Cerita 12 - Ucapan Pak Rizal dan Mbak Ina

16.9K 2K 53
                                    

Pekan ujian tengah semester pun tiba. Membuat suasana kampus lebih sepi dan juga tenang dari biasanya. Berhubung pekerjaannya sudah selesai dan dirinya tidak memiliki jadwal ujian tertulis, hari ini Leeandra pun memilih untuk menghabiskan waktunya di perpustakaan prodi.

Akibat membayangkan bagaimana Prof. Imam, Bu Zetta dan juga Pak Rizal akan melontarkan pertanyaan-pertanyaannya, Leeandra jadi bertekad kuat untuk mempersiapkan dirinya sebaik mungkin. Tidak boleh ada celah yang dibiarkannya terbuka hingga membuatnya terlihat bodoh di depan para dosennya itu.

"Kamu sedang membaca atau melamun?" Sebuah suara terdengar dari arah kiri Leeandra.

"Oh, saya sedang membaca sambil berpikir, Pak." Tatapan penuh sangsi langsung terlamatkan untuknya.

Selang sekian detik, Pak Rizal lantas bergerak ke arah rak buku dan Leeandra kembali membaca sambil mencatat beberapa hal penting ke dalam bukunya.

"Kalau tesis kamu membahas soal material semikonduktor, lebih baik kamu baca buku ini saja." Pak Rizal memberikan dua buku yang dicarinya tadi pada Leeandra. "Kalau kamu mau tahu tentang prinsip spin coating lebih mendalam, bahkan sampai mengetahui bagaimana gambar teknik dari alatnya, bisa ditemukan di buku ini."

Dengan mata yang mengerjap cepat, "Jadi, Bapak ke sini hanya untuk mencarikan buku-buku ini untuk saya?" Leeandra bertanya lugas padanya.

"Saya hanya tidak ingin seorang Leeandra Kusuma Atmadja mati tanpa perlawan saat saya melakukan pembantaian padamu di sidang."

Astaga, Leeandra! Bisa-bisanya tadi kamu berpikir kalau dosen penguji lahir dan batinmu ini sedang bersikap manis!

"Baik, Pak. Terima kasih," jawab Leeandra seraya mengambil buku-buku tersebut.

Pak Rizal menganggukkan kepalanya. "Bacalah sampai habis dan tanpa melamun," ucapnya lalu pergi meninggalkan Leeandra yang menarik napas lalu mengembuskannya dengan kasar.

*****

Jam makan siang tiba dan seperti biasanya, Mbak Ina langsung mengeluarkan sebuah topik yang tentunya menuai sejuta komentar dari para pendengarnya. "Tuh, Lee. Bu Zetta saja sudah dijemput sama seseorang. Nah, lo kapan?" tanya Mbak Vidya yang dengan sadisnya membelokkan objek pembicaraan mereka pada Leeandra.

"Kenapa jadi Leeandra yang kena bahas, ya?" tanya Leeandra dengan wajah tak terima.

"Soalnya, lo itu kan, Bu Zetta wann be banget. Sama-sama berotak encer dan urusan cintanya sama-sama jalan di tempat," sahut Mbak Dewi.

Sebenarnya Leeandra sangat senang jika dirinya dikatakan sebagai Bu Zetta wanna be. Hanya saja, dia juga berkeyakinan bahwa dirinya tak akan mempunyai jalan hidup secerah sang idola.

"Eh, Leeandra. Lo benar-benar nggak patah hati karena Mas CaDosGan itu sudah bertunangan, kan?" tanya Mbak Ina memecah lamunan sang asisten.

"Ya, nggaklah, Mbak." Leeandra menjawab apa adanya.

"Karena sekarang sudah ada Pak Rizal ya, Lee?" Mbak Vidya si kompor pun kembali menggoda perempuan berusia 23 tahun itu.

"Mbak Vidya ngaco banget deh! Lagipula, tipenya Pak Rizal tuh model papan atas, bukan papan gilesan kayak Leeandra begini." Semua orang pun tertawa mendengar tanggapan Leeandra.

"Kalaupun tipenya begitu, memangnya para model papan-papanan itu bakal mau sama pria dingin, kaku, jutek kayak Nitrogen cair, begitu, Lee? Bahkan kalau gue perhatiin, cuma lo, satu-satunya manusia di prodi ini yang sabar dan tahan banget kerja bareng sama Pak Rizal." Dengan penuh semangat, Mbak Ina pun mengeluarkan pendapatnya.

"Asal kamu tahu, meski kata kamu saya begitu, ada loh perempuan yang sabar dan tahan banget sama saya."

Leeandra pun menggeleng keras, berupaya mengusir pemikiran yang mulai dibangun oleh otaknya sendiri akibat adanya kemiripan antara ucapan Pak Rizal tempo hari dan juga pendapat Mbak Ina tersebut. Selain itu, Leeandra juga jadi terngiat dengan ayam mentega dan buku-buku yang dipilihkan oleh Pak Rizal tadi pagi.

Aku tidak boleh menilik lebih dalam hal-hal ini. Tidak! Tidak boleh! Mbak Ina ngaco dan yang dimaksud oleh Pak Rizal juga bukanlah aku. Ayam mentega adalah sogokan agar dia tahu alasan mengapa aku menangis dan buku-buku itu? Sudah jelas itu diberikan agar kamu tidak langsung mati saat dibantainya! Sekuat tenaga, Leeandra menepis semua pemikirannya. Sungguh, dia tidak mau terbawa perasaan hingga fokusnya untuk mengejar cita-citanya hambur. 

Tbc...

Maaf tadi ter-upload di bab sebelumnya 🙏🙏🙏
.
.
.
Kak Rurs with💎

Cerita Ci(n)ta Sang Asdos ✔ (Lengkap)Where stories live. Discover now