5. Kemarahan Barra

11.1K 323 6
                                    

"Selamat pagi Pak Barra"

Barra menghiraukan sapaan para karyawan di kantornya itu. Dia berjalan angkuh dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya menuju ruangan pribadinya.

"Ini proposal meeting untuk hari ini pak" ucap Sekretaris Barra saat laki-laki itu baru saja duduk di kursinya santai.

Barra membuka sebuah proposal itu dan membacanya sejenak. "Oke, kamu urus semuanya dan siapin ruang meeting"

Sekretaris Barra itu mengangguk. "Baik pak"

Setelah sekretaris itu keluar dari ruangan, Barra mengambil sebuah telepon kantor untuk menghubungi seseorang.

"Jemput gadis yang ada di rumah sakit sekarang, bawa dia ke apartemen saya. Jangan biarin dia pergi." Ucap Barra terdengar serius.

Setelah mengatakan itu, Barra dapat duduk dengan tenang dan melanjutkan pekerjaannya yang menumpuk itu. Entah mengapa pak Ferry meninggalkan pekerjaan yang sangat banyak untuk Barra yang belum lama menjadi seorang CEO.

"Permisi pak Barra. Coffe latte untuk bapak" seorang Office boy masuk dan mengantarkan minuman untuk Barra. Barra terlihat tidak perduli.

Prang!

Barra langsung beranjak bangkit merasa terkejut saat Coffe itu jatuh mengenai tubuh dan kakinya. Sangat panas, ya Barra merasakan itu.

"Maaf pak, maaf saya tidak sengaja" ucap Office boy itu sepertinya ketakutan.

"Kamu OB baru disini?" Tanya Barra datar.

"Iya pak, maaf saya tidak sengaja" ucapnya tertunduk takut karena Barra menatapnya tajam.

"Tiga puluh menit lagi saya akan meeting, sekarang baju saya kotor karena kamu!" Kesal Barra mendesis kasar.

"Maafin saya pak"

"Hari pertama saja kamu tidak becus bekerja, gimana nanti." Ketus Barra membuat OB itu bergetar takut.

"Siapa orang yang rekrut kamu untuk bekerja disini?" Tanya Barra membuat OB itu membulatkan matanya.

"Pak, Maafin saya. Saya bakal carikan pakaian baru untuk pak Barra, tolong jangan—"

"Siapa orangnya?" Tegas Barra tanpa memperdulikan ucapan OB itu.

"Pak Rio"

Barra dengan bergegas mengambil telepon kantornya dan menghubungi seseorang bernama Rio itu. Tak lama orang itu mengangkat telepon Barra.

"Kamu human resource apa bukan sih? Mencari OB saja tidak bisa!"

"Ada masalah apa pak Barra?"

"OB kiriman kamu tidak becus bekerja, bisa-bisanya kamu lalai merekrut orang seperti dia"

"Maaf tapi itu kiriman dari Pak Ferry dan saya cuma menjalankan perintahnya."

Barra mendesis pelan. "Saya mau kamu mencari OB baru yang lebih serius bekerja"

"Tapi pak—"

"Saya gak mau tau, cabut kontrak kerja dia dan carikan saya OB baru!" Tekan Barra lalu langsung menaruh telepon itu kasar.

"Pak Barra Maafin saya—" Office boy itu memohon kepada Barra.

Barra menarik kunci mobilnya dan bergegas ingin pergi.

"Pak Barra jangan pecat saya" mohonnya mengejar-ngejar Barra.

"Pak Barra"

Barra berpapasan dengan sekretarisnya di depan pintu, bahkan didepan ruangan pribadinya sudah banyak karyawan yang penasaran akan keributan itu.

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now