Chapter 4

5.1K 323 1
                                    

"Aish lama sekali namja itu keluar" gerutu irene. Saat ini dirinya sedang berada di depan kelas tingkat 3, ya ini kelasnya chanyeol oppa dan si namja sok cool itu, ya si namja yang bersamaku di bus kemarin. Aku menunggunya disini untuk pulang bersama, tapi sudah 15 menit lamanya mereka tak keluar juga sejak bel pulang sekolah berbunyi.

Tak lama pintu kelas terbuka, murid-murid mulai berhamburan keluar kelas. Aku mencari sosok namja tinggi itu tapi ia belum keluar juga, yang aku lihat hanya wajah sehun yang berada di ambang pintu, kulihat ia sedang tersenyum miring. Ah senyum itu manis juga jika dilihat-lihat dan aww tampak menggoda. Eh? Aku pun langsung menggeleng-gelengkan kepalaku berharap supaya pikiran bodoh itu keluar dari otakku.

"Sudah lama menungguku, irene?"

Sontak aku membulatkan mataku, aish namja didepanku ini benar-benar terlalu percaya diri. "Cih percaya diri sekali kau, aku disini untuk mencari chanyeol oppa!"

Sejenak sehun membuang nafas kasar, "dia masih ada didalam, masih merapikan buku-bukunya, tunggu saja"

"Ah pasti sangat menyebalkan sekelas dengan chanyeol oppa, dia kan sangat cerewet"

"Tapi kau lebih cerewet, irene-ya!" Ucap sehun sambil terkekeh, sedetik kemudian cubitan itu kembali melayang di lengannya, ya siapa lagi kalau bukan irene yang melakukannya.

"Aish appo pabbo-ya! Kau ini suka sekali mencubit orang ne" ucapku lagi sambil terus mengusap-usap lengan yang tadi dicubit irene.

"Kalau kau tak menyebalkan juga aku tak akan mencubitmu"

"Tapi tetap saja aku senang jika yang mencubit itu kau" Perkataan sehun sukses membuat cubitan itu melayang dilengannya lagi untuk yang kedua kalinya di hari ini. Aish sakit sih sebenarnya, tapi aku tak boleh terlihat kesakitan lagi.

"Masih mau lagi, sehun-na?" Ucap irene dengan wajah seringai nakalnya yang dibuat-buat.

"Wah sudah akrab saja kalian, kajja pulang" ah akhirnya chanyeol keluar juga, iya barusan itu suara chanyeol.

"Kajja pulang" ucap sehun dengan irene bersamaan. Sedetik kemudian keduanya sudah bertatapan tajam dan membuat chanyeol terkekeh geli.

"Ah kalian ini lucu sekali" ucap chanyeol lalu mulai tertawa lepas.

Sehun dan irene hanya mendengus kesal melihatnya. Ketiganya lalu tetap melanjutkan langkahnya menuju rumah chanyeol dan irene, seperti biasa mereka harus ke halte bus dulu.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit akhirnya kami sampai juga dirumahku. Ah eomma tak ada dirumah, kuncinya saja dititipkan ditetangga sebelah. Mungkin eomma pergi kerumah chingunya. Aku langsung saja melepas sepatu dan menaruhnya ditempatnya.

"Aku kekamar duluan ne oppa" sahutku pada chanyeol, ia hanya mengangguk kecil, aku yang melihatnya pun langsung tersenyum lalu mulai melangkah kearah kamarku, tapi baru beberapa langkah oppa sudah memberhentikanku.

"Irene-ya tunggu!" Panggilan itu membuatku sontak menengok kearah belakang, kearah chanyeol.

"Wae oppa memanggilku?"

"Bikinkan oppa ramen ne? Oppa sangat lapar" ucapnya dengan diberi sedikit aegyo. Ah menyebalkan sekali punya oppa sepertinya.

"Buat saja sendiri lah oppa, irene lelah"

"Aish jebal sekali ini saja, oppa ingin makan ramen buatanmu"

"Aigoo.. Arraseo oppa, tunggu lah dikamarmu aku akan mengantarkannya"

Tiba-tiba dari kejauhan sehun batuk tapi kurasa itu batuk yang disengaja, ah chanyeol baru ingat dirumah ini ada sehun juga, mungkin ia kode ingin ramen juga, ah sehun ini malu-malu sekali.

"Jangan lupa buatkan untuk sehun juga ne, irene" Irene yang mendengarnya hanya berdecak kesal, aish merepotkan sekali dua namja ini. Rasanya aku ingin meracuni mereka saja dengan obat nyamuk di ramennya. Jika bukan karna aku kasihan, aku tak akan segan melakukannya.

"Kajja sehun kita kekamarku" ajak chanyeol pada sehun yang dijawab dengan anggukan kecil. Irene yang melihat punggung keduanya sudah menjauh langsung melangkahkan kakinya ke dapur untuk membuatkan ramen untuk mereka. Baiklah kali ini aku menurut saja.

Irene tampak serius membuatnya, setelah ramennya sudah matang lalu ia menempatkannya pada mangkok lalu menaruhnya di nampan. Ah akhirnya jadi juga dua ramen untuk dua namja menyusahkan itu. Ia langsung saja membawa nampan itu dengan kedua tangannya ke arah kamar chanyeol.

Setelah sampai di depan kamar chanyeol, ia baru sadar ia tak bisa mengetok pintunya karna dua tangannya sedang memegang nampan, jika satu tangannya saja terlepas maka ramen itu akan jatuh, jadi ia hanya bisa teriak agar orang didalamnya bisa membukakan pintu untuknya.

"Chanyeol oppa bukakan pintu, irene tak bisa membukanya!"

"Cepatlah oppa irene lelah" ucapku lagi, aish lama sekali mereka. Tak lama pintunya pun terbuka, keluarlah sehun dari dalam kamar dengan senyuman yang mengembang dibibirnya.

"Berhentilah tersenyum sehun-na! Ppali bantu aku bawakan nampan ini"

Sehun yang mendengar teriakan yeoja didepannya ini langsung tersentak dan mengambil dua nampan ditangannya lalu membawanya masuk kekamar. Terlihat didalam ada chanyeol yang sedang serius berkutat dengan bukunya. Aish kamarnya berantakan sekali. Suatu saat akan kuajari dia bagaimana caranya disiplin merapikan kamar.

Sehun sudah duduk kembali di lantai tempatnya dan chanyeol mengerjakan tugas, lalu mulai menaruh nampannya di lantai sebelah ia duduk. Irene yang menyadari sudah tak ada urusan lagi dengan dua namja itu langsung berjalan keluar kamar chanyeol menuju kamarnya yang memang tepat di sebelah kamar oppanya, dan langsung menidurkan dirinya di kasur setelah berganti pakaian dahulu.

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Where stories live. Discover now