23. Dititipkan

8.6K 266 10
                                    

Berhari-hari telah Aneska lewati, kini sudah satu bulan lamanya Aneska tidak diizinkan untuk keluar apartemen. Sudah seperti tahanan yang di berikan hukuman bertahun-tahun.

Bulan ini kandungan Aneska berusia 4 bulan, dan saat ini juga perutnya terlihat buncit karena mungkin dia sedang hamil anak kembar.

Barra berbohong, dia berkata jika semua fasilitas dan kesehatan anaknya semuanya dia yang nanggung. Tapi nyatanya, saat Aneska sakit Barra sama sekali tidak perduli bahkan saat Aneska merengek meminta sesuatu Barra tidak memberikannya. Setega itu Barra kepada Aneska.

"Kemasi barang-barang lo." Suruh Barra tiba-tiba.

"Kita mau kemana, Bar?" Tanya Aneska penasaran mengikuti Barra yang sibuk memasukan pakaiannya kedalam kopernya itu.

"Gak perlu tahu, cepat kemasi!" Paksa Barra.

"Bar, gue berhak tau!"

"Gue udah bilang bulan ini gue ada kerjaan di Thailand! Gue gak akan biarin lo bebas sendirian disini tanpa gue." Ungkap Barra.

"Terus lo mau bawa gue kemana?" Tanya Aneska penasaran.

Barra mendesis pelan, mengapa perempuan ini sangat cerewet bahkan dia tidak menurut apa yang Barra suruh.

"Gue akan titipin lo ke temen gue, gue gak akan biarin lo kabur." Ucap Barra seraya sibuk memasukan barang-barangnya kedalam koper.

"Gue gak mau, bar." Tolak Aneska.

Barra menghentikan aktivitasnya, dia melihat kearah Aneska. Lalu, Barra melangkahkan kakinya mendekati perempuan itu.

"Gue bukan barang yang seenaknya lo titipin, gue ini istri lo, gue lagi hamil anak lo!" Tegas Aneska menolak keras.

"Lo lupa sama perjanjian itu?"

Aneska terdiam seketika.

"Lo mau gue berbuat kasar?" Ancam Barra.

"Tapi—"

"Turutin apa yang gue suruh, kalo lo melawan lo tau akibatnya!" Tekan Barra mencengkram lengan Aneska kasar.

Aneska menahan sakit seraya mengangguk menurut. Dia pasrah, jika tidak mungkin Barra akan membunuhnya segera.

Barra melepaskan tangannya, dia melihat Aneska bergegas mengemasi pakaiannya dan dimasukkan kedalam koper kecil.

"Cepet jangan lelet!"

****

Barra menghentikan mobilnya tepat di sebuah rumah besar yang sama sekali Aneska tidak tahu.

"Turun!" Suruh Barra.

Laki-laki itu mengeluarkan koper milik Aneska dan berjalan masuk, Aneska membuntutinya dari belakang. Saat didalam dia melihat sebuah keluarga sedang duduk didepan televisi dengan santainya.

"Udah, bar?"

Aneska melihat seorang perempuan bangkit dari duduknya menghampiri mereka. Terlihat Barra mengangguk.

"Mah, pah? Barra mau nitipin istrinya disini untuk beberapa minggu kedepan." Ucap Zelle kepada orang tuanya.

Bu Tina bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Aneska, menatapnya intens.

"Ini perempuan yang ada di kecelakaan waktu itu?" Tanyanya.

"Mah, udah jangan diinget lagi. Disini Barra ingin menitipkan dia, karena Barra ingin bekerja." Ucap Zelle.

"Kenapa tidak dititipkan kepada mertuanya?" Tegur Pak Arif.

"Orang tua saya, sibuk." Jawab Barra seadanya.

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now