19. Barra masak

8.4K 234 0
                                    

Keesokan paginya...

"Hoekk, Hoekk"

Ilham menepuk-nepuk punggung Barra beberapa kali. Dirinya menutup hidungnya merasa jijik dengan Barra yang muntah-muntah di kamar mandinya. Meskipun laki-laki itu hanya mengeluarkan cairan bening tapi Ilham sangat jijik akan itu.

"Udah bar, udah" kesal Ilham.

Barra mencuci mulutnya serta wajahnya dengan air. Kemudian dia dapat menghela nafasnya lega.

"Hamil loh?" tegur Ilham duduk di pinggiran kasurnya.

Barra merebahkan dirinya diatas kasur dengan telentang. "Mana ada cowok hamil. Ini tuh gara-gara cewek iblis, kalo dia gak hamil mana mungkin gue ngerasain morning sickness kaya gini"

"Ini berarti beneran bar. Tuh cewek beneran hamil anak lo. Buktinya bapaknya yang tersiksa" ujar Ilham.

Barra mendesis pelan. "Iyalah, dia anak gue. Orang gue yang buat. Mana mungkin si Aslan bangsat itu"

"Biasa aja kali, galak banget pakmil" desis Ilham.

Barra menghembuskan nafasnya berat lalu bangkit mengambil kunci mobilnya serta jaket miliknya.

"Mau kemana lo?" Tegur Ilham.

"Mau kerjalah, emang lo, beban orang tua" ucap Barra membuat Ilham tertohok.

"Ya ngomongnya gak usah buat gue overthingking juga kali" kesal Ilham.

Barra tertawa pelan. "Mau ikut?"

"Ada kelas gue, nanti siang" ungkap Ilham.

"Gak mau Yaudah" enteng Barra langsung bergegas pergi.

"Bar? Gue ikut deh! Gabut dirumah" Teriak Ilham menyaut jaketnya asal dan berlari mengejar Barra yang sudah turun tangga.

****

"Otaknya dipake makannya, mana ada nyamuk sodaraan sama vampir. Yang ada lo sodaraan sama—"

"Apa?" Tanya Ilham saat mereka berdua sedang asiknya bercanda dilorong apartemen.

"Bangsat!"

Ilham membulatkan matanya sempurna, ini bukan soal perkataan Barra. Tapi ini soal Aneska. Barra melihat Aneska dan Aslan didepan unit apartemennya itu.

Barra menarik kasar tubuh Aslan hingga laki-laki itu terhuyung kebelakang membuat Aneska ikut terkejut disana.

"Ada perlu apa lo kesini?" Tanya Barra tidak bisa santai.

"Bar, tadi Aslan nganterin makanan buat gue. Dia tahu gue sakit bar" jelas Aneska.

"Tau darimana?" Tanya Barra menatap tajam Aslan.

Aslan menghela nafasnya mencoba merapihkan pakaian kerjanya yang acak-a akan karena Barra.

"Lo mata-matai keluarga gue?" Tegur Barra menarik kerah baju Aslan.

"Eh udah buset, pagi-pagi bukannya sarapan malah berantem" ujar Ilham menarik Barra agar tidak memukul Aslan.

"Temen lo yang mulai!" Kesal Aslan membuat darah tinggi Barra naik lagi. Tapi dengan sigap Ilham menahannya.

"Gue tau dari dokter pribadi lo. Lo lupa kalo dokter pribadi lo kerja di rumah sakit gue?" Jawab Aslan jujur.

Barra melirik Aneska, dia mengambil makanan yang diberikan Aslan itu dan mengembalikannya.

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now