38. Kembali pulang

9.8K 291 41
                                    

Satu hal yang buat Aneska benar-benar tak habis fikir dengan Barra. Laki-laki itu serius menjatuhkan talak kepada Aneska bahkan Barra telah pergi meninggalkannya.

Perceraian akan diresmikan setelah Aneska melahirkan dan itu sudah disampaikan oleh hakim beberapa hari yang lalu, saat ini keluarga Barra masih ada rasa perduli dan tanggung jawab kepada Aneska karena belum ada surat perceraian yang sakral.

Saat kandungan Aneska baru saja memasuki bulan ketujuh, entah mengapa Barra tega meninggalkannya bahkan dua bulan lagi anaknya akan terlahir. Bagaimana Aneska akan memberitahu anaknya? Apakah dirinya akan sanggung?

"Hoekk...Hoekk."

Pagi ini Aneska beberapa kali merasakan perutnya yang bergejolak hebat. Anaknya butuh Barra, dan Aneska merasa tersiksa akan itu.

"Non? Kita kerumah sakit aja ya?" Cemas Mbok Nani.

Aneska menggeleng. "Gak usah mbok, Aneska gapapa kok."

"Darah non." Mbok Nani terkejut melihat hidung Aneska yang mengeluarkan darah.

Aneska memegang hidungnya itu, mbok Nani cepat-cepat mengambil tisu. "Jangan di hirup, lap dulu non."

Aneska menurut, entahlah beberapa hari ini memang tubuh Aneska terlihat buruk. Dia lebih sering merasakan pusing dan mual, apakah karena dirinya terlalu memikirkan sesuatu sehingga mengganggu kondisi kesehatannya.

"Mbok telfon ibu dulu."

Aneska menahan tangan Mbok Nani. "Gak usah mbok."

"Tapi non Aneska lagi sakit, non harus dibawa kerumah sakit.

Aneska menggeleng. "Aneska beneran gapapa mbok."

"Non, Mas Barra sebelum pergi menyampaikan pesan sama mbok untuk menjaga non Aneska, loh."

"Daripada khawatir sama Aneska, lebih baik Mbok Nani bantuin Aneska berkemas yuk?" Ajak Aneska menghiraukan ucapan mbok Nani.

"Berkemas?"

Aneska mengangguk. "Iya"

"Non Aneska mau kemana?" Tanya Mbok Nani.

"Aneska mau pulang mbok, gak seharusnya Aneska ada disini, Aneska bukan lagi istri Barra."

Mbok Nani menampilkan raut wajah sedihnya. "Tapi kalian belum—"

"Mbok, Aneska sudah di talak oleh Barra. Jadi Aneska harus sadar diri." Tutur Aneska memandang mbok Nani itu.

"Mbok yakin Mas Barra akan kembali, non. Pasti dia akan kembali sama non Aneska." Ucap Mbok Nani sangat yakin.

"Doain mbok, semoga anak ini bisa memeluk papahnya lagi."

Mbok Nani mengangguk sangat antusias. "Mbok akan mendoakan yang terbaik untuk kalian."

Aneska mengangguk lalau memeluk mbok Nani. "Makasih mbok."

****

"Kak Anes!"

Aneska langsung memeluk adik tersayangnya itu dengan menangis terharu. Akhirnya dia bisa datang menjemput adiknya kembali setelah berbulan-bulan dititipkan di panti asuhan.

Hakim menangis dipelukan Aneska. Betapa rindunya dia dengan sang kakak.

"Gimana kabar Hakim? Maafin kak Anes, telat datang menjemput hakim." Ucap Aneska mengusap pipi adiknya itu.

Hakim mengangguk. "Gapapa kak, Hakim disini sangat senang, banyak teman-teman."

Aneska tersenyum melirik ibu panti yang berdiri disana.

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now