Bab 4

2.3K 183 21
                                    

Metafora


# Tempat berbeda # 24 agustus 200**

Malam itu adalah malam yang dingin, begitu dinginnya hingga membuat Toyan serasa di ujung tanduk. Hatinya benar-benar tidak stabil, dia mendapat musibah di saat-saat dia harusnya berbahagia karena bisnis sawitnya mendapat hasil yang memuaskan. Dia bahkan bisa mandi dengan semua uangnya, tapi kesedihannya tidak bisa di gantikan dengan uang.

Selama dua hari terakhir ini dia selalu menyamarkan diri dan pergi ke Xbar. Setelah meneguk tiga gelas Liqueurs atau Screwdriver baru Toyan bisa menghilangkan kesedihannya, walaupun Cuma untuk sementara. Sampai sekarang dia masih mengingat kejadian malam itu.

...

# Malam perkara 2 hari lalu #

Setelah di beritahu guru anaknya kalau nilai sekolah anak milioner itu merosot jauh, hati Toyan merasa sangat sedih. Padahal segala kebutuhan anaknya sudah terpenuhi, bahkan lebih dari cukup.

Toyan tidak pernah sekalipun memanjakan anaknya dengan kekayaan. Mereka hanya di beri jatah untuk sehari-hari. Semua staff di istananya dia larang untuk membantu anaknya mengerjakan rutinitas seperti mencuci dan menyetrika.

Toyan di kenal baik oleh semua tetangganya, dia di nilai tidak sombong sebagai orang yang mempunyai banyak harta. Bila ada pembangunan masjid maupun pesantren, Toyan selalu ikut menyumbang. Di umur 45 tahun ini Toyan dan istrinya mempunyai dua orang putera, mereka kembar, hanya terpaut waktu lima menit.

Kedua putera Toyan selalu mendapat pelajaran terbaik, buktinya sejak SD sampai SMA kedua anaknya itu selalu mendapat rangking di kelas. Keduanya juga selalu menghormatinya, Toyan sangat bahagia hingga hari itu tiba. Hari yang membuatnya mengambil jalan yang salah.

Malam itu Toyan sedang berkendara sendirian di jalan raya, dia baru saja melakukan pertemuan dengan seorang mentri luar negeri di Dubai India dan produser film. Menteri luar negeri itu ingin meminjam dana untuk pembuatan sebuah film.

Film yang rencananya akan di liris lima tahun kedepan itu membutuhkan dana yang cukup banyak, dan kebetulan bisnis Toyan sedang beruntung. Jadi Toyan memutuskan untuk menyumbangkan sebagian dananya ke pembuatan film horror itu. Memang, Toyan juga menyukai film Horror.

Malam itu Toyan mengendarai mobil Honda Jazz. Dari sekian banyak mobil yang dia punya, hanya mobil itu yang paling dia suka. Toyan menginjak pedal gas dengan lembut, amarahnya yang sempat meledak karena nilai kedua puteranya yang merosot kini sudah mulai reda. Hatinya sedikit tenang karena dia baru saja mengurangi jumlah kekayaannya. Artinya, berkurang juga harta yang harus dia jaga.

Dia baru saja melintasi persimpangan dengan lampu lalulintas yang mati, untungnya keadaan jalanan sedang sepi. Setelah tiga kali melewati simpangan yang lampunya mati, Toyan kini berhenti di sebuah supermarket yang di seberangnya terpampang dengan jelas iklan film yang mendapat dana sumbangan darinya. Toyan tersenyum kecil melihat iklan itu.

Setelah membeli kopi instan, Toyan kembali ke dalam mobilnya. Dia teringat hadiah dari produser Film horror itu. Hadiah berupa haskah yang sudah siap. Haskah para pemain, semua di berikan kepada Toyan agar bisa mengetahui alur cerita.

Toyan mengambil beberapa lembar di bab pertama. Dia berencana membacannya sekarang, dia penasaran apa adegan pertama film yang kata si produser itu, sangat mengerikan.

# isi lembar pertama alur cerita #

'Si tokoh baru saja kembali dari kantornya.Dia marah pada anaknya yang mendapat nilai rendah, tapi dia juga senang karena baru saja menyumbang dana ke pembuatan film. Dia sedang melaju lembut di jalan raya yang sepi malam itu. Menggunakan mobil jazz, si tokoh binggung melihat beberapa persimpangan jalan yang lampu lalulintasnya mati.'

SECOND Psychopath (Completed)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن