Bab 8

1.7K 131 2
                                    

Kejutan

# Hari selanjutnya #

Seperti biasa, pagi itu Ferina menyalakan tvnya setelah mandi. Acara kesukaannya adalah siaran berita, dia sering menebak-nebak bila ada berita tentang pembunuhan atau kecelakaan, hebatnya setelah kasusnya selesai tebakan Ferina selalu benar.

Sambil membawa secangkir kopi Ferina menyandarkan tubuhnya di sofa yang di belinya dua tahun lalu, aktifitas yang menyenangkan untuk memulai pagi, Ferina tau hari ini dia akan sangat sibuk.

Ferina kembali mengingat kejadian kemarin, kejadian yang membuatnya mengingat masa lalu, kejadian yang membuat jantungnya berdetak cepat setelah sekian lama. Kejadian saat dia menghabiskan waktu berdua bersama Andrei di sebuah café sebelum mengakhiri aktifitas yang berat seharian penuh.

Sewaktu SMA Ferina sering sekali nongkrong berdua bersama pria itu, banyak waktu yang di habiskan mereka hanya untuk mengobrol. Memang jaman mereka kecil dulu mereka belum mengenal yang namanya pacaran, semakin maju jaman semakin aneh juga kelakuan anak muda sekarang. Bahkan masa SMA Ferina sering main berdua bersama Andrei di dalam kamar. Terkadang Ferina sering terbawa suasana bila mengingat masa-masa itu, itu adalah saat yang menyenangkan sebelum aturan pemerintah memisahkan mereka.

...

Seperti biasa, pagi itu Ferina mengenakan rompi anti peluru dan rok hitam sebatas lutut. Pagi itu Ferina enggan menggunakan make up sedikitpun, firasatnya mengatakan hari ini dia bakal banyak bekerja di lapangan, lagipula untuk apa dia menggunakan make up? Ferina bukan orang yang gemar berpenampilan menonjol untuk menarik perhatian para lelaki. Walau begitu tetap saja banyak lelaki yang menggodannya, dan selalu berakhir dengan bantingan mengerikan darinya.

Hari ini dia akan menggunakan mobil HRV kesayangannya, mobil itu pernah menjadi saksi bisu sebuah pembunuhan, pembunuhan yang terekam dengan jelas di kamera depan mobilnya membuat Ferina dengan mudah meringkus si pembunuh, memang banyak kejadian tak terduga bila menyangkut nyawa seseorang.

Sesampainya di halaman kantor Ferina di sambut hangat oleh ketiga patnernya, Benji, Kim, dan yang paling menarik perhatiannya, Andrei. Ada kejanggalan di sana, wajahnya terlihat murung dan memancarkan aura gelap.

"Rin, bagaimana kontrakan yang ku pilih itu?" Ucap Benji.

"Yah...lumayan untuk detektif sepertiku..." Ferina memperlihatkan senyum tipis, dia tidak ingin kerutan di wajahnya terlihat mengingat dia tidak menggunakan make up apapun. "Yang penting aktifitas tiap pagi tidak terganggu."

Kim dan Benji menarik Ferina menjauh dari Andrei, "Rin..kamu sudah tau kenapa dia murung?" Tanya Kim dan Benji, dari wajah mereka berdua sepertinya mereka sudah mengetahu kebenarannya.

Ferina menggeleng. "Memang dari tadi aku ingin menanyakannya pada kalian.."

"Jadi kemarin itu ada pembunuhan, tepat setelah kita selesai.."

Ferina melongo, "Pembunuhan? Kenapa kalian tidak memberitahu ku?" Wajah Ferina berubah kesal.

"Jangan marah dulu, kami juga baru tau pagi ini.."

"Jadi, katakana ada pembunuhan apa?"

"Yang di bunuh kemarin adalah istrinya Andrei..."

Ferina terdiam selama beberapa detik. "Istri?"

"Iya, istrinya meninggal..." Benji mengulangi kata-katanya.

Sepersekian detiknya Ferina menyesali aktifitasnya bersama Andrei semalam di café, Ferina tidak pernah memasang kecurigaan pada pria yang pernah di cintainya itu, pria yang ternyata sudah menikah.

SECOND Psychopath (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang