Chapter 10

3.3K 217 4
                                    

"Lu.. Luhan?" Irene sekuat tenaga menyebut namanya. Ingatan 3 tahun yang lalu melintas di pikirannya kembali. Ia ingin menangis sekarang.

"Oppa kenapa baru kembali?" Irene tak bisa menahan air matanya lagi. Ia menangis sekarang. Tak peduli luhan akan berkata apa.

Luhan yang melihatnya langsung mendekati irene dan memeluknya erat. Berharap pelukan itu bisa membuatnya tenang, "mianhae irene, mianhae.."

Chanyeol yang baru masuk langsung tertegun dengan pemandangan didepannya. Ia mengenal luhan. Luhan adalah kekasih irene 3 tahun yang lalu. Saat itu irene pernah menangis sangat kencang di kamarnya sampai mengganggu aktifitas tidurnya. Chanyeol pun langsung kekamarnya dan bertanya ia kenapa, tapi irene hanya menyebut nama luhan. Setelah kejadian irene menangis itu chanyeol tak pernah melihat luhan bersama irene lagi atau disekolahnya. Luhan mendadak hilang. Tapi itu dulu, sekarang tampaknya luhan sudah kembali. Tak mau ambil pusing chanyeol langsung kekamarnya.

"Jangan pergi lagi ne?" Ucap irene terisak sambil terus mendekap tubuh  luhan.

"Akan kuusahakan" perkataan luhan membuat irene melepaskan pelukannya.

"Apa maksudmu? Kau akan meninggalkanku lagi eoh?" Isakan irene semakin menjadi-jadi sekarang.

"Aish jangan menangis seperti itu, kau membuatku khawatir" luhan mendekatkan tangannya ke wajah irene dan mulai mengusap air matanya.

"Menginaplah disini luhannie, untuk kali ini saja" irene melakukan puppy face andalannya. Ia ingin lebih lama bersama luhan.

"Aku tak bisa chagi" tolak luhan halus. Ia melihat raut wajah irene yang berubah. Yeoja itu menundukkan kepalanya sekarang. Luhan menjadi tak enak, "arraseo, aku akan disini sampai kau tidur, kau tak perlu takut, karna aku tak akan pergi lagi"

"Benar ne kau akan menemaniku disini?" Ucap irene girang. Ia tak menyangka penantian selama 3 tahun nya tak sia-sia.

"Ne chagiya"

Dan ya irene menghabiskan waktunya dirumah bersama dengan luhan. Ia sangat senang sekarang. Irene menyuruh luhan menunggunya di ruang tamu dulu karna ia ingin mandi dan sehabis itu keduanya akan makan malam bersama chanyeol dan eomma tentunya.

Setelah irene selesai mandi ia langsung bergegas ke ruang makan. Disana sudah ada luhan dan eommanya. Aish pasti oppanya masih mandi. Tak mau ambil pusing ia langsung menempatkan dirinya di bangku sebelah luhan dan berhadapan dengan eommanya. Mau tak mau mereka harus menunggu chanyeol dulu baru bisa memulai makan.

"Maafkan chanyeol ne luhan, karnanya acara makan kita jadi terhambat" ucap eomma pada luhan.

"Ah tidak apa apa eommanim" luhan tersenyum manis. Senyuman itu masih belum berubah, masih bisa membuat irene terpesona untuk yang kesekian kalinya.

Tak lama suara dentaman kaki dari tangga berbunyi. Ah pasti itu suara kaki chanyeol. Chanyeol langsung disambut hangat dengan eomma dan luhan. Tapi berbeda dengan irene, ia menatap chanyeol sinis, oppanya ini memang suka ngaret.

"Ubahlah kebiasaan ngaretmu oppa"

"Aish sudahlah irene, kajja chanyeol kau duduk samping eomma dan mari kita makan" ucap eomma dan hanya dibalas dengan anggukan chanyeol.

Saat chanyeol sudah duduk dibangkunya. Ia mulai memimpin doa sebelum mereka mulai makan. Dan dilanjutkan dengan acara makan bersama.

Setelah acara makan bersama itu selesai kini luhan menemani irene di kamarnya. Kamar irene tak asing lagi bagi luhan, karna dulu pun ia memang sudah sering bermain disini.

"Kenapa kau tak mau tidur irene-ya?"

"Aku takut luhannie, takut jika nanti aku bangun ini hanya mimpi, jadi walaupun ini mimpi aku tak akan mau mengakhirinya" ucap irene gelisah.

"Aish pabbo-ya! Ini bukan mimpi eoh" luhan langsung mencubit lengan irene cukup kuat, sontak irene meringis kesakitan, "buktinya kau kesakitan saat aku mencubitmu, cepatlah tidur irene ya, besok kan kau harus sekolah"

"Ne luhan, omong-omong kau sekolah dimana sekarang?" Tanya irene.

"Aku sekolah private sekarang"

"Wae?"

"Aku tak bisa memberitahu alasannya, mian"

Irene mendengus kesal, luhan sudah mulai menutup dirinya sekarang. "Baiklah aku tak memaksa"

"Luhan-na"
"Nyanyikan aku sebuah lagu ne agar aku bisa tidur nyenyak"

"Aish arraseo, tapi dimana gitar yang duhulu ku kasih? Kau masih menyimpannya kan?"

"Ne, gitar itu masih berada ditempat yang sama, kau masih ingat dimana kan?"

Luhan hanya mengangguk dan mulai beranjak dari kursinya menuju laci putih disebelah lemari irene, tempat gitar itu berada. Lalu mengambilnya dan kembali ke tempat duduknya.

"Kau mau ku nyanyikan lagu apa irene?"

"Lagu romantis luhannie!"

Luhan hanya mendengus dan mulai memetik senar gitarnya,

What would i do
without your smart mouth,
drawing me in and
u kicking me out,
You've got my hand spinning
no kidding, i can't pin you down

What's going on in that
beautiful mind
i'm on ur magical mistery ride
and i'm so dizzy
don't know what hit me but
i'll be alright

my head under water
but i'm breathing fine
ur crazy and i'm out of my mind

cause all of me
loves all of you
love ur curves and
all ur edges
all ur perfect imperfection

give ur all to me
i'll give my all to you
ur my end and my beginning
even when i lose i'm winning
cause i give you all of me
and you give me all of you
oh, oh..

Lagu milik john legend yang berjudul all of me itu melantun indah di mulut luhan. Luhan langsung berhenti bernyanyi saat melihat irene sudah terlelap dalam tidurnya. Seketika kepala luhan pusing. Ralat, sangat pusing. Ah pasti ia kambuh lagi. Sedetik kemudian darah sudah mengalir dari hidungnya.

"Jaljaya irene-ya, aku mencintaimu" luhan mengecup kening irene lembut. Dan langsung pergi sebelum irene bangun dan melihat darah dihidungnya. Ia langsung bergegas keluar dari kamar irene dan pamit pada eomma irene dengan hidung yang tertutup oleh sapu tangan tentunya. Ia tak ingin eommanya irene tahu. Ia beralasan sedang pilek jadi harus memakai sapu tangan.

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Where stories live. Discover now