Bab 14

1.1K 92 0
                                    

Hahaha... author minta koreksi penulisannya ye... 😂😂 kali aja mata author gak sejeli mata kalian.

################################

Real

 
Menggunakan mobil kantornya yang bertengger di bangunan itu sejak kemarin, Andrei melaju dengan cepat meninggalkan saksi sekaligus tersangka yang tega menyewa pembunuh untuk mengakhiri sebuah pertengkaran rumah tangga. Semakin maju zaman, sikap orang-orang juga semakin bejat. Tidak ada yang namanya keluarga harmonis, masalah selalu muncul dalam kehidupan. Kata-kata bijak tidak berlaku bila sikap tidak menyamai kata-kata itu. ‘jadikanlah masalah sebagai batu pijakan dalam hidup’ sebuah kata-kata motivasi bagi Andrei sehingga membuatnya betah berumah tangga.

Sayang. Kalau saja semua orang di dunia mempunyai kesabaran seperti Andrei untuk menjalani hidupnya, kira-kira jasa detektif swasta atau pembunuh tidak berlaku. Hidup memang sulit jika kodrat manusia sebagai mahkluk social dibantahkan. Manusia selalu bergantung pada sesame dalam hal apapun, pelajaran sosiologi yang dipelajari Andrei semasa SMA.

Pelajaran itu menjadi batu pijakannya kini. Dia lebih memilih menghubungi teman lama yang berkediaman lumayan dekat dari gedung rehabilitasi. Teman wanita yang menjadi sahabat baik Andrei semasa SMA. Masa-masa labis anak sekolah, waktu pertama mengenal pacaran, ingin mencoba hal-hal baru. Dia ingat saat dia ditawari mengunsumsi obat-obat terlarang oleh teman sebangkunya, dia menolak dengan alasan bercita-cita ingin menjadi detektif.

Detektif itu berhenti di sebuah retoran jepang. Memarkir mobil kantornya dan segera turun, berjalan perlahan memasuki restoran itu. Menemukan meja yang di pesan, no 4. Menemukan sesosok wanita dengan rambut panjang yang diurai sempurna.

“Lama?” sapa Andrei.

Wanita itu memandang Andrei “Lumayan.”

Andrei duduk di sebelah si wanita “Oke, sahabat. Siap bercerita?”

“Itulah kenapa aku ada di sini.”

Seorang pelayan resto mendatangi mereka berdua, berpenampilan seperti orang jepang, mungkin akulturasi budaya ala jepang dan Indonesia. Dia menyapa dengan ramah lalu menyerahkan daftar menu. Andrei dengan cepat mengambilnya dan memesan.

“Paket couple satu.” Pelayan itu berlalu pergi.

Si wanita menyernyit, dia menyadari kalau sedang di permainkan oleh teman lamanya. “Aku belum memesan.”

“Tidak perlu, kau akan menyukai paket ini.”

“Oke-oke, dasar detektif tidak sabaran.”

“Kau masih sama seperti dulu Ta.” Pujian sesekali yang keluar dari detektif Andrei sukses membuat si wanita melotot tak percaya.

“Bagitukah? Dan kau…. kumismu makin tebal.”

“Semua teman-temanku mengatakan itu. Lebih baik daripada mengatakan kalau aku semakin kurus atau bertambah tua.”

“Detektif, aku binggung kenapa kau masih suka merayu seorang wanita. Dan darimana kau tau paket itu enak.”

“Tebaklah.”

Si wanita menaikan posisi kaca matanya “Kau pernah membeli paket couple sendirian?”

“Tidak akan, itu memalukan.”

“Baiklah aku menyerah, apa gunanya kita berdebat.”

“Aku seorang koki.”

“Hebat, jadi kau detektif paruh waktu!”

SECOND Psychopath (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang