Bab 10

1.3K 126 1
                                    

Penyelidikan

Andrei, Ferina, Benji, dan ketua Alcander keluar dari mobil bergantian. Mereka berempat tepat berada di depan rumah Andrei, dapat terlihat dari halamannya rumah itu belum di bersihkan sejak terbunuhnya anak dan istri detektif Andrei, itu adalah pilihan yang tepat untuk di ambil detektif Andrei, dengan tetap membiarkannya detektif Andrei tidak menghilangkan jejak si pembunuh.

Ferina berhedem, "well...akhirnya aku tahu dimana rumahmu.."

"Di rumah sebesar ini kalian Cuma tinggal bertiga? Wow....mengagumkan." Ucap Benji.

Memang, Andrei juga memikirkannya, di rumah dua tingkat itu mereka hanya tinggal bertiga. Bukan karena Andrei memiliki banyak uang untuk membeli rumah yang terlalu besar, tepi karena hanya rumah itu yang tersedia untuk mereka.

Andrei sudah berusaha mencari rumah dengan ukuran yang tepat untuk mereka bertiga, sayang...semua rumah yang menepati kriteria hanya disewakan. Sedangkan Andrei ingin memiliki rumah sendiri bukan rumah sewaan, dia pernah berjanji pada istrinya kalau dia akan mencarikan tempat tinggal yang sunyi dan tenang. Dan tempat itu adalah satu-satunya yang tersisa.

"Pilihan yang bagus detektif Andrei." Ketua Alcander memuji, "Kau membiarkan keadaan rumah ini tetap seperti awal pembunuhan, itu tidak akan menghilangkan barang bukti apapun di sini. Bisa saja kita menemukan sidik jari pembunuh di salah satu perabot rumahmu."

"Terimakasih pak. Sebelumnya aku tidak sempat memikirkannya, tapi aku tahu kalau disaat sedang trauma aku tidak akan bisa berpikir apa-apa lagi. Itu sebabnya aku ingin menenagkan diri terlebih dahulu sebelum memeriksa rumahku lebih lanjut."

"Ayolah...kapan kita mulai memeriksa?" Keluh Ferina sambil melambaikan tangan ke salah satu tetangga Andrei. Seorang wanita muda yang membawa keranjang penuh buah memasuki rumahnya, rumah yang terlihat sederhana itu berjarak sepuluh meter dari rumah Andrei.

Keempat detektif itu berjalan memasuki pekarangan rumah milik Andrei, mereka berjalan perlahan sambil mengamati sekitar, mungkin melihat-lihat apakah ada benda yang terlihat asing atau jejak kaki yang tertinggal di tanah. Tidak ada tanda-tanda itu sampai mereka tiba di depan pintu.

.

.

.

.

"Aaa...!!!!" Teriakan kencang seorang wanita menghentikan aktifitas keempat detektif itu.

Tanpa perlu di komando keempat detektif itu berlari ke sumber suara, suara yang terdengar berasal dari rumah milik wanita yang melambai pada Ferina tadi.

Mereka tiba di rumah itu, wanita ramah yang melambai tadi kini sedang gemetar hebat. Andrei menyadari ada yang aneh di situ, keranjang penuh buah yang dibawanya terbalik, buah yang di bawanya tercecer. Posisi wanita itu sedang tersandar di pintu rumahnya.

Ferina dan benji mencoba membantu wanita itu. "Hei...apa yang terjadi?" Karena di perintah ketua, Ferina dan Benji membawa wanita yang sedang syok itu ke mobil sementara ketua Alcander dan Andrei memeriksa apa yang terjadi. Mereka memposisikan pistol mereka kalau-kalau ada bahaya di dalam.

Ketua dan Andrei masuk ke rumah wanita itu perlahan, pertama mereka mengamati ruang tamu, tidak ada yang aneh. "Apa yang menyebabkan wanita tadi begitu syok?"

"Mungkin itu ketua.." Andrei menunjuk salah satu kamar yang terlihat berhamburan, banyak buku tercecer di sana.

"Periksa..."

"Baik.."

Perlahan Andrei berjalan kearah kamar itu, jantungnya berdebar cepat. Dia tahu hanya ada satu hal yang dapat membuat orang sampai syok seperti yang di alami oleh wanita tadi, melihat kematian orang yang di cintainya.

SECOND Psychopath (Completed)Where stories live. Discover now