Chapter 1

20.8K 641 7
                                    

"Tak bisakah kau berhenti bermain game terus, irene?" Seulgi berdecak kesal, sahabatnya ini lagi-lagi mengacuhkannya. Memang sudah biasa irene seperti ini, tapi ia sangat menyayangkan perubahan sikap sahabatnya itu.

"Kau akhir-akhir ini sering mengacuhkanku" ucapnya lagi. Ia membetulkan tempat duduknya dan mulai terdiam.

"Mianhae seulgi.." Ucap irene dalam hati. Ia juga tak mengerti mengapa dirinya selalu begini.

Irene menghela nafasnya kasar, dan langsung mematikan game di iphonenya yang sebenarnya belum tamat itu.

"Seulgi-ya.."

"Ne irene?"

"Apa menurutmu ia akan kembali lagi?"

Sejenak seulgi terdiam, ia tahu pasti siapa yang irene maksud. Tapi sepenting itukah luhan sampai membuatnya terus menunggunya dan tak berniat untuk membuka hatinya kembali? Ya, yang irene maksud adalah luhan, cinta pertamanya yang menghilang entah kemana meninggalkannya.

"Mungkin.." Hanya itu yang bisa seulgi ucapkan karena ia tak tahu pasti apa luhan akan kembali.

Keduanya pun hanya terdiam, sama-sama berfikir. Tak lama seseorang lelaki masuk dengan membawa setumpuk buku, ya songsaengnim mereka sudah datang. Irene dan seulgi pun langsung fokus kedepan dan memperhatikan yang sedang diterangkan songsaengnim itu walaupun hasilnya mereka tak akan bisa konsen untuk saat ini.

Jam-jam berlalu. Pelajaran demi pelajaran telah dilalui. Akhirnya bel yang ditunggu-tunggu para siswa pun berbunyi. Bel yang menandakan waktunya istirahat.

"Kajja kita makan" ajak seulgi pada irene yang sedari tadi hanya diam, saat belajar pun ia juga tak konsen.

Irene yang mendengarnya pun tersenyum lesu, dan langsung berdiri mengikuti langkah kaki sahabatnya.

Sekarang keduanya sudah berada dikantin, mereka memilih tempat duduk disebelah pohon yang lumayan rindang, sejuk sekali disini. Mereka memang tak salah mencari tempat.

"Kau disini saja, aku akan membelikan makanan untuk kita, jangan kemana-mana, bye!"

"Tapi aku.." Ah belum sempat ia berkata irene sudah pergi masuk untuk membeli makanan padahal ia ingin ikut membelinya. Yasudah mau tak mau ia harus menunggu.

Aku hanya diam disini, terkadang sembari memainkan tisu, berharap rasa bosannya akan hilang.

"Hei, sudah lama tak bertemu ne!" Seseorang menepuk pundakku dari belakang yang sontak membuatku kaget, aku reflek menengok kebelakang untuk melihat siapa orang yang berani mengganggu aktifitas tak pentingku.

"Kau?"
"Ah kemana saja kau dan kenapa baru muncul sekarang?" Ucapku lagi.

Seseorang dididepannya ini hanya terkekeh, ia menempatkan pantatnya dikursi sebelah seulgi.

"Mianhae, tugas sekolah yang menumpuk itu membuatku jadi jarang bertemu denganmu"

Seulgi yang mendengarnya hanya mengangguk mengerti. Lelaki disebelahnya ini lalu tersenyum, ah ia merindukan senyuman itu.

"Hei sudah lama menunggu, seulgi?"
Ucap irene yang tiba-tiba datang sembari membawa nampan berisi satu porsi burger dan spagetti. Ia menyerngit menyadari seulgi tak sendirian, siapa namja itu?

"Ah ani, irene, duduklah aku akan perkenalkan teman lamaku." Ucap seulgi sembari tersenyum lebar, "irene ini sehun, dan sehun ini irene" seulgi mencoba memperkenalkan satu-satu temannya itu.

"Irene imnida" ucapku dan langsung mengulurkan satu tanganku untuk berjabat.

"Sehun" ucap lelaki itu sambil membalas jabatan tanganku sekilas lalu melepasnya. Cih dingin sekali sikapnya.

Ah irene sebenarnya sudah tahu siapa sehun ini, tentu saja dia sunbaenya. Tapi yang ia belum tahu, sejak kapan sehun dan seulgi bisa menjadi teman? Selama ini ku tak pernah melihat mereka bersama.

"Jangan bersikap dingin padanya sehun, dia sahabatku juga." ucap seulgi halus.

"Ne" jawabnya datar

Aish kenapa seulgi bisa mempunyai teman sepertinya sih? Ya ku akui dia memang tampan, bahkan sangat. Eh? sepertinya aku sedang sakit!

Tak mau ambil pusing irene pun langsung melahap makanannya. Tak peduli dengan sehun yang tiba-tiba beranjak dari kursinya meninggalkan kami berdua. Sedang membeli makanan mungkin.

"Kau menemukan orang sedingin itu dimana sih? Sikapnya membuatku ingin menenggelamkannya di sungai amazon cih" Ketus irene mencoba menghilangkan keheningan.

"Aish habiskan dulu makanan di mulutmu baru bicara"

"Ah ne mian.." Ucapnya yang langsung menelan burgernya lalu mengelap sisa saus dimulutnya dengan tisu.

"Aku dan sehun memang sudah sahabatan semenjak aku kelas satu dan dia kelas dua sampai sekarang saat kita kelas dua dan dia kelas tiga, dulu aku masih pertama masuk sekolah ini dan dulu ia yang membantuku saat aku mencari kelasku, karena saat itu aku telat. Saat dijalan menuju kelas kita mengobrol banyak sampai akhirnya ia sering mengajakku kekantin bersama dan kita jadi dekat, tapi akhir-akhir ini sepertinya dia sedang sibuk dengan tugasnya." Irene yang mendengarnya hanya mengangguk, tak tahu harus menjawab apa.

"Dia dulu sangat ceria, tapi ia jadi mendadak dingin pada siapapun kecuali aku, ia begini karena seorang yeoja, sama seperti kau saat ini" lanjutnya.

Irene yang mendengarnya langsung tersedak, ia langsung saja meminum ice tea miliknya untuk menenangkannya. Ia menaikkan satu alisnya, tak mengerti dengan perkataan seulgi, mengapa ia bisa disamakan dengan namja dingin itu?

"Eh? Apa maksudmu?" Ucapku datar.

"Ah ani, lupakan saja.."

"Cepatlah habiskan makananmu, aku tidak mau terlambat saat pelajaran matematika, kau tahu kan mr. Jake itu terkenal galaknya?"

Seulgi yang mendengarnya hanya mengangguk dan langsung menghabiskan makanannya dengan cepat, ia juga tak ingin terlambat mengingat songsaenimnya itu punya seribu cara untuk menghukum muridnya yang tidak disiplin, dengan mengingatnya saja sudah mampu membuatku bergidik ngeri.

Saat sudah berada dikelas aku hanya menatap papan tulis dengan tatapan kosong. Tak mengerti dengan angka-angka yang tertulis disana. Ah persetan dengan matematika, jika saja aku menemukan siapa orang yang membuat rumus-rumus itu akan kumasukkan dia ke belerang gunung, tapi jika aku mampu sih. Ugh tak bisakah kita pulang saja? Aku ingin segera bermesraan dengan kasurku.

"Apa kau mengerti yang diterangkan mr. Jake, irene?" Tanya teman sebangkuku, siapa lagi kalau bukan seulgi. Seharusnya ia tak perlu bertanya pun sudah tau jawabannya.

"Aniya" jawabku singkat.

Kulihat ia hanya membuang nafasnya dengan kasar, ku tahu ia pasti juga tak mengerti. Ah kita senasib, seulgi.

"Andai saja songsaenimnya bukan mr. Jake, pasti aku sudah memainkan game ku daritadi" ucapku dengan malas. Pelajaran ini membuat moodnya hilang seketika.

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Where stories live. Discover now