Chapter 23

2.3K 204 4
                                    

Irene menghembuskan nafasnya kesal sedari tadi. Ia sangat bosan disini. Bahkan celotehan seulgi tak mampu membuat rasa bosannya hilang. Ia memilih untuk menenggelamkan kepalanya di antara buku fisika dengan kepalanya yang menghadap seulgi dan memejamkan matanya sejenak. Ia masih bisa mendengar seulgi sempat mendengus kesal disebelahnya. Untunglah songsaengnimnya -Mrs. Jane- datang terlambat karena adanya urusan di luar sekolah. Ia sangat bersyukur karena hari ini pelajaran fisikanya tak berjalan dengan lancar.

Kulihat seulgi mulai memasangkan earphonenya dan mulai mengutik iphone di tangannya. Aku yang melihatnya pun mengganti arah menjadi menghadap tembok. Oh tuhan, aku sangat bosan sekarang!

Tak lama pintu kelas seperti terketuk, ah rupanya Mrs. Jane baru datang, aku langsung saja menegakkan tubuhku dan merapikan seragamku. Songsaengnim ku itu membungkuk dan mengucapkan maafnya karena datang terlambat. Ah seharusnya aku yang berterima kasih karna dia terlambat, otakku jadi tak perlu repot-repot menghafal rumus-rumus fisika nya lagi tadi. Setidaknya aku bisa sedikit istirahat.

Seperti biasanya, kelas dimulai dengan doa bersama dan Mrs. Jane langsung mulai pelajarannya dengan menuliskan kata-kata dan angka yang sungguh membuat kepalaku pusing. Sekarang yang bisa aku lakukan hanya pura-pura menyimak seolah-olah aku mengerti dengan apa yang dia ucapkan dan tuliskan. Tapi alih-alih aku mengerti, aku malah menjadi tambah pusing dan ngantuk. Sedetik kemudian kepalaku sudah terjatuh diantara buku-buku fisika ku dengan mata terpejam. Irene sudah tak sanggup menahan rasa kantuknya lagi.

Entah sudah berapa lama irene tertidur saat pelajaran fisika berjalan. Tapi untungnya songsaengnimnya ini tak menyadarinya sama sekali. Entah karena teman sekelas irene yang duduk didepannya mempunyai badan yang cukup besar jadi bisa menutupi aktifitas tidur irene atau karena songsaengnimnya ini terlalu fokus dalam kegiatan mengajarnya sehingga tak melihat irene yang sedang tertidur. Tapi ia tak masalah dengan itu.

"Aish dasar bocah pemalas" decak seulgi. Ya tentu saja 'bocah pemalas' yang ia maksud adalah irene, siapa lagi?

---

"Kau benar-benar tak tahu irene dimana?" Nafas sehun terburu-buru. Sedari tadi ia mencari irene, karena tumben sekali yeoja itu tidak tampak dimana-mana. Ia sudah ke kelasnya tadi dan temannya bilang dia sudah berada di lantai dasar. Saat sehun ke kantin ia juga tak menemukan irene, tapi ia bertemu seulgi disana. Yeoja itu hanya duduk sendirian sembari menyesapi teh nya.

"Ne sehun, ia bilang ia ingin pergi sebentar tapi entahlah ia belum kembali juga daritadi"

"Apa yang terjadi padanya?"

"Tidak tahu," seulgi menaikkan pelan bahunya kemudian tersenyum bingung.

Sedetik kemudian sehun sudah meninggalkan seulgi di kantin dan melangkah ke suatu tempat.

Sehun memperlambat langkahnya saat melihat seseorang tengah duduk di bangku taman dengan memunggunginya. Ia seperti kenal betul itu punggung siapa.

"Irene-ya"

Yas, untunglah aku tak salah memanggil orang.

Sontak yeoja itu langsung berdiri dari duduknya dan membalikkan badannya ke arahku. Ekspresinya sangat aneh saat menatapku. Ia seperti melihat orang yang asing baginya. Entahlah.

Sehun perlahan mendekatinya, "kau kenapa kesini irene-ya?"

"Jangan mendekat sehun-na" yeoja itu tampak memundurkan langkahnya. Aku sungguh tak mengerti tatapan apa yang ia beri kepadaku. Ia tampak seperti ketakutan.

"Kau ini kenapa sih?" Alih-alih sehun diam, ia malah terus mendekat ke arah irene.

"Sehun-na!" Ucap irene dengan nada tinggi. Ia sedikit membentaknya. Sehun tersentak mendengarnya, ia langsung saja diam di tempat dan menatap irene nanar.

"Berhentilah menggangguku hun..." Ucap irene lagi, suaranya sedikit bergetar, "..kumohon jauhi lah aku"

"Wae? Aku tak bisa irene,"

"Kalau begitu, biarkan aku yang menjauhimu"

---

Benar apa katanya kemarin, yeoja itu benar-benar ingin menjauhiku. Saat aku berpapasan dengannya tadi pagi ia hanya membuang mukanya malas dan berjalan sangat cepat melewatiku. Dan saat aku ingin menemuinya untuk makan di kantin ia tak terlihat dikelasnya, seulgi pun tak tahu ia pergi kemana. Entah, aku tak tahu apa yang membuatnya seperti membenciku. Tapi sungguh, aku tak pernah merasa menyakitinya.

Sehun mengacak rambutnya kasar. Sesekali ia mengerang. Ia benar-benar penasaran dengan apa yang membuat irene ingin menjauhinya. Yeoja itu sangat mengusik pikirannya.

Namja ini menghabiskan waktu yang seharusnya ia pakai untuk belajar biologi di kelas dengan berdiam diri di atap sekolah. Ia ingat saat dulu ia pernah kesini dan secara tiba-tiba irene menghampirinya. Terbesit rasa ingin kejadian itu terulang kembali. Tapi sepertinya tak mungkin.

Menatap arlojinya sekilas. Masih ada waktu sekitar 30 menit lagi sebelum bel berbunyi dan pergantian pelajaran. Perlakuan irene sungguh membuatnya tidak mood untuk melakukan apapun.

Ini benar-benar tak boleh dibiarkan terjadi terlalu lama, ia harus berbica nanti pada irene. Ah mungkin saat pulang sekolah nanti.

Tak disadari sehun mengepalkan tangannya sembari menggertakan giginya. Berani-beraninya yeoja itu menjauhiku tanpa alasan!

Sial.

---

Tinggalkan jejak pls setelah selesai membaca:(

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang