18. Barra mengalah

9.6K 264 63
                                    

Berhari-hari Aneska lewati dengan bersabar. Mulai dari sikap dingin dan baiknya Barra, Aneska terima. Dia tahu jika Barra jahat kepadanya karena sebuah alasan, dan sekarang Aneska sangat tahu betul alasannya.

Kini kandungan Aneska sudah memasuki bulan ketiga, dimana perutnya sudah terlihat dan Aneska harus ekstra hati-hati serta bersiap menuruti ngidamnya.

Selama ini Barra tidak banyak bicara bahkan menyiksa Aneska. Laki-laki itu hanya dingin dan tidak perduli seakan-akan tidak menganggap Aneska berada disana. Tapi tak apa, intinya Aneska bisa aman.

"Uhukk" Aneska seketika terbatuk saat memotong apel ditangannya.

Tess!

Matanya melotot saat melihat darah terjatuh ditangannya begitu saja. Dia memegang hidungnya yang ternyata dari sana darah itu keluar, dengan cepat Aneska membersihkannya di wastafel dapur.

Grekk!

Pintu kamar Barra terbuka menampilkan Barra yang sepertinya akan pergi. Aneska menghampirinya.

"Bar? Lo mau kemana? Gue udah buatin lo jus"

Barra menghiraukan Aneska dan dia langsung bergegas pergi.

Bruggh!

Langkah Barra terhenti saat mendengar suara orang terjatuh. Dia menoleh kearah belakang dimana Aneska sudah tidak sadarkan diri disana.

"Woy?" Panggil Barra menyenggol lengan Aneska dengan kakinya. Tapi tak ada pergerakan dari perempuan itu.

"Nes?" Panggil Barra mulai cemas, dia menepuk pipi Aneska pelan.

"Aneska?"

Barra dengan cepat menggendong perempuan itu masuk kedalam kamarnya. Wajahnya sangat pucat bahkan tubuh Aneska terlihat sangat kecil dan tidak terurus.

Setelah merebahkan Aneska diatas ranjang, laki-laki itu menghubungi seorang dokter untuk datang ke apartemennya.

Tak lama seorang dokter datang dan langsung segera memeriksa kondisi Aneska itu. Barra berdiri disana sedikit khawatir.

"Gimana dok?" Tanya Barra.

Dokter itu menghela nafasnya pelan. "Kondisinya baik-baik saja sih. Sepertinya istri anda mengalami vasvovagal syncope, sehingga pingsan secara mendadak seperti ini"

"Maksudnya dok?"

"Istri anda sepertinya sedang mengalami stress berat, selain itu kurangnya cairan pada tubuh juga bisa mengacu istri anda menjadi seperti ini. Imun turun, kondisi badan yang kurang sehat." Jelas dokter itu membuat Barra terdiam.

"Sebaikanya istri anda harus bedres hingga beberapa hari dulu ya, tidak boleh stress, kecapekan, atau bahkan melakukan hal berat lainnya yang mengganggu kesehatan janin juga." Tutur dokter itu.

"Saran saya lebih baik pak Barra menghibur dan merawat istrinya ya pak, agar tidak kebanyakan pikiran. Berbahagia lebih baik untuk ibu hamil karena Risiko keguguran pada istri anda sangat besar loh, apalagi dia hamil anak kembar"

Barra melihat Aneska dengan terdiam.

"Saya akan buatkan resep obat dan vitamin untuk istri anda." Ucap dokter itu dianggukan oleh Barra.

"Dan saya ingin meminta tolong kepada pak Barra untuk memberikan ini kepada istri anda." Ucap dokter itu memberikan kartu namanya.

"Buat apa?"

"Saya harus memeriksa lebih lanjut tentang kondisinya di rumah sakit. Jika dia sudah baikan tolong suruh dia temui saya" suruh dokter itu membuat Barra terdiam.

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now