Chapter 8

3.8K 263 1
                                    

"Yaa! Irene-ya tunggu!" Teriak sehun pada irene yang berada jauh didepannya. Kini sudah waktunya untuk pulang dan sehun ingin mengajak irene pulang bersama lagi.

Dari kejauhan irene yang merasa namanya terpanggil sontak langsung berhenti berjalan dan menengok ke arah suara tersebut. Ia memutar bola matanya malas saat tahu yang memanggilnya adalah sehun.

"Mwo?" Ucap irene sinis saat sehun sudah berada tepat didepannya. Sebenarnya irene sangat terburu-buru karena ia harus ke toko buku dulu untuk membeli buku fisika yang disarankan songsaengnimnya, dan untuk membeli novel juga pastinya. Ya, irene memang sangat suka membaca novel.

"Aku ingin mengajakmu pulang bersama lagi, mau ne irene?" Sehun mengeluarkan jurus puppy facesnya, berharap irene akan mengiyakan permintaannya.

"Besok saja ya, aku harus cepat-cepat ke toko buku, aku tak ingin nanti pulang kemalaman" ujar irene dan lamgsung berjalan lagi.

"Kajja ku antarkan kau ke toko buku" ucap sehun saat sudah menyamakan langkahnya dengan irene. Sedetik kemudian tangannya sudah berada di tangan irene. Menggenggamnya erat.

Irene bagaikan dihipnotis. Ia menurut saja pada ajakan sehun. Ia hanya diam saat sehun membawanya ke tempat motornya berada. Suasana menjadi canggung sekarang.

"Kajja naik" ucap sehun saat dirinya sudah berada di atas motor besarnya. Ia menyodorkan helm dan jaketnya lagi.

"Ne, gomawo sehun-na"

Sehun hanya tersenyum saat irene sudah menaiki motornya dan beranjak pergi dari sekolah untuk pergi ke toko buku.

Butuh waktu kurang lebih 25 menit untuk sampai ke toko buku yang dituju. Dan kini mereka sudah sampai di tempat yang mereka ingin kunjungi. Keduanya langsung segera turun dari motor dan berjalan ke arah pintu utama.

"Kau ikut masuk juga?" Ah irene merutuki dirinya sendiri ketika kata-kata bodohnya tadi terlontar begitu saja. Ia menatap sehun sekilas, sehun hanya terkekeh mendengar ucapan irene barusan.

"Tentu saja pabbo, karena aku bukan supirmu yang hanya harus menunggu sampai kau kembali" sehun membukakan pintunya, mempersilahkan supaya irene masuk.

Keduanya mulai menelusuri rak rak buku dari mulai sudut kanan toko. Sementara mata irene tetap terfokus menelusuri judulnya satu per satu.

"Jenius fisika dalam dua jam, jika tak ampuh bisa mengambil ganti rugi" sehun membaca salah satu judul buku yang terpampang disana. Pengunjung lain yang mendengarnya langsung menoleh pada sehun, "setahuku belajar tak ada yang secepat itu, ini namanya pembohongan publik"

"Yaa! Itu hanya kiasan pabbo!"

Sehun beralih ke majalah-majalah dewasa, entah apa yang mau diihatnya. Mungkin cover yeoja bertubuh seksi. Lumayan lah bisa untuk cuci mata. Sementara irene tetap mencari buku fisika dan novel yang dicarinya.

Dua jam berlalu, irene masih betah dengan aktifitas mondar-mandir di tempat yang sama, memilih novel yang bagus-bagus untuk menjadi bahan bacaannya dirumah. Dengan satu buku fisika dan dua buku novel ditangannya ia tetap menelusuri rak-rak untuk melihat kembali apa masih ada novel yang ingin ia beli.

Seketika mata irene melihat ke arah rak tertinggi. Ah gotcha! Novel karya penulis kim eun sook akhirnya ketemu juga. Yeoja itu menjijit dan sesekali melompat agar ia bisa mencapai novel tersebut.

Tiba-tiba sebuah tangan terjulur dari arah belakang, mengambil novel yang ingin diambil irene. Entah sejak kapan sehun berdiri dibelakangnya.

"Ambil ini" sehun memberi novel yang tadi diambilnya kepada irene, dan irene mengambilnya dari tangan sehun sembari tersenyum, sehun yang melihatnya pun ikut tersenyum juga.

"Udah selesai beli bukunya?" Sehun melihat novel yang berada di tangan irene, totalnya ada empat buku.

"Iya sudah sehun-na"

Mereka berdua berjalan kearah kasir, sehun berdiri tak jauh dari tempat pembayaran itu sembari memasukkan tangannya kedalam saku celananya sementara irene sudah menempatkan dirinya dibarisan antrian yang tidak cukup panjang.

Kini sehun dan irene sudah berada di basement toko buku yang berada di bawah bangunan ini. Sehun mulai memakai helmnya kembali, dan begitu juga dengan irene.

"Kita makan dulu ne irene aku sudah sangat lapar" rengek sehun. Sekarang memang sudah menjelang malam, tapi jika untuk masalah perut mereka tak bisa menundanya. Irene yang sudah lapar dari tadi pun hanya bisa mengangguk tanda setuju. Sedetik kemudian mereka sudah berada di hadapan motor sehun. Sehun langsung saja naik ke motornya sembari menjulurkan jaket dan helm nya pada irene. Irene langsung menerimanya dan menyusul sehun menaiki motornya. Saat irene sudah nyaman dengan tempat duduknya sehun langsung menyalakan mesin motornya dan perlahan pergi.

---

Irene sedikit kaget saat sudah keluar dari cafe, ternyata langit sudah sangat gelap sekarang. Bahkan ia lupa untuk mengabarkan eommanya. Irene langsung saja menghubungi eommanya untuk meminta maaf karena pulang lebih telat dari biasanya karena harus mampir ke toko buku dahulu. Irene juga bilang bahwa ia pulang dengan sehun. Tapi eomannya tak percaya, ia mengira anaknya berbohong. Alhasil sehun sendiri yang berbicara langsung pada eomma irene bahwa dia sendiri yang akan mengantar irene pulang.

Setelah sehun menutup panggilannya ia menyerahkan iphone tersebut pada pemiliknya. Keduanya sudah siap untuk pulang. Sehun langsung menaiki motor setelah itu irene juga mengikuti. Saat keduanya sudah nyaman dengan tempat duduknya masing-masing sehun langsung menjalankan motornya.

Didalam perjalanan hanya ada keheningan. Tak ada yang berani membuka pembicaraan. Sesekali sehun mengintip arah belakang melalui spion. Ya, ia melihat irene. Irene hanya diam karena ia tak tahu jika ada sepasang mata yang menatapnya sedari tadi dari balik spion. Sehun terkekeh saat melihat irene mulai kelihatan mengantuk dibelakang. Wajahnya tetap lucu dalam keadaan apapun.

Tak lama keduanya sudah berada di gerbang rumah irene. Sehun mempersilahkan irene untuk turun.

"Gomawo sehun-na"

"Ne, irene"

"Cepatlah pulang, tak baik jika kau pulang sendirian saat malam begini" sehun yang mendengarnya hanya tersenyum. Sehun berfikir itu adalah sebuah perhatian. Tapi memang benar kan?

"Ne, jaljayo irene-ya. Aku menyayangimu"

Mwo? Sehun mabuk malam ini? "Eh? Kau berkata apa barusan sehun-na?"

"Aku menyayangimu irene-na. Apa kau tak mendengarnya?"

Irene membulatkan matanya sempurna. Yang barusan itu namanya pengakuan kan? Irene hanya terdiam ia tak tahu harus menjawab apa.

"Masuklah irene, jangan pikirkan perkatanku yang tadi. Aku tak keberatan jika kau tak mau membalasnya" ucap sehun sembari memakaikan helmnya dikepalanya dan mulai menyalakan mesin motornya.

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang