Chapter 20

2.7K 162 0
                                    

Sehun menatap sinis pada namja yang berdiri tak jauh dari dirinya. Namja itu sedang berdiri menyender pada mobil putihnya. Jika kalian ingin tahu dia siapa baiklah akan ku beritahu, ia adalah namja yang akhir-akhir ini selalu menjemput irene, dan hari ini ia melakukannya lagi. Aish sebenarnya dia siapanya irene sih? Setahu ku yeoja itu tak memiliki namjachingu. Dua hari yang lalu aku sudah menanyakannya pada seulgi siapa namja itu, tapi ia hanya membalas bahwa ia adalah mantan namjachingunya. Sehun sempat bernafas lega juga saat mendengarnya. Tapi ia kembali murung saat menyadari fakta bahwa mereka bisa saja kembali lagi bukan?

Menghela nafas panjang, aku langsung saja menghampiri namja sialan itu. Ya aku menganggapnya sialan karna dia selalu mencuri waktuku dengan irene. Dan aku tak akan membiarkan namja itu melakukannya lagi.

Ia tersenyum miring saat aku mulai mendekatinya. Entahlah aku tak tahu apa yang ada di pikirannya kenapa ia memberiku senyuman seperti itu.

"Kumohon menjauhlah dari irene" ucap sehun to the point. Kata-kata itu terlontar begitu saja. Ia sendiri juga tak mengerti mengapa ia mengatakannya.

"Hei, kau berbicara lancang sekali" luhan manjawabnya dengan tatapan tajam, luhan saja tak habis pikir dengan ucapan sehun barusan, apa hak dia menyuruhku untuk menjauhi irene?

"Lagipula kau siapanya irene? Supir barunya?" Sembari menyunggingkan senyum liciknya. Sehun berkata seperti mengejek. Membuat namja di hadapannya berdecak kesal.

"Kau belum mengenalku rupanya," sembari tersenyum miring.

"aku namja chingunya, puas kau sehun?" ucap luhan lagi. Ia menekannya nama sehun saat menyebutnya. Aku bergidik geli saat namja itu menyebut namaku. Omong-omong dia tahu darimana tentang namaku? Ah tidak penting juga.

Dan satu lagi, namja didepannya ini ternyata suka mengada-ngada. Setahu ku untuk saat ini irene tak mempunyai namja chingu. Seulgi bilang namja didepannya yang ku tahu bernama luhan ini adalah masa lalu nya irene, dan sekarang ia berkata bahwa ia namja chingunya. Cih dia pikir aku akan percaya dengan perkataannya? Terima kenyataan saja lah kalau kalian sudah berpisah, jerk.

"Itu tak penting untukku, karna ku tahu kau pasti berbohong," sehun memasukkan satu tangannya dalam saku, mencoba tenang menghadapi luhan. "Well, menjauhlah darinya karna dia lebih pantas untukku"

"Ah aku mengerti sekarang," luhan memberiku sebuah seringai lagi dan lagi-lagi aku tak mengerti apa maksud dibalik senyumnya itu, "kau takut kalau irene lebih memilihku kan?"

Mwo? Dia bilang apa tadi? Aku takut kalau irene lebih memilihnya? Cih dia percaya diri sekali! Darah sehun berdesir. Tahu-tahu kedua tangannya sudah mengepal dengan keras. Perkataan luhan barusan benar-benar seperti merendahkanku. Dan ia benci hal itu. Ah untung saja ia bisa mengendalikan emosi nya dengan baik. Kalau tidak, habis kau namja sialan.

Irene pov

"Ah rupanya hanya tersisa aku dikelas" gumam irene. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas, ruangan ini tampak sepi. Hanya ada dirinya dan Mrs. Jane, teman-teman yang lainnya sudah lebih dulu selesai dengan latihannya sehingga sudah diperbolehkan pulang sejak tadi. Tak lama yeoja itu langsung berdiri dari tempat duduknya setelah merasa sudah selesai dengan latihannya. Ia menyerahkan latihan tersebut kepada songsaengnimnya.

Setelah irene pamit pada Mrs. Jane ia pun langsung melangkahkan kakinya perlahan keluar kelas menuju tangga. Tangannya reflek tergerak untuk mengambil iphone di sakunya, ingin melihat apa ada pesan masuk dari oppanya.

Dan ya, benar saja, ada 3 panggilan masuk, dan 2 pesan dari chanyeol oppa. Kurang lebih irene sudah tahu apa yang tertulis di pesan tersebut.

From: chanyeol oppa

Kau masih didalam kelas, irene? Aku sudah menunggumu daritadi, ppali keluar, aku sudah ingin cepat-cepat makan.

Irene mendengus kesal membaca pesan dari oppanya. Tapi sedetik kemudian ia menyipitkan matanya saat membaca pesan satunya lagi yang tepat berada di bawah pesan yang barusan.

From: chanyeol oppa

Kau pulang bareng sehun saja ne? Tadi dia menawarkan dirinya untuk mengantarmu, jadi kau tak perlu khawatir karna pulang sendiri. Bersenang-senanglah pabbo-ya! Oppa pulang dulu!

Irene menyerngit saat membaca pesan lainnya dari oppanya. Entah mengapa pikiran nya tertuju pada peristiwa sehun yang hampir menciumnya. Ia tersenyum geli saat mengingatnya. Dari sekian banyak peristiwa yang kualami bersama sehun, kenapa harus itu yang kupikirkan sih?

Tak mau ambil pusing irene langsung saja menghentakan pikiran anehnya itu agar pergi jauh dari otaknya dan mulai mempercepat langkahnya.

Saat sudah sampai di lantai dasar, ia memperlambat langkahnya, pandangannya tertuju pada dua namja yang berdiri tak jauh dari dirinya. Ia tahu betul siapa mereka. Ya, siapa lagi kalau bukan sehun dan luhan. Ia menyerngit bingung, apa kedua namja itu sudah saling mengenal?

"Luhanie.." Aku memanggil dengan suara kecil saat diriku sudah berada di depan antara kedua namja tersebut. Luhan maupun sehun tersentak saat aku tiba-tiba datang, reflek keduanya langsung berbalik badan menghadap ke arah ku dan tersenyum kikuk.

"Kalian sudah saling mengenal?" Tanya irene sembari menatap luhan dan sehun satu per satu secara bergantian.

"Ani-ya" ucap sehun dan luhan bersamaan. Suara mereka sama-sama meninggi. Entah mengapa itu membuat irene terkekeh.

"Kajja pulang" ucap sehun dan luhan bersamaan lagi. Tapi kali ini sembari menggandeng tangan irene. Ya, sehun mengatakannya sembari meraih tangan irene sebelah kanan, dan sebalikanya, luhan mengatakannya sembari meraih tangan irene sebelah kiri. Alhasil kedua tangan irene sudah digenggam erat oleh kedua namja menyebalkan di kanan dan kirinya.

"Pulang bersama ku saja ne?" Sehun kembali menarik tangan irene ke arah kanan, ia ingin membawanya ke tempat motornya.

Tapi irene kembali tertarik ke arah kiri saat luhan menarik tangannya sembari berkata, "kau tak boleh kepanasan jadi kajja pulang bersamaku saja, karna aku membawa mobil"

"Ah tapi udara sore sangat sejuk, kau harus naik motor saja agar bisa merasakannya"

"Motor itu tak menjamin keselamatanmu irene-ya, sudahlah bersamaku saja"

"Aish kau pikir kecelakan itu hanya terjadi pada motor saja?"

Sehun dan luhan terus menarik tangan irene dengan berlawanan arah sembari terus mengeluarkan kata-kata yang mendukung agar irene memihak padanya. kurang lebih irene sudah seperti tali tambang sekarang. Mereka benar-benar kekanak-kanakan!

Mau tak mau tubuh irene selalu bergerak ke arah ke kanan dan ke kiri secara bergantian, dan itu membuat kepalanya pusing. Aish tanganku bisa patah jika terus ditarik-tarik seperti ini, batin irene.

"YAA! Berhenti kau xi luhan dan oh sehun! Kalian ingin melihat tanganku diperban eoh?" Irene menghempaskan tangannya dari tangan sehun dan luhan, ia langsung saja mengusap kedua tangannya yang tadi digenggam erat oleh namja menyebalkan ini, tarikan mereka sukses membuat goresan-goresan merah di tangan irene.

Irene merasa tak tahan lagi berada di antara namja gila itu. Ia langsung saja berjalan keluar dari sekolah dan meninggalkan sehun serta luhan yang masih mematung di tempat.

Irene pov end.

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Where stories live. Discover now