Cerita 3 - Sindiran Pak Rizal

22.6K 2.4K 74
                                    

Jika kemarin Leeandra dihadapkan dengan jadwal temu dengan sang dosen pembimbing, maka di pagi hari ini, dia harus menghadiri rapat di kementerian bersama dosen yang nantinya akan mengujinya di sidang proposal. Rizaldi Leonard Hendratama.

"Seharusnya kita jalan setelah salat subuh nih," ucap Pak Rizal tepat setelah dia melihat jam yang melingkar di tangannya menunjukkan pukul 07.04.

Leeandra menghela napasnya perlahan. "Kalau begitu, ayo kita berangkat, Pak." ucapnya yang kemudian berjalan mendahului dosen menyebalkannya itu.

Baru saja akan mengarahkan langkahnya ke kiri, "Kamu mau ke mana, Leeandra?" Pak Rizal bertanya dan hal itu berhasil membuat Leeandra berhenti lalu kembali menghadapnya.

"Sa-"

"Mobil saya tidak diparkir di sana," ucap Pak Rizal yang kemudian memutar tubuhnya dan berjalan meninggalkan Leeandra.

Setelah sedikit berlari untuk menyamai langkah, Leeandra yang kini berjalan sejajar dengan Pak Rizal, bertanya. "Bukannya kita diantar oleh Mang Idin, ya, Pak?"

"Pagi ini, Mang Idin harus mengantar Prof. Yanto dan Mbak Zetta ke Nugroho's Energy & Power."

"Oh, baiklah," jawab Leeandra yang kemudian berjalan menuju ke tempat di mana mobil Pak Rizal terparkir.

Sesampainya mereka, dosen itu segera masuk dan menyuruh Leeandra untuk mengikutinya dengan cepat. Semobil dengan nitrogen cair itu artinya aku harus bisa menjadi es krim yang manis, batin Leeandra.

Sepuluh menit mobil itu bergerak, membelah jalanan ibu kota, ponsel yang disimpan Leeandra di saku kantong celana panjangnya pun bergetar. Dengan sangat cekatan, dia lantas mengecek siapa gerangan yang mengirimkan pesan padanya itu.

Kak Halim

Hai, Lee!

Maaf baru balas.

Jam sepuluh ini kita bisa ketemuan nggak, Lee?

Me

Maaf, Kak Halim

Leeandra sedang ada agenda rapat di luar kampus nih.

Dalam hitungan detik, sebuah pesan kembali diterima oleh ponselnya.

Kak Halim

Oh, kamu sedang rapat bareng Mas Rizal ya, Lee?

Leeandra sontak melototkan matanya. Dia lalu mengetikkan pesan balasan dengan cepat lalu mengirimkannya.

Me

Kok Kak Halim tahu?

Kak Halim

Sebenarnya aku baru saja tanya sama resepsionis prodi kamu.

Katanya kamu sedang menemani Mas Rizal rapat di kementerian.

Meski merasa bingung dengan kelakuan Kak Halim, Leeandra kembali mengetikkan sebuah pesan untuk seniornya itu.

Me

Kak Halim mau ketemu Leeandra karena apa, ya?

Begitu ponsel di tangan Leeandra kembali bergetar. "Mengganggu konsentrasi pengendara adalah awal dari inginnya sang pengganggu mengalami kecelakaan." Pak Rizal sudah berucap dan tentu saja hal itu berhasil membuat Leeandra mengurungkan niatnya untuk membuka pesan tersebut.

Seraya melirik ke arah Leeandra, Pak Rizal lantas melontarkan pertanyaannya. "Kok pesan terakhirnya tidak jadi kamu baca?"

"Nanti saja, Pak," jawab sang asisten tanpa menoleh ke arah sang penanya.

Cerita Ci(n)ta Sang Asdos ✔ (Lengkap)Where stories live. Discover now