Bab 5

2.3K 143 15
                                    

Seni itu penderitaan

Malam itu setelah menyalakan tv dan menonton berita, dia yang di sebut "tersangka" Merias dirinya, ada sebuah pekerjaan lagi. Memakai gaun seksi berbahan dasar sutera berwarna putih yang menonjolkan lekuk tubuh sensual wanita. Dengan menggunakan mobil Nissan X-trail dia meluncur ke tempat bernama Xbar.

Dadanya masih berdebar, tapi kini sudah mulai tenang. Sejak dia menenggak empat slot tequila dalam dua menit. Dia memesan sepitcher vodka, dia menghabiskan semuanya dengan agak berperasaan.

Dia mengingat malam itu, dimana rencananya yang berjalan sangat mulus. Dia lebih dulu melakukannya daripada adiknya.

Ritual seni yang berjalan mulus itu membuatnya bahagia. Ribuan kali lebih senang daripada seseorang yang mendapat hadia uang. Ratusan kali lebih bahagia daripada seorang nelayan yang mendapat hasil berkali lipat.

Dia menenggok ke kanan dan kekiri, banyak lelaki seksi. Dia sampai binggung ingin memilih yang mana. Yang membuatnya marah hanya wanita-wanita yang menemani para lelaki, wanita yang alisnya di cukur habis. Bahkan ada yang selalu menggigit lidahnya untuk memancing nafsu lelaki, tapi gagal. Semua tipe yang ada di sana hanya wanita gatal.

Dia memutuskan hanya akan berinteraksi dengan minumannya malam ini. Kemungkinan dia tidak akan mendapatkan teman kencan seperti malam-malam sebelumnya, malam yang membuatnya merasa puas.

Empat orang pria baru saja memasuki klub yang di samarkan dengan nama Xbar itu. Salah satunya meliriknya, dengan tubuh tinggi dan badan atletis, pria itu terkesan elegan. Wajahnya lumayan tampan, wajah asli Indonesia. Dagu dan rahangnya di lingkari jambang yang sangat tipis. Lelaki itu terlihat seksi baginya. Tidak terkesan cuek, tapi tidak terkesan sebagai pemburu wanita murahan.

Tiga wanita nakal bertampang pelacur mendekati mereka. Wanita-wanita itu melai berjalan ala bebek, lidahnya siap terjulur seperti anjing yang ingin menjilati majikannya. Saatnya berkompetisi.

Debar-debar gairah ingin mengalahkan ketiga wanita itu menghadirkan euphoria yang menggelitik adrenalin.

Dia menatap lekat lelaki itu, tanpa berkedip, berpura-pura malu ketika lelaki itu menatap balik. Mengoyang-goyangkan bahunya berpura-pura menikmati music sambil sesekali menggerakan jarinya yang bersandar di meja.

Cukup menarik perhatian. Lelaki yang di maksudnya mengedipkan mata. Dia tergerak oleh rasa terkejutnya mendapatkan singal cinta dari lelaki terseksi.

Lelaki itu berbicara pada ketiga temannya, tiga orang itu langsung menggandeng tiga wanita yang menghampiri mereka, membawa mereka ke tempat lain, lelaki terseksi itu membuat tanda cinta di tangannya. Tanda yang membuat si Dia datang ke arahnya.

Si wanita yang tatapan matanya membuat laki-laki manapun lemas itu perlahan mendekat kearah si lelaki.

"Sendiri?" Tanya laki-laki itu seraya mempersilahkan si wanita duduk.

"Iya." Jawab si wanita dengan intonasi yang akan membuat pria manapun terbang ke surga tingkat tujuh. Berlagak seperti wanita berpendidikan dan mempunyai harga diri.

"Wanita cantik dan seksi selalu sendiri. Mereka tidak sadar telah mengundang bahaya yang besar, pada dirinya." Rayuan itu keluar begitu saja dari mulut lelaki itu, bukan karena terbiasa, tapi karena pandangan si wanita yang membuat hatinya takluk.

"Aku senang mengundang bahaya, apalagi yang besar." Jawab si wanita senang sembari menaikan satu kakinya, memperlihatkan pahanya yang mulus.

"Kenapa?" Ucap si lelaki pelan. Nada si lelaki membuatnya seakan terkejut.

"Karena aku senang di perkosa!!" Wanita itu tertawa, lelaki itu tertawa dalam kegelisahan gairahnya.

"Hebat..!!" Lelaki itu menepuk pahanya sekali, memasang wajah penuh simpatik dan terkesan tertarik.

SECOND Psychopath (Completed)Where stories live. Discover now