Bab 13

1.1K 94 4
                                    

Yeay... proyek lanjut broo..😄😄

Sebelumnya mohon maaf karena authornya hiatus sama nih novel selama beberapa lama, mohon maaf ye!!
################################

Pencarian


Andrei berjalan pelan menuju universitas tempat jatuhnya korban kedua dalam seminggu ini, sebenarnya ada rasa malas yang sangat besar dari dalam hatinya yang paling dalam. Tapi semangatnya terus berkobar dari luar mengetahui kalau pembunuh ini saling berhubungan.

Sambil berjalan Andrei kembali berfikir, pembunuh jenis apa kau ini? Kau berhasil membuat scenario yang hebat, menggunakan bungan anggrek jenis khusus yang mematikan, bahkan kau bisa memanfaatkan bunga itu dengan sangat baik. Hal itu Cuma bisa dilakukan oleh ahli laborat kan, apalagi kau masih mahasiswa. Kau pasti tumbuh di lingkungan yang buruk, sangat buruk.

Setelah berada di universitas Andrei dipertemukan dengan si kepala. Berada di kantor dengan suhu AC yang lumayan dingin sambil membahas gerak-gerik mahasiswa yang dicurigai.

Sebelumnya Andrei sudah berusaha menebak-nebak siapakah gerangan orang dibalik kejanggalan ini, Andrei menyangkutkan dengan semua kerabatnya, tantu saja yang masih kuliah di universitas itu. Sayang, tidak ada satu orang pun yang cocok masuk criteria.

“Jadi pak detektif, kami sudah mendengar penyelidikan kalian tentang seorang pembunuh di universitas ini. Pengelidikan yang belum disampaikan ke depan public kan?” Kepala sekolah memulai pembicaraan dengan santai.

“Aku harap kau juga sudah mendengar bagaimana si pembunuh itu beraksi!”

“Tentu, kami juga sadar kalau si pembunuh yang kalian curigai itu memang salah-satu mahasiswa kami. Fakta itu tidak terbantahkan, dia bergabung dengan mahasiswa lain dan berpura-pura terkejut pastinya.”

“Kau memang pengertian kepala sekolah.” Puji Andrei. Dia ingin mengungkap lebih banyak lagi tentang anak-anak di universitas itu.

“Tapi aku benar-benar tidak menyangka ini terjadi, detektif. Seorang perempuan yang menjadi pembunuh berantai berkeliaran di sekolah kami sebagai salah satu penghuninya.”

“Kalau boleh tau, di universitas tingkat sepuluh ini ada berapa total mahasiswanya?

“Kira-kira kami mempunyai lima ribu siswa!!”

“Berat juga ya?”

“Benar detektif. Mungkin kau ingin mencari bukti dulu sebelum merumuskan rincian si pembunuh?”

“Itu yang sedari tadi kupikirkan kepala sekolah, terimakasih atas kerjasamanya. Btw universitas ini tetap berjalan lancar setelah kejadian itu ya.” Andrei berjalan perlahan setelah mengambil jasnya yang tergeletak di sofa.

“Begitulah detektif. Kami ini professional.”

Kriett…

Pintu ruangan kepsek tertutup. Segera Andrei memasang jasnya lalu mengambil buku catatan di saku rompinya, dia menuliskan beberapa catatan ‘orang aneh’ di bagian tengah lalu ‘lebih tau’ di bawahnya.

Detektif itu sadar, mencari pembunuh diantara lima ribu mahasiswa sama saja dengan mencari garam yang larut dalam air. Dia memutuskan mencari beberapa bukti lagi di tempat lain. Hanya satu tujuan yang ada di pikirannya sekarang, yaitu tempat rehabilitasi.

Andrei menaiki sebuah sedan kuning ber-plat merah, dia memilih menggunakan fasilitas umum dibanding mobil pribadinya sendiri, sadar akan melonjaknya harga BBM di pasaran. Dia melirik jam tangannya, sudah tanggal tua, hanya masalah waktu sampai dompet keringnya terisi kembali.

“Pak, tempat rehabilitasi.”

Mobil kuning itu melaju dengan pelan karena perintah Andrei sebelumnya, dia tidak ingin cepat-cepat sampai di tujuan, masih ada yang harus dia cari sebentar. Seorang detektif pasti harus membawa alat-alatnya bila sedang bekerja, begitu pun dengan Andrei.

Dia mengeluarkan laptop dari tas yang dibawanya, menyambungkannya dengan hotspot smartphonenya dan segera tersambung ke dunia maya. Dia menuliskan kata ‘jasa pembunuh’ di kolom pencarian google, sebelumnya dia mengatur GPSnya agar yang muncul hanya di daerahnya, Kalimantan selatan.

Beberapa pilihan timbul setelah Andrei menekan ENTER, matanya yang tajam menelusuri tiap inci tulisan yang muncul di monitor seakan tulisan-tulisan itu dapat berlari jika tidak diawasi. Hanya ada satu blog yang menarik perhatian Andrei. Bukan karena tertulis jelas segala-sesuatunya di sana, tapi karena sebaliknya.

Di blog itu terdapat beberapa video yang mencurigakan. Bagian atasnya hanya tertulis ‘bila berminat tunggu di tengah jalan sambil menyorotkan senter ke atas’ tulisan yang membuat Andrei penasaran. Di bawahnya tertulis ada buktinya kalau tidak percaya, biasa bagi pemilik blog-blog yang ingin di akui oleh netizen.

Andrei terlalu penasaran pada video-video yang berserakan di blog itu, dia memutuskan untuk menonton salah satunya, video yang berdurasi lima menit itu diawali dengan opening layar hitam, makin lama makin jelas.

Pada menit pertama sorotan kamera ada pada seorang perempuan yang di ikat tangannya, dia disudukan di pinggir gedung bertingkat. Perempuan yang sepertinya masih mahasiswa itu meringis meminta ampun, tapi anehnya dia tidak bergerak maju, padahal di depannya tidak ada apa-apa. Malahan dia semakin mundur, menit berikutnya perempuan itu terjatuh dengan memperlihatkan punggungnya, sebuah pisau kecil tertancap di bagian punggung. Pisau itu lepas saat perempuan itu terjun bebas. Seketika layar seperti kehilangan sambungan.

Tak…

Suara kunci pintu mobilnya sudah terbuka. Buru-buru Andrei menutup laptopnya dan memberikan sejumlah uang pada si supir. Dengan langkah tergesa-gesa dia berjalan memasuki bangunan yang luarnya bertulisan REHABILITASI.

Dia sudah kenal betul dengan bangunan itu, ruangan ke delapan yang dimasuki oleh detektif itu. Masuk dengan cepat dan menutup kembali pintunya dengan keras, dia mengunci pintu itu dan membawa kuncinya.

Seorang wanita yang sedang rebahan terkejut lalu segera bangkit, dia terlihat ketakutan saat Andrei mendekat dan mencengkram tangannya. Memaksanya duduk di sofa yang sudah tersedia di sana.

“Tolong Dre… aku tidak bermaksud seperti itu…” Nada bicara itu diucapkannya dengan sangat perih.

“Sudah, jangan pura-pura. Apa yang dilakukan Jack sampai kau tega menyewa pembunuh untuk membunuhnya?” Bentak Andrei, dia sebenarnya tidak kehilangan kesabaran. Itu Cuma aktingnya untuk mengelabui istri Jack.

“Sebenarnya kami sedang bertengkar, dan dia mengancam ingin meninggalkanku, mencari wanita lain…” Kali ini nada bicara wanita itu seperti memohon.

“Dan, darimana kau dapat pembunuh itu?”

“Kalau itu sih, dari blog tanpa nama.” Ucap si wanita ragu-ragu.

“Cara kau menemuinya?” Pertanyaan beruntun dari Andrei.

“Nyalakan senter tengah malam. Tepat di tengah jalan, arahkan senter itu ke atas..” Tempo bicara si wanita kian lambat.

“Terimakasih atas kerjasamanya. Kesaksianmu sudah kurekam di sini.” Andrei menunjukan alat rekam suara yang sengaja disiapkannya sejak tadi. “Bersiaplah terkena tuntutan.”

“Tapi….” Belum sempat Istri Jack bicara panjang lebar Andrei sudah meninggalkannya. Setelah Andrei keluar masuk beberapa polisi bersenjata lengkap.

Dear diary…

“Apa yang kau lakukan itu sia-sia. Luka yang ada padaku tidak akan pernah hilang walaupun dimakan waktu. Luka yang kau berikan ini abadi.”

“Memang setiap kebohongan akan terungkap, tapi apa sebuah kebenaran juga pasti akan terungkap? Tidak. Kebenaran tidak akan terungkap jika semua orang yang mengetahui kebenaran itu mati.”

SECOND Psychopath (Completed)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ