Bab 11

1.2K 99 2
                                    

Penyelidikan 2

# Cafe dekat universitas #

Inspektur Kim sedang mendengar keterangan dari Alana didalam café bersama dengan Dion dan Roni, cerita yang keluar dari mulut Alana, semuanya terdengar masuk akal ditelinga inspektur Kim.

"Kamu benar nak, ada bekas luka tusukan di daging korban." Ucap inspektur Kim sambil menulis kata 'daging' dibuku kecilnya.

"Wah...lo bener-bener hebat Lan..." Puji Dion pada Alana. Pujian yang membuat wajah Alana berseri.

Raut wajah ispektur Kim mulai serius. "Nak, kenapa kamu tau kalau ada luka tusukan di tubuh korban?"

"Saya tadi ada di bawah pak, saya melihat ada tiga orang disana, teman-teman saya seperti ditusuk baru mereka jatuh."

"Hmm...." Inspektur Kim memasukan kembali buku catatan kecilnya kedalam kantung celananya. "Terimakasih nak, kamu sangat membantu."

"Inspektur, kalau keadaan korban yang hancur seperti tadi, kira-kira butuh berapa lama untuk bisa melihat hasil otopsi?" Tanya Roni.

"Itu tergantung, petugas sekolah sedang mengkonfirmasi kepada orang tua kedua korban. Kalau orang tua mereka mengizinkan, setidaknya memakan waktu dua minggu."

"Lama..." Gumam Roni.

...

Keempat orang itu keluar dari café setelah melihat mobil kepolisian mendekat ke gedung sekolah. Didalam mobil itu terdapat empat detektif yang menunggu penjelasan dari inspektur Kim. Keempat detektif itu turun dari mobil, mereka bisa melihat inspektur Kim, Alana, Dion, dan Roni berlari kearah mereka.

"Jadi bagaimana?" Sebuah pertanyaan langsung dilontarkan Andrei kepada Kim saat Kim dan tiga mahasiswa itu tiba.

"Tu...tungguh..." Inspektur Kim ngos-ngosan, dia menopang tubuhnya ke mobil.

Ferina menatap Kim. "Beginilah kalau seorang inspektur nyaris pension." Sindiran itu dibalas Kim dengan tatapan mautnya.

Andrei sangat menunggu-nunggu penjelasan dari Kim, beberapa potongan puzzle pembunuhan sudah didapatkannya, dia ingin menyelesaikan satu gambaran utuh itu secepatnya. Kemungkinannya sangat kecil bila ketiga kasus ini disangkut pautkan. Kasus pertama, pembunuhan anak milioner dengan anggrek ungu. Kasus kedua, istri dan anak seorang detektif dibunuh. Kasus ketiga, ada dua orang mahasiswa di jurusan akutansi yang bunuh diri.

"Kim...kami menemukan kasus pembunuhan lain di dekat TKP rumahku..." Ucap Andrei yang langsung membuat Kim memandangnya penuh tanda Tanya. "Itu kasus keempat kita dalam beberapa hari ini..."

"Pak detektif....kasus keempat? Artinya ada empat kejadian ditempat berbeda.." Ucap Dion. Sedari tadi dia mendengarkan pembicaraan antara Kim dan Andrei dengan serius.

Ferina berbisik pada Kim. "Alangkah baiknya kalau anak-anak ini dipulangkan, mereka tidak bisa terlibat terlalu jauh." Kim hanya mengangguk.

"Oke..maaf anak-anak....kelihatannya kasus ini lebih berat dari yang kita alami dua tahun lalu." Kim berdecak pinggang. "Kalian dipersilahkan pulang, dan hati-hati dijalan."

Dion dan Roni saling menatap, mereka berpikir. "Oke inspektur....kami tidak akan ikut campur dalam hal ini..." Dion tersenyum dan berlari ke parkiran bersama Roni dan Alana.

"Sial..." Gumam Kim. Dia sadar dengan apa yang akan dilakukan oleh Dion dan Roni, sebuah penolakan, mereka akan ikut campur tanpa diketahui oleh mereka, kelima detektif.

.

.

.

.

SECOND Psychopath (Completed)Where stories live. Discover now