Bab 22

956 85 0
                                    

Tahanan


Dear diary...

"Kehidupan bagaikan sebuah cermin, ada sisi baik dan sisi buruk pada setiap diri manusia. Seperti surga dan neraka bagi mereka yang mempercayainya."

"Pernahkah kau merasa tidak dipercayai orang lain? Saat beberapa orang yang dekat denganmu mulai menjauhimu? Bukan karena tampangmu atau sifatmu, tapi karena orang lain? Bila iya, selamat. Kau bergabung denganku."


Alana sedang menggigil di dalam mobil sementara Benji berfikir keras. Ferina juga tidak menyadari kalau selama ini Susi lah yang telah meneror mereka. tetapi ada sedikit kejanggalan dalam hatinya saat melihat gadis yang menggigil di sebelahnya sekarang.

"Hey Benji. Apa ini tidak terasa aneh?" Ucap Ferina lirih nan hati-hati.

"Memang, ini seperti sudah direncanakan."

"Aku memiliki firasat buruk tentang Alana." Ferina mendesah.

Sebelumnya, saat mereka tiba di penjara mereka langsung dibuat terkejut dengan kabar kaburnya tahanan bernama Susi. Bukan main, dinding penjara itu dibuat berlubang seukuran manusia dewasa. Bekas-bekas dinding itu mengalami pelapukan lebih cepat, lebih cepat daripada disiram air aki biasa. Orang yang bernama Susi ini memang bukan main berbahayanya. Itu baru masalah dinding, menurut penjaga yang bertugas Susi berhasil melumpuhkan sepuluh penjaga sebelum berhasil melarikan diri.

"Hey... kalian. Teman kalian yang namannya Andrei itu lagi terancam bahaya. Gue yakin!!" Ucap Alana gemetar.

Benji menatap Alana, "Ini kan yang kamu mau? Semua petunjuk mengarah ke kamu. Bahkan kau memiliki kemampuan untuk merobohkan ketua kami dengan mudah." Benji terhenti, "Sebenarnya apa yang kau rencanakan dengan mempermainkan kami seperti ini? Mengulur waktu? Kau seperti sudah tau alur cerita ini."

"Hey, Benji." Alana mencoba berkata, namun tidak ada kata-kata yang muncul di kepalannya.

Alana menunduk sejenak, "Kalo gue di sini, harusnya kalian gak perlu khawatir kan sama temen-temen kalian?"

"Yah, ini sudah di penjara. Kamu benar!" Jawab Benji.

Alana mengangkat kepalannya lalu menatap Benji sinis, "Gimana kalo ini mau si penjahat supaya dia lebih mudah membunuh temen kalian? Dengan menahan agar kalian tetep di sini sama gue." Alana tersenyum, "Dengan begitu gak ada bala bantuan buat mereka."

Benji dan Ferina terdiam seribu bahasa. Tidak terfikir sama sekali di benak mereka kalau Susi pasti akan melakukan sesuatu yang mengerikan. Kalau diingat memang semua pembunuhan ini dilakukan Susi, dan orang ini pasti membuat mereka bertemu dengan Alana agar mencurigainya sebagai pembunuh. Dengan begitu membunuh anggota detektif satu persatu akan lebih mudah dilakukan.

"Pergi menyusul Andrei membutuhkan waktu tiga jam karena mereka berada di hulu sungai." Benji mengelus dada, "Kalau memang begitu kita masih punya waktu."

"T-Tapi.... Aku sudah mengirim pesan sebelum kita pergi." Bibir Ferina bergetar hebat.

"Hebat. Sudah empat jam ini, sejak kalian maen kerumah paman Jack tadi." Alana mendengus, "Kenapa kalian bodoh banget sih!!"

"Ini adalah rencana yang sempurna bagi pembunuh itu. Ini membuatnya bertemu Andrei di tengah jalan." Benji menggengam erat. Dia begitu merasa bersalah dan kesal.

SECOND Psychopath (Completed)Where stories live. Discover now