46. Harapan Hakim

9.8K 259 10
                                    

"Barra ada disini, Aneska."

Perkataan Bu Nelin masih terngiang dipikiran Aneska. Apa benar Barra telah kembali? Jika seperti itu mengapa hatinya begitu sangat resah.

"Bang Hakim ayo main." Cemilo menarik tangan Hakim yang baru saja memasuki rumahnya itu.

"Gak." Jutek Hakim melepaskan tangan Cemilo.

"Ayo abang, mainan sama Cemilo." Ajak Cemilo lagi mengejar Hakim dan menarik tangannya.

"Dibilang gak, ya gak!" Bentak Hakim mendorong kasar Cemilo hingga terjatuh terpentok meja.

"Huwaa... Buna!"

Aneska tersadar dari lamunannya saat mendengar teriakan anaknya itu. Dia melihat Cemilo menangis mengusap kepalanya bahkan disana terlihat Hakim berdiri tanpa rasa bersalah.

Aneska langsung menggendong Cemilo dan mengusap kepalanya yang sedikit benjol.

"Kenapa kamu jahatin Cemilo?" Tegur Aneska.

Hakim memutarkan bola matanya malas. "Lebay banget didorong pelan doang padahal."

"Hakim? Kak Anes tidak pernah mengajarkan kamu menjadi laki-laki seperti ini. Kenapa kamu berubah?" Tegur Aneska.

Hakim menghela nafasnya. "Biar jadi jagoan."

"HAKIM!"

Hakim bergegas ingin pergi karena sudah muak dengan Aneska yang mungkin akan memarahinya lagi.

"Kalo kamu lebih memilih Barra kembali, lebih baik kamu pergi dari sini! Cari dia dan jangan pernah kembali ke kak Anes!"

Langkah Hakim terhenti saat mendengar penuturan Aneska itu.

"Temui Barra jika itu mau kamu dan kak Anes sampai kapanpun gak akan mau kembali sama dia!" Tegas Aneska.

Hakim menganggukan kepalanya dihadapan Kaka Aneska. "Oke Hakim akan mencari bang Barra sendiri."

Mata Aneska membulat tidak percaya, ternyata adiknya menyetujuinya.

"Hakim tidak akan mau hidup seperti dulu yang disiksa sama mamah! Hakim akan ikut bang Barra!" Ucap Hakim bergegas pergi.

"Hakim!" Teriak Aneska tapi Hakim sama sekali tidak mendengarkannya dan bergegas pergi dari rumah.

Cemilo masih menangis di gendongan Aneska itu membuat Aneska seperti orang bingung. Dia bergegas menghubungi Aslan untuk membantunya.

"Lan, tolong gue. Hakim pergi dari rumah untuk mencari Barra."

****

Aslan bergegas mencari Hakim mengelilingi jalanan pada malam hari dengan mobilnya. Dia sangat yakin jika anak itu tidak akan bisa pergi jauh karena keterbatasannya berjalan.

"Rumah Barra." Hingga pikirannya kearah situ. Aslan langsung berbelok untuk kerumah lama Barra.

Ternyata benar, Hakim berada disana. Berdiri didepan rumah besar itu dengan tingkat kayunya. Aslan melihatnya dari dalam mobil.

"BANG BARRA!" Teriak Hakim seperti yang dia lakukan seperti dahulu dia meminta bantuan.

"Bang Barra, ini Hakim!"

"Hakim mau bertemu bang Barra! Hakim mau bercerita sama Abang!" Hakim terus berteriak kearah rumah besar itu seolah-olah Barra ada disana dan mendengar semua perkataannya.

"Kak Aneska sudah bekerja dengan baik, bang. Kita sudah bahagia, kita tidak seperti dulu lagi yang disiksa mamah!"

"Tapi, Bang Barra. Kak Anes masih membantu Mamah, Kak Anes bekerja untuk menghidupi mamah! Hakim takut!"

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now