34. Pelaku sesungguhnya

9.3K 270 14
                                    

Satu persatu air mata Barra menetes membasahi pipinya. Dia terduduk didepan ruangan dimana didalam terdapat ayahnya dengan terbaring lemah tanpa bernafas lagi.

"Barra?"

Barra menoleh kearah Bu Nelin yang berlari di koridor dengan menangis. Barra menggelengkan kepalanya memberi respon jika sang ayah tidak bisa diselamatkan dan akhirnya telah pergi.

"Gak mungkin!" Bu Nelin yang masih tidak percaya langsung masuk kedalam. Dan dalam hitungan detik suara tangisan dan teriakan Bu Nelin terdengar sangat keras membuat Barra ikut menundukkan kepalanya dan terisak.

Mbok Nani datang dan langsung membawa Barra kedalam pelukannya, disana lah tangis Barra pecah, dia menangis dengan sesenggukan.

"Mas Barra kuat."

****

"Kenapa lo bawa gue ke apartemen, lan?"

"Ssttt... diem, gue mau kasih tau lo pelaku yang udah buat Barra dan Mazoya kecelakaan." Ucap Aslan menaruh jarinya di depan mulut Aneska.

mereka sedang bersembunyi dibalik tembok tepatnya di koridor apartemen menunggu seseorang. Aslan melihat arlojinya dengan sesekali mendesis.

"Sabar mah, namanya juga lagi proses, nanti pasti lala bakalan dapet apa yang lala mau kok."

Aslan menutup mulut Aneska agar terdiam, dirinya mengintip seseorang yang akan masuk kedalam unitnya itu.

"Ayo?" Ajak Aslan kepada Aneska untuk mengikutinya.

"Ini kan, kamar unit Sheila?" Bingung Aneska saat Aslan mengajaknya berdiri didepan ruangan itu.

"Nanti lo akan tau sendiri."

Ding, dong...

Aslan memencet bel unit itu, tak lama Sheila keluar dengan memandang mereka sedikit bingung.

"Aneska?" Sapa Sheila.

"Ada apa ya? Lo udah balik dari rumah Barra?" Tegur Sheila basa-basi.

Aneska mengulaskan senyumnya. "Gue cuma mau main, kok, gue bosen dirumah."

Sheila mengangguk walaupun sedikit bingung. "Oh, Yaudah, ayo masuk?" Ajak Sheila.

Aneska mengangguk dan berjalan masuk. "Makasih."

Aslan mengikuti Aneska walaupun Sheila meliriknya dengan tatapan bingung. Sekarang mereka bertiga telah berada didalam unit Sheila dan duduk di sofa ruang tamu dengan santai.

"Lo mau minum apa nes?" Tanya Sheila sepertinya ingin membuatkan minuman untuk mereka.

"Apa aja, she."

Sheila mengangguk lalu berjalan kearah dapur untuk membuatkan minuman. Disaat Sheila di dapur, Aslan berjalan kesana-kemari melihat seisi apartemen itu, terdapat jejeran foto-foto Sheila yang sangat cantik bahkan terdapat foto keluarga dan teman-temannya itu. Aneska hanya diam melihat Aslan.

Hingga dimana, tangan Aslan bergerak memegang bingkai foto Sheila bersama teman-teman kuliahnya. Dia mengulaskan senyumnya disana.

"Gak usah pegang-pegang." Ketus Sheila yang tiba-tiba datang dan merebut bingkai foto dari tangan Aslan.

Aslan mengangguk lalu berjalan untuk duduk kembali disamping Aneska.

"Gimana lo sama Barra, nes?" Tegur Sheila seraya menaruh minuman dihadapan Aneska itu. Dengan santai Aslan meminumnya.

"Baik-baik aja kok." Jawab Sheila.

"Gue harap dia akan selalu baik ya sama lo."

Aneska mengangguk seraya tersenyum. "Aamiin."

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now