"Gak usah takut, ada aku" ucap Barra langsung mengajak Mazoya untuk masuk kedalam rumahnya yang terlihat sangat besar itu.

"Assalamualaikum bun" ucap Barra melihat Bu Nelin duduk didepan televisi dengan santai.

"Pah?" Barra juga tersenyum kearah ayahnya yang duduk dengan membaca koran.

"Barra ngajak Zoya kesini karena Barra ingin bilang, kalo Barra mencintai Zoya. Barra—"

Bu Nelin bangkit dari duduknya menghiraukan perkataan Barra seakan-akan menganggap mereka tidak ada wujudnya.

"Bunda? Barra ingin menikahi Zoya setelah Barra lulus kuliah" ucap Barra tanpa berlama-lama.

Bu Nelin menghentikan langkahnya merasa terkejut dengan ucapan anaknya itu.

"Barra mau bunda dan papah merestui hubungan kita" ucap Barra kepada mereka.

Pak Ferry menutup korannya kasar dan memandang Barra intens. "Gak akan"

"Kalian kenapa sih? Salah Mazoya apa? Sampai-sampai kalian benci sama dia? Barra itu mencintai Mazoya, ijinin Barra bahagia bisa gak sih!" Kesal Barra.

"Sampai kapanpun bunda gak akan merestui kalian berdua!" Tekan Bu Nelin.

"Kalo gitu, Kasih tau Barra alasannya?" Ucap Barra membuat kedua orang tuanya terdiam.

"Apa alasannya bun, pah? Jangan diem aja" paksa Barra.

"Kalian jangan membenci orang tanpa alasan dong. Mazoya juga manusia, dia punya hati!" Tekan Barra membela kekasihnya itu.

"Barra" tegur Pak Ferry.

"Barra gak akan nyerah, kalo kalian tidak ingin memberikan alasan sama Barra, Barra akan tetap meneruskan tujuan Barra sampai kita menikah!"

"Berani kamu melawan kita, bunda gak akan mengangkat kamu sebagai anak lagi" ancam Bu Nelin.

"Barra gak perduli! Bahkan Barra bisa hidup sendiri tanpa kalian" ucap Barra menarik tangan Mazoya ingin pergi.

"Barra!" Tegur Pak Ferry.

"Sedikit saja kamu keluar dari pintu rumah, hal buruk akan terjadi" tukas Pak Ferry dengan beraninya membuat Barra memberhentikan langkahnya sejenak.

"Apa ada orang tua yang nyumpahin anaknya sendiri seperti ini?" Tegas Barra merasa kesal.

"Kita cuma mau yang terbaik buat kamu. Tolong dengarkan kami" ucap Pak Ferry.

"Barra juga tau yang terbaik untuk diri Barra sendiri!"

"Barra, tolong dengerin kata kita." Mohon Bu Nelin.

"Barra gak akan kembali sampai kalian merestui kita berdua" ucap Barra langsung bergegas pergi menarik tangan Mazoya itu menggunakan mobilnya.

Didalam mobil Mazoya mencengkram jemarinya ikut bersedih atas perkelahian Barra dan keluarganya tadi. Barra menggenggam tangan kekasihnya itu.

"Kamu gak usah khawatir, sebentar lagi mereka akan merestui kita kok" ucap Barra sangat yakin.

Mazoya tertunduk dengan mengangguk, Barra mengusap kepala Mazoya dengan sayang.

"AWAS BARRAAA!!"

Barra melotot saat melihat seorang perempuan menyeberang dengan mendorong sepeda bututnya.

Brakk!

Barra sama sekali tidak bisa mencegah itu, dia sudah lebih dulu menabrak perempuan itu dengan keras dan mobil Barra juga sudah menabrak pembatas jalan yang cukup keras hingga hancur.

Barra dengan samar-samar melihat Mazoya yang sudah terluka parah dengan banyaknya darah di tubuhnya itu.

"Mazoya"

_________________

Nextpart

Jangan lupa vote dan kome ya..
Maaf kalo ceritanya garing, tapi aku buat dengan pemikiran aku sendiri kok:)

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now