Chapter 6

4.6K 266 6
                                    

"Sehun-na! mengapa kau melamun seperti itu eoh?" Teriakan irene sontak membuat sehun tersadar dari lamunannya. Ia langsung mengerjap kan matanya dan menatap yeoja disampingnya.

"Eh? Ani, aku tidak melamun, irene-ya" ucap sehun bohong. Sudah jelas ia melamun tadi. Mungkin kalau irene tak berteriak seperti tadi sehun bisa melamun hingga bel pulang sekolah berbunyi ckck, apa yang sedang dipikirkan namja itu sih? Batin irene.

"Pabbo-ya! Kalau bukan melamun apa namanya jika kau kupanggil sedari tadi tapi kau hanya menatap lurus ke depan tanpa menoleh sedikit pun padaku. Kau ini melamunkan apa eoh?" Ucap irene panjang lebar. Sehun menghembuskan nafas panjang. Yeoja disampingnya ini benar-benar berisik.

Sehun tampak tak meladeni ucapan irene. Sejenak ia melihat jam tangan miliknya. 15 menit lagi jam pelajaran akan berganti.

"Tidak melamunkan apa-apa" tukas sehun, berusaha untuk bersikap senormal mungkin. "15 menit lagi jam pelajaran akan berganti, cepatlah ke kelasmu irene jika kau tak ingin membuat marah songsaengnimmu berikutnya"

Irene hanya menatap sehun jengah. Ditariknya nafasnya dengan kasar, lalu memulai beranjak dari tempat duduknya dan langsung berjalan keluar atap sekolah,

"Irene-ya! Tunggu" sehun memberhentikan langkahku, kenapa dia?

"Wae sehun-na?"

"Hm.." Sehun tampak berfikir, ia ingin mengajak irene pulang bersama, tapi ia takut jika nantinya irene menolak. Ah ia menjadi salah tingkah sekarang. "Itu.. Nanti pulang sekolah kita pulang bareng ne?"

Irene yang mendengarnya langsung terkekeh, "boleh saja, tapi minta ijin dulu pada oppaku kalau kau ingin pulang bareng denganku" yang sedetik kemudian sudah pergi meninggalkan sehun.

Sehun pun yang mendengarnya hanya tersenyum. Meminta ijin dari chanyeol tak susah baginya. Baiklah sehun, kau bisa pulang bersamanya nanti sore. Ia langsung saja bergegas keluar dari atap sekolah dan melangkahkan kakinya ke kelasnya sebelum songsaengnim berikutnya datang.

Sehun dan irene di kelasnya masing-masing hanya menatap papan tulis dengan senyum mengembang di wajahnya. Ya mereka hanya menatap, bukan memahaminya, karena otak mereka sama-sama memikirkan satu hal: sehun memikirkan irene, dan irene memikirkan sehun. Jika irene memikirkan betapa lucunya wajah sehun saat mengajaknya pulang bersama, sedangkan sehun memikirkan apa yang harus ia lakukan saat pulang bersama nanti. Apa ia langsung mengantarkannya pulang atau makan dahulu? Tapi apa irene mau jika ia akan mengajaknya makan? Baiklah akan kucoba nanti.

Tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi, sehun langsung saja bergegas merapikan bukunya dan memasukkan ke dalam tas nya, ia seperti tampak tergesa-gesa. Setelah mejanya sudah rapi ia berjalan cepat ke arah kelas seseorang. Ya siapa lagi kalau bukan kelas irene.

Tepat saat sehun sudah berdiri didepan ruangan yang ia tuju pintu itu langsung terbuka. Seseorang dibalik pintu itu tampak kaget, ya dia irene. Ia menatap sehun seperti bertanya 'kau mencari siapa?'

"Baguslah jika aku belum terlambat, kajja pulang" ucap sehun dengan senyum manisnya dan langsung menarik irene untuk keluar dari kelas.

Irene seperti tersadar dengan sesuatu, "Eh? Tunggu, sehun! Kau sudah ijin dengan chanyeol oppa?" Tanyanya dengan tampang menyelidiknya dan kemudian mulai menyamakan langkah kakinya dengan sehun.

"Tentu saja sudah, bahkan ia berterima kasih padaku karena dia juga tak bisa mengantarkanmu, latihan basketnya membuatnya harus pulang lebih lama dari biasanya" ucap sehun panjang lebar. Irene yang mendengarnya hanya mengangguk mengerti. Tanpa sadar mereka sudah berada di depan motor sehun.

"Ini pakai dulu jaketku, dan ini helmnya" sehun menyodorkan jaket hitam kulitnya pada irene dan sebuah helm yang sudah dibawanya dari rumah.

"Kau membawa 2 helm sehun? Ah kau niat sekali kkk"

"Yaa! Cepatlah naik irene-ya"

Irene sudah duduk sempurna di atas motor sambil berpegangan pada tas punggung sehun yang membatasi keduanya. Berjaga-jaga jika tiba-tiba sehun nge-rem mendadak ia hanya akan membentur tas sehun, bukan punggungnya.

Kendaraan beroda dua itu mulai melaju dengan cepat meninggalkan kawasan sekolah. Cengkraman irene di bahu sehun semakin erat. Tiba-tiba sehun melakukan rem mendadak, membuat tubuh mungil irene terdorong kedepan dan membentur tas sehun. Irene merutuki dalam hati, aish namja pabbo ini berani sekali mengebut sedangkan aku ketakutan setengah mati disini!

Sehun segera malambatkan laju motornya saat sepasang bola mata coklat itu melirik ke arah spion dan melihat raut wajah irene pucat pasi diikuti cengkraman kuat yeoja itu di bahunya. Cengkraman itu mulai terlepas seiring normalnya laju kecepatan motor sehun. Sehun membuka kaca helmnya, "kita makan dulu ne? Aku sangat lapar"

"Eh?" Irene tersentak kaget, tersadar sesuatu, "terserahmu saja sehun-na"

Tak lama sehun memberhentikan motornya tepat didepan cafe sederhana di pinggir jalan raya, rumah irene tak jauh dari sini. Saat motor sudah terhenti sempurna, irene segera melompat turun dari motor besar sehun dan diikuti dengan sehun.

Keduanya langsung masuk ke dalam cafe tersebut dan mendudukkan dirinya pada tempat duduk di pojok kafe, dekat dengan pohon botani hijau yang cantik. Tak lama seorang waiters datang dengan secarik kertas dan sebuah pulpen di tangannya.

"Malam, ingin pesan apa?" Sembari menyodorkan sebuah buku menu pada sehun dan irene. Irene tampak bersemangat membuka buku itu dan memilih makanan yang ada, karena memang sedari tadi ia sudah menahan rasa lapar. "Spagetti bolognaise satu dan juice avocado satu, kau ingin apa sehun?"

"Sudah kelaparan eh? Kau sangat bersemangat saat memilih makanan" ucapnya sambil terkekeh, "samakan saja dengan pesanan yang tadi"

Irene hanya mengangguk lalu menutup buku menu dan memberinya pada waiters yang berdiri disampingnya. Saat sudah selesai dengan catatan pesanannya ia langsung mengambil buku menu tersebut, "arraseo, kulihat kalian pasangan yang serasi"

Blush. Pipi irene mendadak berganti warna menjadi merah. Aish sehun tak boleh melihat ini. Ia langsung menunduk untuk menyembunyikan pipi kepiting rebusnya.

"Aku sudah terlanjur melihatmu blushing, jadi untuk apa di tutup-tutupi lagi?" Ujar sehun sambil cekikan, sedetik kemudian ia mendekatkan wajahnya pada irene dan menopangkan dagunya pada satu tangannya agar ia bisa melihat irene lebih dekat lagi, "lagipula kau lucu jika seperti itu"

Blush blush blush. Pipi irene semakin memerah. Ah sehun selalu membuatnya malu saja!

"Berhentilah menatapku sehun-na!"

"Shirreo, rasanya aku ingin memakan mu saja irene"

"YAA!" Satu cubitan langsung melayang dilengan sehun yang masih terbungkus seragam. Namja itu mulai meringis kesakitan.

"Aish appo pabbo-ya. Ini sudah yang ke berapa eoh kau mencubitku?"

"Aku akan terus seperti itu jika kau terus bersikap menyebalkan padaku"

"Aish sekarang aku benar-benar ingin memakanmu"

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora