Chapter 13

3K 179 3
                                    

"Oppamu bilang kau pergi dengan luhan kemarin, apa itu benar irene-ya? kalian pergi kemana? Apa yang kau lakukan eoh? Kau tak apa-apa kan?" Tanya seulgi dengan bertubi-tubi. Irene hanya mendengus kesal mendengarnya.

Kini irene dan seulgi sedang berada di taman sekolah. Mereka tak menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin dan lebih memilih untuk berduduk ria di taman. Entahlah mereka juga tak tahu kenapa tiba-tiba kehilangan selera makannya.

Irene berdecak kesal saat seulgi melontarkan pertanyaan padanya  dengan bertubi-tubi. Ah ini semua karena chanyeol oppa. Aku heran padanya. Jika ia ingin mendekati seulgi kenapa harus membawa dirinya? Aish oppanya ini memang memalukan dalam hal mendekati yeoja, begitu saja ia tak tahu caranya, lain kali belajar lah pada dongsaengmu ini oppa.

"Ne" hanya itu yang keluar dari mulut irene.

"Aish jawab pertanyaanku yang lain irene pabbo"

"Bukankah kau sudah mengetahui semuanya dari chanyeol oppa?"

"Ani, aku hanya mengetahui kalau kau berangkat bersama luhan dari jam 10 pagi dan pulang sampai jam 8 malam, apa yang kalian lakukan?"

"YAA! Kau berfikir yang macam-macam lagi padaku eoh?"

"Ani, aku kan hanya bertanya" seulgi menopangkan dagu nya pada satu tangannya, dan mulai menatap irene dengan lekat, "berceritalah padaku irene-ya"

"Aish arraseo, aku akan menceritakannya. Aku dan luhan kemarin hanya ke rumah halmoninya, kita hanya bermain disana, dan aku memakan masakan halmoninya luhan" irene seperti berfikir kembali, "hm sudah itu saja, puas kau seulgi-ya?"

"Lalu kenapa kau baru pulang jam 8 malam? Kau melakukan apa lagi?" Selidik seulgi dengan tampang yang tak bisa ditebak.

"Tiba-tiba luhan sakit kemarin jadi aku harus menunggunya sampai ia merasa baikan baru bisa pulang"

"Oh seperti itu" seulgi mengangguk mengerti.

"Kasihan sehun, ia jadi tak punya kesempatan untuk bersamamu" ucap seulgi lagi. Raut wajahnya menjadi sedih sekarang.

Eh? Irene memutar bola matanya saat seulgi menyebut nama sehun. Yeoja ini benar-benar.

"Apa hubungannya dengan sehun eoh?"

Seulgi menjitak kepala irene pelan namun tetap membuat irene meringis kesakitan, "dia itu menyukaimu pabbo, kenapa kau tak sadar juga eoh?"

"Aku mengetahuinya, bahkan ia sudah mengatakannya padaku" memori saat sehun menyatakan cintanya berputar  begitu saja diotak irene. Ia ingat saat sehun dengan percaya dirinya mengungkapkan jika ia menyayangi irene. Tak tahu mengapa sehun membuatnya nyaman akhir-akhir ini. Tapi ia sangat malu untuk mengakuinya.

"Seulgi-ya.."
"Aku merasa berbeda saat bertemu luhan kemarin"

"Berbeda bagaimana irene?" Seulgi menaikkan satu alisnya. Ia tak mengerti dengan perkataan irene barusan.

"Entahlah. Aku merasa seperti asing dengan perasaanku. Aku merasa perasaanku tak sekuat dulu. Ah ini sangat sulit untuk dijelaskan seulgi-ya"

---

Sehun berkali-kali melihat dirinya dari pantulan kaca spion motornya dan sesekali melirik arloji putih di tangan kanannya. Namja itu sudah menunggu kurang lebih 10 menit disini tapi seseorang yang ditunggunya belum juga datang.

Sehun berada di samping pagar sekolah dengan motornya yang ia tumpangi. Tempat ini tampak sepi sekarang, karena sebenarnya memang sekolah sudah dijadwalkan pulang sedari tadi, kecuali satu kelas.

Namja itu menatap nanar pada kelas yang berada di tingkat dua gedung sekolahnya. Kelas itu masih memancarkan sinar lampunya yang menandakakan masih ada orang disana.

Tiba-tiba sebuah mobil putih berjalan masuk ke dalam sekolahnya. Sejenak ia melihat mobil itu. Ah mungkin itu  mobil salah satu murid yang masih berada di kelas itu, batin sehun.

Sehun tersentak saat beberapa murid mulai berhamburan keluar dari gedung sekolahnya. Ah Akhirnya yeoja itu keluar juga.

"Irene-ya" sehun mengayunkan tangannya ke udara pada yeoja yang berdiri lumayan jauh dari tempatnya. Dan kini yeoja itu mulai berjalan ke arahnya.

Ralat, ternyata ia bukan berjalan ke arahku. Yeoja itu membelokan arahnya. Ia berhenti tepat di sebelah mobil putih yang berada tak jauh dari tempatku. Sehun menaikan satu alisnya.

Tak lama seseorang yang berada dalam mobil itu keluar dan membukakan pintu penumpang depannya untuk irene. Sehun hanya mengepalkan tangannya. Entah mengapa dadanya terasa sakit sekarang. Ia mulai menyalakan mesin motornya dan menancapkan gas dengan cepat berjalan keluar dari gedung sekolahnya.

Irene pov

Ah hari ini kelasku mendapat tugas tambahan dari Mr. Jake karna aku dan temanku tak ada yang bisa melampaui nilai standar saat menjalani test bab 5 minggu lalu. Untung saja kali ini kita boleh membuka buku. Aku menghela nafasku kasar, karena aku akan pulang telat hari ini.

Dengan sekuat tenaga aku mengerjakan 25 soal yang diberikan oleh songsaengnim ku itu. Aish rasanya aku ingin membotakkan rambut mulusnya saja. Aku melihat satu persatu-satu halaman di buku cetakku. Masih ada satu soal lagi yang belum terjawab.

Ah gotcha! Aku mendapatkan jawaban nomor terakhir yang artinya aku sudah bisa pulang sekarang. Aku langsung menyalin jawaban yang ku temui dari buku cetakku ke kertas remedialku dan menyerahkan pada Mr. Jake. Ku lihat beberapa temanku juga sudah selesai dengan pekerjaan mereka. Tak mau berlama-lama disini aku langsung mengemas buku ku dan memasukkannya ke dalam tas.

Aku melangkahkan kakiku keluar kelas tanpa pamit pada songsaengnimku. Terserah kalian ingin mengatakan aku ini tak sopan atau apa, tapi karena dia lah aku harus menunda kepulanganku. Aish menyebalkan sekali.

Saat sudah berada di lapangan aku melihat sehun yang sedang memberi kode bahwa ia disana dengan mengayunkan tangannya ke atas. Tapi tunggu, aku juga melihat mobil putih yang aku tumpangi kemarin. Ya, itu mobil luhan. Aish chanyeol oppa kemana sih? Kenapa bukan ia saja yang menjemputku? Ah sebenarnya aku sedang malas dengan dua namja itu. Tapi tetap saja, irene melangkahkan kakinya ke arah mobil luhan.

Aku bisa melihat luhan tersenyum dari balik kaca mobil. Sedetik kemudian ia sudah membukakan pintu mobilnya untukku dan mempersilahkanku untuk masuk.

"Pulang terlambat eh?" Luhan membuka suaranya saat sudah masuk dalam mobilnya.

"N-ne luhannie, tadi songsaengnim memberikanku tugas tambahan" jawabku.

"Oh begitu" kulihat luhan mulai memasangkan seatbeltnya, "kita makan dulu ne? Aku sudah bilang pada eommamu kalau kau akan pulang  terlambat"

Reaksiku hanya mengangguk tanda setuju. Aku tak bisa menahan rasa laparku lagi. Jadi mau tak mau aku memang harus menyetujui permintaannya, demi perutku.

Kini luhan mulai nenyalakan mesin mobilnya dan beranjak keluar dari gedung sekolahku. Dalam perjalanan kami hanya mengobrol tentang kehidupan sekolahku. Tapi saat aku iseng bertanya ia pergi kemana selama 3 tahun kemarin, ia hanya diam tak ingin aku mengetahui alasannya.

Tanpa kusadari mobil luhan sudah menepi di sebuah cafe di pinggir jalan.
Sejenak aku terdiam, aku seperti sedang mengingat sesuatu. Ah iya! Sehun pernah mengajakku makan disini juga, dan saat ia mengantarku pulang ia juga menyatakan perasaannya padaku. Entah karena apa namja itu selalu muncul di fikiran irene.

"Irene-ya, kajja turun" suara lembut luhan menyadarkanku. Sontak aku langsung melepaskan seatbelt yang melilit setengah tubuhku dan turun dari mobil lalu mulai menyamakan langkahku dengan luhan.

Irene pov end

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Where stories live. Discover now