31. Mas Barra?

9K 268 57
                                    

Barra serius dengan ucapannya, dia telah berubah, bahkan Barra lebih perhatian dan memperlakukan Aneska layaknya istrinya. Entah saat ini laki-laki itu sedang memanfaatkan Aneska karena pekerjaan ataukah memang Barra benar-benar berubah, intinya Aneska sangat senang dengan perlakuan manis laki-laki itu.

"Sini gue rapihin dasinya."

Barra menurut, dia pasrah saat dasi kerjanya dirapuhkan oleh Aneska.

"Lo ikut gue ke kantor." Ajak Barra tiba-tiba.

"Ngapain?"

"Lo harus pasang muka sampe perusahaan gue baik-baik aja."

Aneska mengulumkan bibirnya. "Berarti lo sedang memanfaatkan gue sekarang?"

"Lo harus tanggung jawab."

Aneska mengangguk. "Iya mas Barra, saya akan bertanggung jawab kok."

Barra terdiam, dia sedikit tersentuh saat Aneska memanggilnya dengan embel-embel mas.

"Udah selesai." Ucap Aneska masih melihat Barra terdiam.

"Bar?" Panggil Aneska membuat Barra tersadar dari lamunannya.

Barra menghembuskan nafasnya sedikit kasar. "Yaudah ayo, ikut gue kerja."

Aneska mengangguk. Mereka berdua berjalan bersama untuk turun dari kamarnya. Barra melihat Bu Nelin sedang berada di meja makan bersama mbok Nani disana.

"Barra?" Panggil Bu Nelin membuat Barra menghentikan langkahnya mendadak.

"Kamu gak sarapan?"

"Sarapan dulu, bar." Sahut Aneska menyuruh suaminya itu.

Barra menggeleng. "Barra buru-buru—"

"Sarapan dulu, kalo gak, gue gak mau ikut." Ancam Aneska membuat Barra mendesis kesal. Akhirnya dia pasrah, dan menarik kursi didekat Bu Nelin.

Aneska menyiapkan makanan untuk suaminya itu. Sedikit ada kecanggungan antara Bu Nelin dan Barra, tapi Aneska mencoba biasa saja.

"Soal—"

"Barra akan mengatasi masalah perusahaan, gak usah khawatir." Ucap Barra menyela ucapan Bu Nelin tiba-tiba.

Bu Nelin menganggukan kepalanya mengerti.

"Bunda mau bilang sama kamu, Barra. Tolong kamu jaga papah beberapa hari kedepan, ya. Bunda ada urusan di Australia, bunda harus membuat dress untuk para model ternama disana."

Barra hanya terdiam tidak menjawab apapun.

"Papah ingin sekali bertemu dengan kamu, tapi kondisinya belum pulih." Imbuh Bu Nelin.

"Barra sibuk." Entengnya lalu mengambil sendok dan ingin memakan sarapannya itu.

Aneska terduduk disana dan mengusap lengan Bu Nelin. "Bunda gak usah khawatir, nanti Aneska yang menjaga papah, kok."

Bu Nelin melihat kearah Aneska lalu tersenyum. "Terimakasih ya Aneska."

Prang!

Barra menekan sendoknya dengan kesal hingga mengeluarkan suara cukup keras disana.

"Gak usah lo ikut campur keluarga Valmores! Lo cukup ikutin apa yang gue suruh!" Tekan Barra kepada Aneska.

"Papah lo kan mertua gue, jadi wajar aja kalo gue mau menjaga dia!" Jawab Aneska dengan berani.

"Lo berani sama gue!"

Aneska menghela nafasnya kasar. "Lo—"

Bu Nelin memegang tangan Aneska memerintahkan dirinya untuk diam.

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now