Bab 19

1.1K 86 7
                                    

Petunjuk berbahaya

Dear diary...


"Aku ada di dunia berkatnya. Orang yang sangat ingin aku bunuh karena telah menciptakanku, aku yang seharusnya tidak berada di dunia yang kotor ini."


"Beberapa orang percaya kalau hidup adalah mukzizat. Tapi aku tidak. Hidupku ini terasa hampa dan kosong, apa artinya hidup ini jika memiliki tugas yang akan berakhir sia-sia."

"Dengan begitu, akan kubuat hidupku tidak sia-sia."

# Markas Kalsel #

Ferina dan Benji tersungkur di kusi masing-masih. Raut wajah mereka menunjukan kelelahan. Bagaimana tidak, mereka baru saja tuntas melakukan perjalanan ke rumah seorang produser film dengan berlari. Mereka berdua terengah-engah dan meneguk air masing-masing. Mereka sukses lari marathon sejauh sepuluh kilometer.

"Ahh... aku serasa ingin mati." Keluh Benji yang langsung menuang sisa airnya ke kepalanya. Berharap air itu bisa mendinginkan otaknya. "Bodyguard mereka kuat-kuat. Aku binggung kenapa detektif seperti kita dilarang masuk."

"Itu juga membuatku penasaran." Ucap Ferina sembari menghapus keringat yang menempel di dahinya.

Seperti Kim dan Andrei, Ferina dan Benji juga mendapat tugas penyelidikan. Mereka harus mendapatkan bukti dari seorang sutradara film yang diduga terlibat atas pembunuhan Toyan dan kedua puteranya. Namun sepertinya mereka kurang beruntung. Baru sampai di halamannya mereka disambut dengan tembakan peringatan.

Benji yang mulai mendapatkan iramannya mulai berfikir, "Aku makin curiga dengan sutradara ini. Ini menguatkan dugaan Andrei kalau dia ikut ambil bagian dalam kasus ini."

"Benji!! Pikirkan dulu bagaimana nasib mobil kita yang lupa kita bawa kabur!" Cetus Ferina.

"Karena itu mobilmu kan." Benji menyengir lebar.

Ferina menyilangkan tangannya. "Pokoknya mobil itu harus kembali."

Benji terdiam cukup lama dan itu membuat Ferina khawatir. Benji yang menatap langit-langit dan posisi tangannya sedang menggaruk dagu itu terlihat jelas sedang berfikir.

"Sekarang apa?" Tanya Ferina.

"Aku merasa ada yang aneh." Ucap Benji pelan.

"Tentang si sutradara?"

"Bukan. Ini tentang lokasi kejadiannya." Jelas Benji. "Begini, kita tau kalau anak Toyan meninggal di India. Dan itu di kolam rumah mereka sendiri. Andrei juga menjelaskan kalau Toyan terakhir kali terlihat berada di bandara Syamsudin nor banjar baru."

"Lalu?"

"Kenapa sutradara ini berada di Kalsel? Ya aku tau sih kalau pelarian Toyan setelah anak-anaknya meninggal adalah Kalsel. Tapi, apa ini tidak sedikit aneh?" Benji menggaruk kepalannya yang tidak gatal.

Berlari sejauh sepuluh kilometer bukan perjalanan yang sia-sia. Benji dan Ferina sempat bertanya ke penduduk setempat tentang kehidupan ekonomi serta politik dari si sutradara ini. Dari sana ada sedikit bukti yang terkumpul.

"Mungkin kata tetangganya bisa menjawab pertanyaanmu." Ferina mengeluarkan sebuah recorder.

Klik...

Rekaman pertama. "Tanggak 20 agustus kemaren kalo tidak salah dia pergi ke dubai. Dan waktu ada kecelakaan di universitas terbuka di dekat kantor kalian dia sudah kembali."

SECOND Psychopath (Completed)Where stories live. Discover now