14. Pertolongan

8.9K 250 54
                                    

"Selamat ya ibu, bayi ibu kembar"

Aneska terkejut menatap monitor itu. Ternyata dugaannya benar bahkan Aneska juga merasakan perutnya yang membesar disaat baru memasuki usia kandungan dua bulan.

"Kembar dok?"

Dokter itu mengangguk dengan tersenyum. "Iya benar sekali ibu. Bayinya ada dua"

Seketika Aneska mengingat ucapan Barra kala itu. Kalau dia tidak mau memiliki dua anak.

"Perut bawah suka nyeri ya Bu?" Tanya dokter itu menyadarkan lamunan Aneska. Aneska hanya mengangguk.

"Tidak masalah, ini cuma proses perkembangan Dedek bayi, dia kan bertambah besar jadi buat perutnya menegang deh." Tutur dokter itu seraya menyudahi pemeriksaannya dan beralih ke tempat duduk.

"Saya buatkan resep obat dan vitamin ya Bu" ujar dokter itu seraya menuliskan sesuatu diatas kertasnya.

Adira turun dari ranjang hanya mengangguk menurut.

"Jangan kecapean, jangan stress, jangan gotong yang berat-berat dulu ya. Kandungan di trimester pertama itu risikonya besar Bu, apalagi ibu hamil anak kembar loh. Jadi, dijaga ya kesehatannya supaya ibu dan bayi sehat" tutur dokter itu.

"Makasih dok"

Setelah itu, Aneska keluar dari ruangan dengan segala kesedihan dan ketakutan. Dia memilih untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Rasanya enggan pulang dan berkata kepada Barra mengenai kehamilannya ini. Aneska tidak mau Barra marah atas kenyataannya.

"Ekhem!"

Aneska menoleh kearah seorang laki-laki yang berdiri didepannya.

"Aslan" kaget Aneska tiba-tiba.

"Iya gue Aslan, kenapa? Kaget banget kayaknya" tegur Aslan ikut duduk disamping Aneska.

"Kok lo bisa disini?" Tegur Aneska.

Aslan menghela nafasnya kasar. "Kan gue udah bilang, ini rumah sakit punya gue, terus gue setiap pagi kadang ada disini sekedar kontrol kondisi kerjaan"

"Sorry"

"Terus lo ngapain disini?" Tanya Aslan seraya melihat kearah papan kayu diatasnya.

"Habis cek Kandungan?" Imbuhnya membuat Aneska menghela nafasnya panjang.

"Iya" jawab Aneska seadanya.

"Kenapa gak hubungin gue? Gue kan udah bilang sama lo kalo lo mau datang kerumah sakit ini, lo harus hubungi gue, nanti gue kasih gratis" tutur Aslan.

"Hp Gue di sita sama Barra" ungkap Aneska.

"Di sita?"

Aneska mengangguk membuat Aslan terkejut. "Wah gila sih Barra. Hp orang main sita aja"

Aneska hanya terdiam membuat Aslan melihatnya. Sepertinya Aneska sedang banyak pikiran sehingga dia terlalu banyak terdiam.

"Nanti gue beliin yang baru ya"

Aneska terkejut seketika. "Hah? Gak usah" tolak Aneska.

"Buat jaga-jaga nes. Lo juga kan butuh hp"

"Beneran gak usah Aslan. Kalo gue mau juga, gue minta sama Barra. Bukan sama lo" ujar Aneska membuat Aslan terdiam.

"Gue cuma berbaik hati memberikan—"

Aneska menggeleng. "Gak perlu. Lo cuma temennya Barra"

Aslan terdiam saat melihat Aneska kesal dan bangkit untuk pergi.

"Nes?" Panggil Aslan mengikuti Aneska pergi.

"Gue mau pulang" ucap Aneska menghiraukan Aslan.

"Gue antar pulang ya" tawar Aslan mengikuti jalan Aneska terus menerus.

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now