Chapter 22

2.5K 160 2
                                    

Irene tetap memainkan game diversion yang ada di hp nya, ia mengacuhkan sehun yang sedari tadi duduk di hadapannya. Ya, kini mereka sedang berada di kantin, tadinya bersama seulgi, tapi yeoja itu menghilang saat sehun menyuruhnya membeli makanan. Btw, masalah taruhan tadi, irene tak jadi mentraktir sehun. Namja itu lah yang menolak saat aku ingin memberi uang pada seulgi untuk membayarnya. Ia bilang, seorang yeoja tak pantas mentraktir namja. Aish bahkan tadi dia yang menyuruhku untuk mentraktirnya. Mau dia apa sih?

Namja itu sedari tadi terus menatapku dengan kedua tangan di dagunya, untuk menopang wajahnya, aku hampir saja mendapatkan game overku kalau saja aku tidak berusaha tenang. Tatapan sehun benar-benar membuatku tak bisa berkonsentrasi. aku harus tetap menahan diriku untuk selalu tenang walaupun di dalam tubuhku jantungku tak bisa berdetak dengan normal. Aish namja pabbo! Apa yang kau lakukan padaku eoh?

"Apa kau tak ada game di hp mu sehun-na?" Aku mulai membuka suara, tapi mata dan otakku masih tetap berpacu pada game yang ku mainkan.

"Tentu ada, tapi aku lebih suka melihat mu seperti ini dibandingkan memainkan gameku"

Sejenak irene mendengus kesal. Kata-kata sehun barusan membuatku ingin memasukkan dirinya ke dalam hp ku dan memainkannya sebagai tokoh utama di game ku. Ah siapa pun tolong buat alat yang bisa melakukannya. Aku benar-benar ingin ia terjebak di hp ku sekarang.

Iphone ku hampir terjatuh saat seseorang mengagetkanku dengan menepuk pundakku pelan. Aku menghela nafas kasar setelah tahu bahwa yang melakukannya tadi adalah seulgi. Yeoja itu pun hanya memberiku cengiran khasnya. Oh tuhan, tak bisa kah aku memainkan game ku dengan tenang?

"Ah akhirnya makananku datang juga" sehun menyambut seulgi dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Aku pun hanya mendengus pelan melihatnya.

Seulgi langsung menaruh nampan yang berisi penuh makanan di atas meja dan menempatkan dirinya di sebelah irene. Sedangkan sehun mulai mengambil satu persatu makanan di nampan dan membaginya sesuai bagiannya. Ia tampak bersemangat hari ini.

"Irene-ya"
"Pulang sekolah nanti pulang bersama ku saja ne?" sehun menatap irene yang tengah menyantap burgernya. Ia menatap seakan akan irene ini adalah santapannya. Menggelikan memang.

Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut irene, ia masih sibuk mengunyah makanannya dengan tenang. Bahkan ia bersikap seolah tak ada yang berbicara padanya tadi, sungguh membuat sehun ingin menelannya hidup-hidup.

"Jawab aku irene-ya"

"Aku akan pulang bersama luhan nanti"

Sehun tampak memutar bola matanya. Ah ia kalah cepat lagi pada namja sialan itu!

"Dia itu siapanya kau sih? Kenapa kau lebih memilih pulang dengannya dibanding aku? Aku tau ia memakai mobil tapi kan akan lebih enak jika kau memakai motorku saja, kita bisa bermesraan nantinya"

Gzzz, ucapan sehun yang bertubi-tubi barusan membuatku ingin menjitaknya sekarang juga. Namja di depannya ini sangatlah berisik. Sekilas kulihat seulgi hanya menggelang-gelengkan kepalanya saat melihat sikap sehun tadi. Dan sehun bilang apa tadi? Kita akan bermesraan? Cih buang jauh-jauh pikiranmu itu sehun, aku tak akan sudi melakukannya.

---

Udara sore kali ini tampak berbeda menurutku, hari ini lebih sejuk dibanding sebelumnya. Hm atau hanya aku saja yang merasa begitu? Entahlah.
Kini aku sedang berada di taman bersama luhan. Ya, dia mengajakku kesini dulu sebelum dia mengantarkan ku pulang. Aku masih ingat saat dulu luhan menyatakan perasaannya padaku di danau yang berada di arah utara taman ini. Saat itu aku benar-benar tidak percaya bahwa luhan yang notabenenya adalah murid populer di sekolah ku juga mempunyai perasaan yang sama denganku. Tentu saja saat itu aku langsung menerimanya menjadi namjachiguku tanpa berfikir panjang, karna memang itu lah hal yang paling kuharapkan saat itu. Mengingat semua itu sontak membuatku terkekeh pelan.

"Kau mau es krim itu irene?" Seketika suara halus luhan menyadarkan lamunanku. Ia menunjuk sebuah kedai es krim yang berada tak jauh dari kami.

Aku tampak berfikir sejenak, "hm mau"

"Kajja kita beli" luhan langsung saja menggenggam tanganku dan membawaku ke arah kedai es krim itu. Ia tampak lebih bersemangat hari ini.

"Satu es krim coklat dan satu lagi es krim strawberry" ucap luhan pada seorang pekerja di kedai tersebut.

Eh? Bahkan luhan belum menanyakan aku ingin es krim rasa apa, biasanya kan seorang namja bertanya dulu jika ingin membelikan es krim kepada yeoja.

"Bahkan kau belum bertanya aku ingin es krim rasa apa"

"Kau lupa dulu kita sering kesini dan kau selalu merengek agar aku mau membelikanmu es krim strawberry?" Ucap luhan sembari terkekeh, "bahkan aku masih ingat bagaimana kau merengek"

Reflek irene menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ucapan luhan barusan itu memang benar, dulu saat mereka ke taman ini irene selalu merengek agar ia mau membeli kan es krim untuknya, dan ya ku lihat pekerja di depan ku ini mulai menahan tawanya setelah mendengar celotehan luhan. Aish luhan ini membuatku malu saja.

Tak lama kedua es krim itu sudah berada di tangan luhan. Namja itu lalu memberiku satu es krim berwarna pink, strawberry, rasa dan warna yang paling kusukai. Ah luhan ini tahu saja lidahku sudah lama tidak mengecap rasa es krim.

Setelah luhan selesai membayarnya ia langsung membawaku ke arah danau. Sekilas ingatan saat ia menembakku kembali terulang di fikiranku dan itu membuatku terkekeh pelan lagi. Luhan yang melihatku terkekeh tanpa sebab ini hanya menatapku bingung tapi tak berusaha untuk menggubrisnya.

"Kau masih sama seperti dulu," entah saat kapan tangan luhan sudah terjulur mengenai bibirku, ia mengusapnya pelan, berusaha untuk membersihkan noda es krim disana, "kau selalu berantakan saat memakan es krim kkk"

Sontak aku terdiam, tak tahu karena apa saat ini tubuhku menjadi kaku, seketika sulit untuk digerakkan. Sentuhan luhan benar-benar mengunciku.

"Jangan banyak bergetar irene, kau membuatku susah untuk mengelap noda es krim mu" mwo? Dia merasakan getaran hatiku juga? Ehem kurasa getaran hati itu sungguh kata-kata yang menggelikan. Tapi sungguh, aku seperti merasakan hatiku bergetar. Tapi kumohon jangan kira aku ini lebay atau apa!

Sejenak luhan tersenyum canggung, tangannya kini berpindah ke tengkuknya, menggaruknya pelan. Melihat ekspresi luhan barusan membuatku mengerjapkan mata yang sedari tadi belum berkedip. Lalu mulai mengganti sekilas arah pandangku ke arah lain.

"Irene-ya"
"Bagaimana kalau kita memulainya lagi?"

Irene menaikkan satu alisnya, luhan bilang apa tadi? Memulainnya lagi? Memulai apa? Hubungannya? Entah kenapa pertanyaan itu membuatnya sedikit pening.

"M-memulai apa luhannie?" Aku bertanya seolah-olah tak mengerti luhan berbicara ke arah mana.

"Sudah pasti hubungan kita, aku ingin bersamamu lagi.."

"Apa kau yakin?"

"Sangat yakin, kumohon kembalilah"

"B-baiklah luhannie.."

---

Keep vomment guys!♥️

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Kde žijí příběhy. Začni objevovat