Chapter 17

2.8K 166 2
                                    

"Wae menatapku seperti itu?" Ucap seulgi padaku. Kini kami sedang berada di kelas. Aku sengaja datang pagi agar bisa mengobrol banyak dengan seulgi dahulu sebelum pelajaran dimulai.

"Semalam kau berkencan dengan chanyeol oppa? Jinjja?" Alih-alih menjawab pertanyaan seulgi, aku malah memberinya pertanyaan lain.

Kulihat seulgi menarik nafasnya panjang, ia juga membenarkan posisi tempat duduknya lalu mulai menatapku dengan serius.

"Ne. wae irene-ya? Kau keberatan?"

"Ani, aku hanya bingung kenapa kau mau menyanggupi kencan dengan chanyeol oppa"

"Apa salahnya mencoba dengan seseorang yang baru, irene-ya? Aku juga akan serius padanya"

Irene menelan ludahnya. Entah mengapa saat seulgi mengatakan kata tadi terlintas bayangan sehun di otaknya. Jangan tanya kenapa bisa, karena aku pun juga tak tahu. Jangan juga mengira bahwa aku ingin mulai membuka hatiku untuknya. Itu juga bukan. Ah aku tak mengerti dengan diriku sendiri.

"Gwaencanha irene-ya?"

Irene tersentak saat seseorang membuyarkan lamunannya dengan memanggil namanya.

"Ne gwaencanha sehun-na"

"Eh? Sehun? Aku ini seulgi pabbo" ucap seulgi. Sedetik kemudian ia sudah memberiku seringai nakalnya. Aish bisa-bisanya aku salah menyebut nama orang seperti tadi. Tapi nama mereka cukup mirip bukan? Walaupun hanya karena huruf awalan mereka saja yang sama. "Kau memikirkan sehun eoh?"

"Ah ani, aku tak memikirkannya" ucapku sembari menjitak kepalaku sendiri, berfikir betapa bodohnya aku bisa melakukan hal memalukan seperti tadi.

"Geotjimal"

"Diam kau pabbo-ya! Aku tak memikirkannya"

"Kau ini sebenarnya menginginkan sehun atau luhan pabbo-ya? Pilih salah satu kau tak boleh rakus!"

Aku hanya terdiam. Benar-benar tak berniat menjawabnya.

---

Setelah melewati pelajaran membosankan dari Mrs. Rose akhirnya ia bisa istirahat juga. Ia teringat saat ia ketahuan tidur dikelas, itu membuatku harus mengerjakan tugas yang ia beri di papan tulis. Itu sangat memalukan saat jawaban yang kukerjakan salah. Aish rasanya aku ingin tenggelam di samudra antartik saja.

Seperti murid lainnya saat istirahat, aku juga pergi ke kantin, bersama sahabatku seulgi tentunya. Yeoja itu sudah memesan makanan sedari tadi tapi belum juga muncul sampai sekarang.

"Aku boleh duduk di sebelahmu irene-ya?"

Aku sedikit tersentak saat sehun tiba-tiba datang di hadapanku. Kenapa ia harus bertanya jika aku belum menyetujuinya pun namja itu sudah menempatkan dirinya di bangku sebelahku? Aish namja ini mau apa lagi sih.

"Aw aku baru tahu kalau kau sungguh mempesona irene-ya"

Aku memutar bola mataku sejenak, kata-kata sehun sungguh membuatku mual. Itu sangat geli jika dikatakan olehnya.

"Kau ini kenapa eoh?"

"Memangnya ada yang salah denganku, park irene?"

"YAA! Menyingkirlah dariku oh sehun, kau sungguh menjijikan"

Kulihat sehun hanya tertawa mendengar ucapanku. Ku harap ia tak sedang punya gangguan jiwa sekarang.

"Aku hanya bercanda kkk wajahmu lucu saat aku mencoba menggodamu, sepertinya aku harus sering-sering menggodamu irene-ya"

Blush. Aw poor my cheeks. Pipiku mulai memanas sekarang, dan kuyakin warnanya sudah semerah tomat, atau bahkan melebihi itu?

"Aish kau ini kenapa terus mengganggu ku eoh?"

"Karena aku menyukaimu irene-ya"

Irene menelan ludahnya. Lagi-lagi sehun mengatakannya. Namja ini memang benar-benar.

"Aku tak bisa sehun-na"

"Tak bisa apa? Tak bisa menolakku?"

"YAA! Kau ini menyebalkan sekali eoh!" Satu cubitan kembali mendarat di lengan sehun. Entah ini sudah yang ke berapa kalinya.

Entah sejak kapan sehun melakukannya, tiba-tiba wajahnya sudah berada di dekat wajah irene. Ia hanya menyisahkan jarak 2cm yang membatasi mereka. Keduanya saling menatap satu sama lain. Irene mencoba menormalkan detak jantungnya, tapi tak bisa. Jantungnya sudah terlanjur bergedup sangat kencang sekarang.

"Katakan saja kalau kau tak bisa menolakku, irene-ya" sehun mengatakannya dengan sangat pelan bahkan hampir berbisik dan juga sangat lembut. Irene merinding juga mendengarnya.

Irene hanya terdiam. Ia tak tahu harus berkata atau berbuat apa. Suara sexy sehun membuatnya tersihir.

Sehun menatap lekat wajah irene, kemudian tangannya mencoba meraih  lembut bibir irene, irene hanya pasrah, sentuhan sehun cukup membuat tubuhnya menjadi kaku.

"Sehun-na apa yang kau lakukan eoh!"

Reflek sehun menjauhkan kembali dirinya dari irene saat tiba-tiba seulgi datang di hadapan mereka dengan membawa satu nampan yang berisi dua porsi hamburger dan lengkap dengan minumannya, sudah pasti untuknya dan irene. Irene dan sehun sama-sama gugup sekarang.

"Apa yang ingin kau lakukan sehun-na?" Tanya seulgi sekali lagi, tapi kali ini dengan sedikit penekanan di setiap katanya. Ia masih bingung dengan pemandangan di depannya tadi. Aish mereka berani-beraninya melakukannya pada saat masih di kantin, untung saja mereka memilih tempat yang berada di pojok ruangan yang tak begitu ramai. Pasangan ini benar-benar.

"Ani, hanya mengecek apakah benar ada jerawat di wajah irene" sungguh jawaban yang tak masuk akal. Tapi sehun tampak tak aneh dengan jawabannya. Kemudian sehun sudah beranjak dari tempat duduknya, "aku pergi dulu ne"

Sedetik kemudian sehun sudah melangkahkan kakinya pergi menjauh dari seulgi dan irene. Melihat punggung sehun yang sudah menjauh, seulgi langsung saja menempatkan dirinya di bangku tempat sehun duduk tadi dan menatap irene dengan seserius mungkin. Irene yang ditatap hanya bisa menelan ludah.

"Kau ini ada hubungan apa eoh dengan sehun?" Tanya seulgi pelan dan halus tapi cukup membuat irene gemetar mendengarnya.

"Ani, tak ada hubungan apa apa" jawab irene sembari mengalihkan pandangannya dari seulgi. Entah mengapa ia tak mau menatapnya sekarang.

"Aku tahu kau mulai ada perasaan dengannya, irene-ya"

Mendengar ucapan seulgi barusan membuat irene menatapnya dengan lekat. Ia harap seulgi tak benar-benar mengatakannya tadi. Mana mungkin ia punya perasaan dengan sehun cih.

"Jangan bersikap sok tau pabbo-ya, aku tak menyukainya"

"Kalau kau tak menyukainya lalu mengapa kalian berciuman tadi?"

"YAA! Aku belum berciuman dengannya, yang tadi itu hampir!"

"Hampir? Jadi kalau seandainya aku  tak datang tadi kau dan dia sudah berciuman?"

"Eh? Bukan seperti itu juga pabbo-ya" ucap irene sembari menjitak pelan kepala seulgi, membuat yeoja disampingnya ini meringis kesakitan.

"Appo pabbo-ya" tangan seulgi kini mengarah ke kepala irene, ia menjitaknya juga.

"Aish jangan coba balas dendam padaku"

"Baiklah berhenti acara menjitaknya. ah sepertinya kita melewatkan makan makanan kita"

"Aish benar juga, kajja makan"

"Ppali habiskan makananmu, setelah ini kita ada pelajaran fisika"

Irene yang tadinya sedang meneguk jus alpukatnya pun sedikit tersentak saat seulgi bilang habis ini akan ada pelajaran fisika. Ia menarik nafasnya panjang. Tak bisakah kita lewatkan saja pelajaran fisika kali ini?

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt