Chapter 24

2.1K 152 3
                                    

Sehun menatap arlojinya cemas. Bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu tapi songsaengnim didepannya ini belum juga berhenti mencelotehkan pelajaran yang ia ajarkan. Kurasa gendang telinganya sedang bermasalah. Atau ia sengaja ingin melihat muridnya mati bosan disini? Ah aku bisa gagal bertemu dengan irene jika begini caranya.

Tsk. Kulihat teman sebangkuku, kim taehyung, masih sibuk mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Mr. Jack, sesekali tangannya bergerak untuk menulis kata yang baginya penting di buku catatannya. Bagaimana bisa ia bersikap biasa saja setelah namja didepan kelas itu mengambil jatah pulangnya selama 10 menit? Bahkan ia tak kelihatan seperti tak suka sedari tadi. Berbeda dengan murid lainnya yang mulai menatap Mr. Jack tak suka. Ah iya aku lupa, ia ini kan anak nerd yang selalu ingin belajar.

Mr. Jack ini adalah termasuk songsaengnim yang galak. Ia sangat tak bisa dibantah. Mungkin itu yang membuat kita semua -teman sekelasku- masih berada di sini.

Oh tuhan, aku sangat membenci namja yang tengah berdiri sembari berceloteh ria di depan kelas ini! Bahkan ia tak perduli dengan murid-murid yang mulai memperlihatkan ekspresi tak sukanya. Sebenarnya apa sih yang membuatnya masih ingin menahan kita?

Aku lihat seseorang mulai melayangkan tangannya ke udara, seketika seluruh murid menatap ke arahnya, begitu pun dengan Mr. Jack.

"Ya ada apa kim junmyeon?" Mr. Jack mengatakannya dengan setenang mungkin.

"Bel sudah berbunyi sejak tadi, tapi apa kita masih harus terduduk disini?" Ucap temanku kim junmyeon itu, aku menghela nafas lega, akhirnya ada yang berani mengatakannya juga.

Mr. Jack seperti berfikir, kemudian mulai melihat arloji di tangan kanannya, "ah ne kau betul, kenapa tidak kalian bilang daritadi? Sungguh saya tak mendengar bel berbunyi"

Sehun menghembuskan nafasnya kasar. Bagaimana bisa songsaengnim nya ini tak mendengar bel yang cukup nyaring tadi? Aku benar-benar curiga ia mempunyai masalah pada telinganya. Yang benar saja.

Setelah songsaengnimnya mempersilahkan muridnya untuk pulang sehun pun langsung melangkahkan kakinya ke arah kelas irene, ia sangat berharap yeoja itu belum pulang.

Sehun memukul keras pintu kelas irene saat tahu seluruh murid di kelasnya sudah keluar. Ruangan sudah sangat sepi, tak ada seorang pun disana.

Mendekat ke arah balkon depan kelas, ia mengerang sesaat saat melihat irene sudah dibawah bersama luhan. Mereka masuk ke dalam mobil dan tak lama mobil itu berjalan keluar dari sekolah. Mr. Jack sialan, dia membuatku tak bisa menemui irene.

Irene pov

Luhan tetap menjemputku seperti biasa. Aku dan namja itu kembali terdiam saat sudah berada di dalam mobil. Entah mengapa aku kembali mengingat sehun. Sebenarnya aku tak ingin menjauhinya, hanya saja luhan bilang ia membencinya dan juga ia menyuruhku untuk menjauhi sehun. Awalnya aku menolak, tapi ia tetap terus menyuruhku, akhirnya aku luluh juga. Jadi aku dengan berat hati harus menjauhi sehun, demi luhan.

Sebersit rasa bersalah merasuki diri irene. Fikirannya tidak tenang sedari tadi. Ia terus memikirkan sehun. Apa ia akan baik-baik saja jika aku jauhi? Ah memangnya aku siapanya sampai berpengaruh seperti itu? Jangan terlalu percaya diri kau park irene!

Lamunan irene buyar saat ia menyadari luhan tak membawanya ke rumahnya. Ia berbelok saat dipertigaan. Ia ingin membawaku kemana?

Menyerngit, "kau akan membawaku kemana oppa?"

Luhan menoleh sejenak lalu tersenyum kecil, "lihat saja nanti"

Aku hanya menghela nafasku pelan, sudah pasrah sekarang. Selama ia tak menyakitiku aku ikut saja.

Tak lama luhan menepikan mobilnya di basement transmart. Eh? Dia minta aku untuk belanja disini? Atau apa? Jika hanya ingin makan kenapa harus repot-repot ke mall?

Aku tersentak sesaat saat luhan membukakan pintu mobil untukku. Bahkan aku tak ingat kapan ia sudah berada di luar mobil. Aku langsung saja turun dari mobil sembari memberikan senyuman manisku padanya. Namja itu membalas senyumanku.

Kita berdua masuk beriringan ke dalam transmart. Mataku sibuk menerawang setiap sudut yang ada di tempat ini, sampai luhan menggenggam tanganku, sontak aku menoleh padanya, ia hanya menatap lurus ke depan, sembari tersenyum malu.

Aku merasakan kehangatan yang dulu pernah aku rasakan saat bersamanya kembali. Tapi ini tak sehangat saat bersama sehun. Entahlah. Eh? Irene seperti tersadar sesuatu, aku ini sedang jalan dengan luhan irene pabbo, jadi lupakan namja itu!

Irene mengerjapkan matanya berharap pikirannya tentang sehun hilang. Ia harus mulai terbiasa lagi dengan luhan. Karena memang namja ini lah yang dia butuhkan, bukan sehun. Berfikirlah dengan normal irene.

"Irene-ya" aku tersadar saat namja itu memanggil namaku, sontak aku kembali menoleh padanya.

"N-ne luhannie?"

"Kau ingin makan dulu atau langsung bermain saja?"

"N-ne?" Kataku sembari menyerngit, ia bilang apa tadi bermain? Memangnya mereka akan bermain apa?

Kulihat luhan hanya terkekeh, aku menaikkan alisku tak mengerti. Memangnya aku salah bicara?

"Memangnya kau belum tahu kalau disini ada arena bermain?"

"Tidak tahu," ucapku sepolos mungkin. Aku memang belum pernah kesini. Kalaupun aku belanja, aku akan pergi ke mall yang berada di sebrang mall ini, bukan disini. Jadi pantas saja kalau aku tidak tahu.

"Aku saja yang baru pulang dari amerika sudah tahu tempat ini" luhan tersenyum lebar. Sedangkan irene mengerutkan dahinya. Ia seperti tersadar sesuatu.

"Jadi kau menghilang saat itu karena ke amerika oppa?" Irene menanyakan nya dengan hati-hati. Bahkan sebutan oppa yang dulu ia sering sebut untuk luhan terdengar canggung.

Luhan seperti berfikir, "ah lebih baik kita cepat ke arena bermain saja sebelum antrian di roller coasternya semakin penuh"

Irene menyerngit, ia merasa luhan sedang menyembunyikan sesuatu yang sudah pastinya ia tak tahu. Ada apa dengannya? Kenapa ia terlihat begitu tertutup sekarang?

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]On viuen les histories. Descobreix ara