Chapter 18

2.7K 167 6
                                    

Sudah 10 menit lamanya sehun berdiri di depan kelas irene tapi pintu kelas itu belum juga terbuka padahal bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi. Ia memilih untuk menunggu irene di depan kelasnya agar ia tidak kalah cepat lagi dengan namja yang selalu mengantar pulang irene akhir-akhir ini.

Ia masih setia berdiri didepan pintu sembari menatap lekat benda itu seakan tak ada benda lain yang lebih menarik dari sebuah pintu didepannya.

Ia tersentak saat tiba-tiba terdengar suara dari dalam pintu, ah sebentar lagi ia akan keluar. Benar saja, dalam hitungan detik pintu sudah terbuka dengan lebarnya. Satu-satu muridnya berhamburan keluar, tapi tidak dengan irene. Kulihat ia masih sibuk merapikan buku nya dengan seulgi di sebelahnya yang juga mengerjakan hal yang sama.

Ketika kelas hanya tinggal mereka berdua sehun langsung saja masuk, "irene-ya! Kajja pulang"

Sontak irene menoleh pada sehun yang tadi tengah memanggilnya. Ia memutar bola matanya sejenak. Namja itu tak ada lelah-lelah menggangguku.

Setelah semua bukuku masuk ke dalam tas ku aku pun mulai berjalan menuju pintu bersama seulgi. Sedari tadi seulgi hanya terkekeh saat melihat tingkah sehun yang mulai bosan karna menunggu irene yang memang gerakannya lambat sekali.

"Kau ini lama sekali eoh" sehun menggenggam tangan irene saat keduanya sudah bertemu di ambang pintu, perlakuan sehun sukses membuat irene membulatkan matanya.

"Aish kau ini selalu saja mengumbar kemesraan, aku pulang dulu ne appaku pasti sudah menunggu di bawah"

Irene hanya ber iya ria kepada seulgi sembari memamerkan senyuman manisnya padanya. Sedetik kemudian ia sudah melepas genggaman tangan sehun di tangannya dan mulai melangkah mendahului sehun.

Keduanya berjalan kearah parkiran yang berada di sebelah pagar utama sekolahnya. Parkiran ini kini sudah sepi, hanya tersisa satu motor yang sudah pasti milik sehun dan satu mobil putih. Irene menyerngit saat mengetahui itu mobil luhan. Sepertinya ia benar-benar ingin menjadi supirku sekarang kkk, tapi maaf luhannie kali ini aku pulang bersama sehun.

Dari luar kaca aku bisa melihat luhan memukul keras pada stir mobilnya. Entahlah aku tak tahu mengapa ia melakukan itu. Tak lama setelah itu kulihat luhan sudah membawa mobilnya keluar dari sekolahku.

"Kau ingin langsung pulang atau pergi ke suatu tempat dulu?"

Suara sehun menyentakkanku. Aku kembali menatap sehun dan tersenyum kecil padanya, "langsung pulang saja, aku sudah sangat lelah"

Kulihat sehun hanya mengangguk. sedetik kemudian ia sudah menaiki motornya dan memberiku kode untuk naik juga. Aku pun langsung menuruti aba-aba dari sehun. Aku sedikit tersentak saat tiba-tiba sehun langsung menjalankan motornya, kalau aku tidak berpeganganya erat padanya mungkin aku sudah jatuh tersungkur ke belakang. Sehun ini memang benar-benar.

"Berpeganglah yang erat irene-ya" ia menggerakkan tangan kirinya untuk menambah erat tanganku di perutnya. Sedangkan tangan kanannya masih terfokus pada stir motornya.

"Aku sangat menyukaimu irene-ya"

Sehun mengatakannya disela-sela mengendarai motornya. Dibelakangnya irene hanya memutar bola matanya jengah. Ini sudah ketiga kalinya sehun mengatakannya pada irene.

"Irene-ya"

Sehun menatap irene dari balik kaca spion motornya. Yeoja itu hanya terdiam. Untuk membalas perkataan sehun saja ia enggan melakukannya.

"Aku penasaran pada namja yang akhir-akhir ini sering menjemputmu. Apa dia namjachingumu? Kenapa kalian terlihat sangat akrab? Ah tapi wajahnya lebih mirip seperti supirmu irene-ya kkk"

Irene masih terdiam. Ia benar-benar tak ingin menjawab celotehan sehun apapun itu topiknya.

"Jawab aku pabbo-ya"
"Irene-ya"
"Telingamu masih utuh irene-ya?"
"Kau masih bisa mendengar?"
"Yeoja menyebalkan"

Sehun terus saja berkata apapun yang ingin ia katakan, tapi irene tetap mendiamkannya. Irene juga tak tahu kenapa bisa bersikap seperti ini.

Entah karna apa tiba-tiba sehun mengerem mendadak, sontak perbuatannya itu membuat irene mau tak mau terdorong ke depan dan reflek irene lebih erat melingkarkan tangannya di tubuh sehun. Ia mendekapnya. Menenggelamkan wajahnya di punggung halus sehun. Tapi hanya sebentar sampai ia sudah tersadar dan langsung melepas tangannya lagi. Ia tersenyum kikuk sekarang.

"Aish kenapa kau harus ngerem mendadak pabbo-ya!"

Akhirnya irene membuka suaranya juga. Tapi sedetik kemudian irene sudah melayangkan cubitannya di punggung sehun, membuat namja tampan ini meringis kesakitan.

"Tadi ada kucing yang ingin lewat, karena aku kaget jadi tadi ku rem mendadak, mianhae irene-ya" ucap sehun sembari mencoba menormalkan laju jalannya.

"Ah rasanya aku ingin ngerem mendadak lagi agar kau memelukku seperti tadi irene-ya"

Irene menbelalakan matanya. Sehun mengatakannya dengan volume yang lumayan kecil tapi masih sanggup didengar dengan sempurna oleh kedua telinga irene. Kata-kata sehun barusan membuatnya ingin menonjok punggungnya sekarang juga tapi jika itu tak berimbas pada posisi nya sekarang.

"Dasar namja menyebalkan! Jika kau tak ngerem mendadak juga tak akan terjadi seperti itu"

"Tapi apa bisa kita ulangi lagi yang seperti tadi, irene-ya? Itu sangat seru"

"YAA! Kau ingin cari mati denganku eoh?" Irene kembali melayangkan cubitannya di punggung sehun. Tapi kali ini sehun menahan sakitnya dan tidak ingin meringis sedikit pun.

Sehun kembali fokus mengendarai motornya. Mereka kembali terdiam, yang ada sekarang hanya keheningan. Tak ada dari mereka yang mencoba membuka suara lagi.

Tak lama rumah irene sudah terlihat oleh pandangan sehun. Ia pun langsung mempercepat laju motornya dan berhenti tepat di depan rumah irene. Irene pun langsung turun dari motor sehun.

"Gomawo sunbae yang menyebalkan"

"Ralat, sunbae yang berkarisma"

Irene memutar bola matanya jengah. Ia memilih untuk mengiyakan perkataan sehun dan langsung masuk rumah setelah meminta sehun untuk pulang lantaran ia tak mau eomma sehun khawatir karna anaknya pulang terlambat. Alasan yang klasik.

Irene pun mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya. Eommanya sudah menunggu di ruang tamu rupanya. Setelah irene salim pada eommanya ia pun langsung berjalan gontai ke arah kamarnya. Hari yang sangat melelahkan, batinku.

Yeoja ini langsung merebahkan dirinya di kasur, sejenak ia teringat pada buku novel yang luhan beri padanya. Sampai sekarang ini buku itu belum kubaca. Ah mungkin mulai besok saja, aku sudah sangat lelah sekarang, rasanya aku ingin tidur saja dan berharap hari akan segera berganti.

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Where stories live. Discover now