15. Kemarahan Barra

9.8K 286 55
                                    

"Tolong jagain Hakim ya"

"Terimakasih"

Aneska menutup telepon itu kepada ibu panti. Memang hari ini Aslan berbaik hati sekali menemani Aneska bertemu Hakim dan juga memberikannya ponsel baru.

"Barra" Aneska melotot saat mendapatkan Barra yang memasuki kamar dengan melepaskan dasinya itu.

"Bar—"

"Gimana ngedate sama Aslan? Suka?" Tegur Barra seraya membuka lemari bajunya untuk mengambil pakaian disana.

"Gue tadi kerumah sakit terus gue—"

"Gak sengaja ketemu Aslan?" Potong Barra membuat Aneska terdiam.

"Gak sengaja atau lo yang kegatelan?" Tanya Barra menaikan alisnya berdiri didepan Aneska.

"Gak sengaja terus lo jalan-jalan keliling Jakarta, di belikan HP bahkan diantar menengok Hakim?"

"Gue jelasin ya—"

Barra memutarkan bola matanya malas lalu bergegas keluar kamar menghiraukan Aneska. Aneska mengikuti arah jalan Barra mencoba ingin menjelaskan.

"Bar tadi gue cek kandungan, terus gue gak tahu kalo itu rumah sakit milik Aslan. Gue ketemu dia dan kita cuma ngobrol kok. Soal—"

Brakk!

Aneska terperanjat kaget saat Barra melempar gelas minumnya kasar kearah dekat dengan Aneska.

"Gak ada yang nyuruh lo curhat" tekan Barra.

"Barra lo marah?"

Barra mengulumkan bibirnya mencoba menahan kesabarannya itu.

"Gue sama Aslan gak ngapa-ngapain, kita cuma ngobrol, percaya sama gue" Aneska terus menjelaskan.

Barra tidak memperdulikan Aneska, dia ingin pergi tapi Aneska menahan tangannya.

"Bar-"

"Arghhh!" Dengan Kasar Barra menghempaskan tangan Aneska hingga perempuan itu terhuyung kebelakang.

"Jangan pernah lo khianatin gue! Gue benci sama orang munafik kaya lo!" tekan Barra melotot dihadapan Aneska.

"Selama Mazoya masih hidup, dia gak pernah khianatin gue bahkan sakitin gue! Kalo lo berani, gue gak akan segan-segan bunuh lo secepatnya!" Tekan Barra.

"Gue bukan Mazoya! Bahkan gue bukan pembunuh Mazoya!" Tegas Aneska membuat Barra yang ingin pergi terpaksa memberhentikan langkahnya.

"Kenapa sih lo bar jahat banget sama gue! Bahkan gue aja gak salah" kesal Aneska.

Barra terdiam dengan raut wajah masih kesal dengan perempuan itu.

"Lo anggap gue sebagai pelaku padahal disini gue yang jadi korban."

Barra dengan kasar menekan lengan Aneska bahkan kukunya sudah menancap di kulit manis Aneska. "Aslan udah Ajarin lo cara melawan gue?"

"Jawab!"

Aneska menahan sakit pada lengannya itu. "Tanpa Aslan juga gue lagi belajar cara melawan lo"

Rahang Barra mengeras, kemarahannya semakin menjadi saat mendengar Aneska melawan perkataannya.

"Gue gak akan biarin lo buat hidup gue menderita! Gue gak salah!"

Barra melepaskan tangannya kemudia membuka ponselnya untuk memperlihatkan video di ponselnya itu.

"Lihat!" Paksa Barra menjambak rambut Aneska kasar untuk melihat kearah ponselnya.

"Lihat dengan teliti! Sialan!" Tekan Barra dan Aneska hanya pasrah.

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now