44. Cemilo dan teman baru

8.2K 251 32
                                    

"Leni?"

Leni memberhentikan langkahnya saat berniat membawakan makanan untuk Hakim ke kamarnya.

"Iya mba?"

"Biar aku aja yang bawa makanan untuk Hakim, kamu suapin Cemilo ya." Suruh Aneska dianggukan oleh Leni.

Aneska mengambil alih nampan itu dan mengantarnya ke kamar Hakim. Karena tidak di kunci alhasil Aneska masuk begitu saja. Terlihat Hakim sedang duduk dimeja belajarnya seraya fokus dengan bukunya itu.

"Hakim?"

Hakim tidak memperdulikan Aneska yang memanggilnya. Aneska menaruh nampan makanan itu diatas nakas.

"Makan dulu, kamu belum makan dari siang." Tutur Aneska.

Aneska menghembuskan nafasnya dan duduk dipinggiran kasur dekat dengan adiknya.

"Soal tadi siang, kak Anes minta maaf. Kak Anes gak—"

Hakim menutup bukunya kasar dan bergegas ingin pergi. Aneska menahan tangan adiknya itu.

"Hakim?"

Hakim melepaskan tangan Aneska begitu saja dan bergegas pergi.

"Bisa gak sih kamu gak berharap lagi sama Barra!" Ucap Aneska membuat langkah Hakim terhenti.

"Dia bukan orang baik! Dia yang udah buat hidup kakak kamu berantakan!"

Hakim memandang Aneska dengan diam, Aneska menatapnya dengan kemarahan.

"Sebenarnya apa yang buat kamu mengharapkan Barra? Bahkan dia saja tidak pernah berbaik hati sama kamu, dia sudah menitipkan kamu ke panti asuhan! Apa kamu lupa, Hakim!"

Hakim menganggukan kepalanya. "Bang Barra memang tega menitipkan Hakim ke panti asuhan, tapi bang Barra bertanggung jawab, dia selalu menjaga Hakim dan membahagiakan Hakim."

"Jangan karena Barra menjaga kamu di panti asuhan, kamu lebih membela dia daripada kakak kamu yang hampir mati karena dia!" Tegas Aneska membentak Hakim.

"Hampir mati? Bahkan Bang Barra perduli sama kak Anes, dia sudah menyelamatkan kak Anes!" Balas Hakim membuat Aneska bungkam seketika.

"Cuma bang Barra, cuma dia yang bisa menjaga kita, kak. Hakim gak mau ada seseorang yang menyakiti kita lagi, Hakim benar-benar takut!" Ucap Hakim dengan raut wajah sedih.

"Tolong kak Anes, tolong cari bang Barra, ajak dia kembali. Cemilo juga butuh papahnya. Kita butuh Bang Barra untuk menjaga kita." Mohon Hakim memegang tangan kakaknya itu.

Aneska menahan tangisnya dalam-dalam, Hakim begitu sangat ingin Barra kembali, bahkan disini Aneska menahan mati-matian agar tidak teringat Barra lagi.

"Hakim gak mau melihat kak Anes menikah lagi, hakim cuma mau Kak Anes sama bang Barra, dia pahlawan untuk Hakim." Ucap Hakim lagi.

Bibir Aneska bergetar, air matanya sudah turun begitu deras.

"Kak Anes, Hakim mohon?"

Aneska melepaskan tangan Hakim dan bergegas pergi keluar kamar.

"Kak Aneska?"

Pintu itu tertutup rapat, Aneska menangis dengan terisak memegang dadanya yang terasa berdenyut sakit itu.

****

"Tangkep Cemilo!"

Cemilo menangkap bola kecil yang dilempar oleh Aslan kearahnya itu dengan gembira. Saat ini mereka sedang berada di dalam mall yang sangat besar dan Aneska mengajak anaknya itu masuk kedalam Playground.

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now