Chapter 21

2.5K 161 1
                                    

Irene mengerang saat teriakan oppanya memenuhi gendang telinganya. Aish oppanya ini cocok sekali menjadi alarm bagi tentara yang dilatih untuk bisa bangun pagi. Dengan sekali teriakan saja sudah mampu membuat siapa pun tersadar dari tidurnya atau lamunannya. Dan juga membuatnya ingin melempar sendal padanya. Ckck

"Seulgi pasti ilfeel setelah mengetahui kau tak berkarisma seperti yang kelihatannya, kau menyebalkan oppa" irene tahu-tahu sudah beranjak dari tempat tidurnya dan mendorong chanyeol agar menjauh dari kasurnya. Yeoja ini langsung merenggangkan otot-ototnya dan melakukan sedikit olahraga kecil sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi.

"Aish bahkan seulgi mengiyakan permintaanku untuk tak memberi tahu irene dulu" ucap chanyeol entah pada siapa.

Irene melangkahkan kakinya perlahan menuju dapur. Eomma dan oppanya sudah berada disana lebih awal dari dirinya. Entah ini sudah pagi yang keberapa mereka mengawali hari tanpa kepala keluarga, ya appa. Rasa rindu itu mulai menyeruak kembali di diri irene. Ia selalu merindukan bagaimana hangatnya senyuman appanya, nyamannya berada di dekapannya, dan bijaksananya ia dalam mengahadapi sesuatu. Ia selalu berharap semoga mendapatkan suami yang memiliki kepribadian seperti appanya.

"Pagi eomma" irene sedikit merendahkan dirinya dan mencium pipi eommanya yang sedang duduk sembari mengoleskan selai pada roti. Eommanya pun sedikit kaget saat tiba-tiba irene datang. Sedetik kemudian wanita itu sudah tersenyum kepada putrinya.

"Pagi chanyeollie" ucap irene lagi, tapi kali ini pada namja yang sedang duduk berhadapan dengan eommanya. Namja yang barusan namanya dipanggil itu pun hanya meresponnya dengan gelengan kepala, ia seperti berkata aku ini bodoh. Cih, padahal pagi ini aku sedang tak ingin menyebalkan. Irene memilih tempat duduk di sebelah oppanya.

"Sayang sekali luhan tak kesini lagi" celetuk chanyeol disela acara rutin sarapan keluarganya. Irene menghela nafas panjang. Seketika ia menaruh kembali rotinya yang awalnya berada di tangannya ke piring. Tak berniat melanjutkan makannya lagi.

"Ah kita sudah terlambat oppa, kajja berangkat" irene tahu-tahu sudah berdiri dari tempat duduknya. Chanyeol dan eomma hanya mematung melihat sikap irene barusan. Apa maksudnya terlambat? Bahkan mereka masih mempunyai waktu 45 menit lagi sebelum bel sekolah berbunyi. Dan itu masih lumayan lama.

"Mwo? Kita masih punya banyak waktu pabbo-ya! Habiskan dulu rotimu!" Ucap chanyeol. Ia menyuruh irene untuk kembali duduk dan melanjutkan makannya. Sejenak irene menarik nafas, lalu mulai menuruti apa kata oppanya.

---

"Ah aku lupa dengan rumus-rumusnya irene-ya!" Irene sontak menoleh pada yeoja disampingnya. Sahabatnya itu tengah memukul pelan kepalanya sendiri memakai pulpen yang sedari tadi berada di tangannya. Ia terlihat begitu frustasi karena pelajaran matematika yang diajarkan Mr. James. Ckck bahkan aku saja tidak peduli dengan pelajarannya.

Irene kembali menatap jenuh pada papan tulis didepan. Pikirannya melayang entah kemana. Telinganya masih asik mendengarkan celotehan Mr. James, tapi otaknya tampak menolak mengingatnya. Sudah seperti masuk telinga kanan keluar kuping kiri. Hm, tiba-tiba muncul sebersit rasa ingin bolos di diri irene, tapi ia mengharapkan jika ia membolos ke atap sekolah, ia akan bertemu namja itu lagi. Entah kenapa ia ingin selalu bertemu namja itu walaupun pada akhirnya irene akan memarahinya juga karna ia bersikap menyebalkan.

Lama-lama irene tersenyum juga saat mengingat sehun, ia ingat saat pertama berkenalan dengan namja itu, ia sangat dingin padaku, tapi akhirnya ia juga yang takluk dan menyatakan perasaannya padaku ckck

Drtt.. Drtt..

Irene tersentak saat sesuatu bergetar dari saku nya, ya apalagi kalau bukan iphonenya. Tak perlu menunggu lama irene langsung mengambilnya dan membuka layarnya, satu tulisan terpampang jelas disana: 1 message from senior menyebalkan. Ckck Bahkan baru saja ia memikirkannya tadi.

From: senior menyebalkan

Ingin taruhan denganku irene?

Irene menaikkan satu alisnya. Sehun mengajaknya taruhan? Namja ini memang benar-benar.

To: senior menyebalkan

Taruhan apa?

Irene membetulkan tempat duduknya, sekilas ia menatap seulgi lekat. Yeoja itu belum selesai merutuki dirinya sendiri karena tak kunjung mengerti dengan pelajaran yang sedang ia pelajari, aku sempat tertawa pelan karenanya.

Drtt.. Drtt..

Tak lama iphone irene kembali bergetar, ia berfikir sejenak sehun akan menjawab apa nantinya.

Irene kaget ketika yang mengiriminya pesan sekarang bukan sehun, melainkan luhan. Irene pun langsung buru-buru membukanya,

From: luhannie

Pulang sekolah nanti kau harus pulang bersamaku, aku tak menerima penolakan, fighting!

Irene tersenyum juga membaca pesan dari luhan. Jari-jari irene tergerak untuk membalas pesan darinya.

To: luhannie

Ne luhannie, aku tak menolak permintaanmu.

Setelah pesan itu terkirim irene langsung mengunci kembali iphonenya, ketika ia hendak memasukkannya ke dalam sakunya tiba-tiba benda itu kembali bergetar, irene dengan malas membuka layar iphonenya dan melihat kali ini ia akan mendapatkan notification dari siapa.

From: senior menyebalkan

Aku berani bertaruh selesai kau membaca pesanku ini dan kau menghitung dari 1 hingga 10 maka sekolah kita akan membunyikan bel nya. Kalau aku benar, kau harus mentraktirku nanti saat istirhat. Dan jika aku salah aku yang akan mentraktirmu.

Irene membacanya sembari menaikkan satu alisnya. Sejenak ia melihat jam yang berada di sisi atas iphonenya, masih ada waktu sekitar 25 menit lagi untuk istirahat, ckck sehun ini kalau ingin mentraktirku tak perlu pakai taruhan aku juga mau kkk. Ah aku akan makan banyak nanti, siap-siap kau oh sehun. Setelah irene selesai membaca pesannya ia langsung menghitung seperti yang disuruh sehun.

Satu..

Dua..

Tiga..

Empat..

Lima..

Enam..

Tujuh..

Delapan..

Sembilan..

Sepuluh..

Tettt.. Tett..

Mwo? Bel sekolah beneran berbunyi? Ah apa jam iphonenya salah? Kenapa berbunyi sebelum waktunya? Irene terus saja berkata dalam hati.

Setelah bel yang menandakan waktunya istirahat berbunyi, tak lama terdengar suara berat dari arah speaker yang terpasang di atas papan tulis.

"Untuk semua guru yang sedang mengajar dimohon untuk bergegas ke ruang rapat, karena adanya rapat mendadak. Dan untuk para siswa dan siswi, mian karna telah menganggu pembelajaran kalian, kalian diperbolehkan istirahat"

Sontak ruangan kelas menjadi berisik sekarang, Mrs. Dean yang sedang mengajar pun langsung pamit pergi meninggalkan ruangan kelas. Aku pun hanya menggerakkan tanganku untuk mengetik sesuatu pada sehun.

To: senior menyebalkan

Sial, aku mentraktirmu.

Sedangkan di tempat lain sehun terus saja tersenyum sembari menatap iphonenya. Pasti yeoja itu sedang berfikir bagaimana caranya aku bisa mengetahuinya kkk, ah sebenarnya aku bisa tahu karna tadi songsaengnimku, Mr. Roy, ia mengatakan kalau akan ada rapat mendadak nantinya yang membuat murid harus istirahat lebih cepat dari biasanya, ia juga memberi tahu pada jam dan menit berapa mereka akan memulainya. Mr. Roy memberi tahu kami secara detail.

Tak mau menunggu lama sehun langsung beranjak dari tempat duduknya dan mulai berjalan ke arah kelas irene. Ia ingin menagih hasil taruhannya yang ia buat sendiri pada irene. Ah kasian juga melihatnya harus mengurangi uang jajannya kkk

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Where stories live. Discover now