Chapter 9

3.6K 227 6
                                    

Kini irene sedang berada dalam kelas. Bersama seulgi disampingnya dan teman-teman sekelasnya pastinya. Kelas menjadi sangat berisik sekarang karena sepertinya songsaengnim mereka akan datang terlambat. Ia hanya terdiam, masih memikirkan perkataan sehun yang kemarin. Ia berfikir ia tak mungkin menyukai sehun juga karena didalam hatinya masih ada nama luhan. Ia masih menunggunya. Walaupun itu akan sia-sia menurutnya.

"Sedang memikirkan apa hm?" Sontak irene langsung terbuyar dari lamunanya ketika suara halus seulgi terdengar.

"Ani, aku tak memikirkan apa-apa" ucap irene bohong lalu mulai menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Geotjimal, kau pasti sedang memikirkan sehun kan?" Seulgi menaikkan satu alisnya. Ah ia seperti tahu saja apa yang ada dalam otaknya.

Irene menelan ludah. Ia menjadi kaku sekarang. Dugaan seulgi sangat tepat. Ia berfikir seulgi mulai bisa membaca pikiran sekarang.

"Bagaimana kau tahu?" Irene menanya nya dengan gagap.

Seulgi tertawa saat melihat wajah irene sudah merah. Irene tampak gugup sekarang. Padahal ia hanya menebak tadi, tapi melihat reaksi irene yang berbeda, berarti tebakannya benar kan?

"Karna itu terlihat di jidatmu" seulgi menunjuk jidat irene, "di jidatmu saja ada tulisan 'sedang memikirkan sehun' hahaha"

"Yaa! Kau menyebalkan sekali eoh!" Sedetik kemudian jitakan dari tangan irene melayang di kepala seulgi. Membuat korban yang dijitak ini meringis kesakitan.

Sedetik kemudian seulgi menampakkan raut wajah seriusnya. Ia mendekatkan kembali wajahnya pada irene. Seperti ingin mengintrogasi. Membuat irene harus menelan ludah kembali.

"Jadi ada hubungan apa kau dengan sehun irene-ya?" Seulgi menaikkan satu alisnya. Ia benar-benar ingin tahu sekarang.

"Tak ada hubungan apa-apa" tukas  irene cepat. Jantungnya berdetak lebih cepat sekarang.

Seulgi menarik nafas dengan kasar. Ia tahu sahabatnya ini berbohong. Ia sudah lama bersahabat dengan irene jadi ia tahu bagaimana reaksi irene jika ia berbohong.

"Tak apa jika kau tak mau memberi tahu" seulgi menatap irene tajam, "tapi aku hanya ingin bilang, sehun itu anak yang baik dan jika ia menyukai seseorang pasti ia akan berjuang dan setia. Kumohon jangan kecewakan dia"

"Bukalah hatimu untuk sehun irene-ya, aku tak ingin kau bersedih karena terus menunggu luhan" ucapnya lagi.

---

Jam demi jam telah berlalu. Kini saatnya irene boleh pulang. Hari ini chanyeol oppa tak ada jadwal apapun jadi ia bisa pulang bersamanya lagi.

Ia langsung melangkahkan kakinya kekelas oppanya. Ah ia teringat pada sehun kembali. Sebentar lagi pasti ia akan melihat wajah sehun lagi, karena sehun dan chanyeol kan memang sekelas.

"Ah ia belum keluar rupanya" ucap irene saat melihat pintu kelas chanyeol masih tertutup. Baiklah ia akan menunggunya diluar kelas.

Irene sudah menunggu sejak enam menit yang lalu tapi mereka belum keluar juga. Lama-lama ia merasa bosan disini.

Krekk..

Irene menoleh pada pintu saat benda itu terbuka. Ia memutar bola matanya saat melihat sehun berada di ambang pintu. Ia bergidik geli saat melihat senyum sehun merekah lebar. Cih apa yang sedang dipikirkan namja itu sih.

"Menungguku hm?" Sehun memasukan tangannya ke saku.

"Eh? Kau lupa kalau aku harus pulang bersama oppaku?" Ia menatap sehun sinis.

"Untung aku tak membawa motor hari ini, kajja pulang bersama"

Irene mendengus kesal, namja didepan nya ini memang selalu membuatnya kesal. Aku tersenyum saat melihat chanyeol oppa yang baru saja keluar dari kelas, ia berada di belakang sehun sekarang.

"Kajja irene pulang" chanyeol langsung menggandeng tangan irene. Sehun yang melihatnya hanya menghela nafasnya kasar dan mulai berjalan dibelakang chanyeol dan irene.

Saat sudah sampai di halte bus  chanyeol dan irene langsung menempatkan dirinya pada bangku kosong disana. Chanyeol kaget saat melihat sehun dibelakangnya. Ah dia disini juga.

"Kau disini juga rupanya" Ucap chanyeol basa basi pada sehun.

Sehun memutar bola matanya jengah. Bagaimana bisa chanyeol baru menyadari kehadirannya padahal sedari tadi ia berjalan dibelakangnya, "aku berjalan dibelakangmu hyung sedari tadi"

Chanyeol yang mendengarnya hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Iyakah? Mian aku baru menyadari kehadiranmu"

"Oppa bis nya sudah datang, kajja naik" ucap irene yang sedari tadi berada di sampingnya. Ia menunjuk bus yang biasa mereka tumpangi berjalan ke arah sini.

"Ah ne irene"

Bus itu sudah berhenti tepat di depan bus station. Chanyeol, irene dan sehun pun langsung naik satu persatu. Didalam bus chanyeol duduk bersama irene sedangkan sehun duduk dibelakang chanyeol. Saat diperjalanan ketiganya hanya diam. Tak ada yang mau dibicarakan.

20 menit berlalu dan sekarang bus sudah berhenti tepat didepan rumah chanyeol dan irene. Keduanya pun turun dan meninggalkan sehun di bus.

Eomma irene sudah menunggunya didepan gerbang. Sekilas ia melihat mobil dirumahnya. Bukan seperti mobil milik keluarganya. Ah mungkin ada teman eommanya yang datang.

"Kemana saja anak eomma ini kenapa jam segini baru pulang eoh?" Ucap eomma. Irene langsung menatap jam tangannya, ia tak merasa pulang lebih lama. Bahkan mereka pulang tepat waktu.

"Memangnya ada apa eomma?" Tanyaku sembari melepaskan sepatuku dan menaruhnya di laci sepatu yang berada di sebelah pintu. Begitu pun dengan chanyeol.

"Kurasa kita tepat waktu eomma" timpal chanyeol.

"Ah yasudah yang penting kalian masuk dulu, ada tamu yang ingin bertemu dengan kalian termasuk kamu irene"

"aku?"
"Siapa yang ingin bertemuku eomma?" Aku menaikkan satu alis, aku sangat penasaran sekarang pada siapa yang ingin menemuiku. Apakah dia appa? Tapi bukannya appa selesai berlayar 2 bulan lagi? Lalu siapa?

"Nanti juga kau tahu"

Di ruang tamu irene melihat seorang namja yang duduk membelakanginya. Eh? Namja? Siapa dia? Seketika aku merasa pusing. Aku seperti kenal dia siapa. Irene berjalan perlahan menuju namja tersebut. Saat dirinya sudah berada di sampingnya namja itu menoleh dan tersenyum manis. Sontak irene membulatkan matanya, ia tak percaya ia akan disini lagi. Tubuh irene menggigil sekarang.

"Bogoshipeo irene-ya"

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang