Cerita 44 - Mengemis Maaf dan Mengiba Kesempatan Kedua

14.1K 1.5K 147
                                    

Melihat Leeandra dan Karen yang pulang bersama Pak Rizal, Mbak Nadine pun naik darah. Jangankan hanya beradu mulut, dia juga siap untuk beradu fisik dengan adik kandungnya itu. Untung saja, Mas Bagas dapat mengalihkan perhatiannya. Sehingga, pria muda yang berprofesi sebagai dosen fisika material itu dapat bertemu dengan Pak Ferdian tanpa harus mengeluarkan energi untuk bercekcok ria.

"Kamu beneran nggak tahu tujuan si bodoh itu datang ke sini?" tanya Mbak Nadine dan Leeandra menggeleng dengan mantap.

"Kalau dia ngemis-ngemis maaf dan minta kesempatan kedua terus dikasih sama Om Ferdi, bagaimana, ya, Lee? Oh! Atau jangan-jangan dia mau membunuh Om Ferdi!" Bukannya ikut cemas, Leeandra justru tertawa mendengar seluruh prasangka Mbak Nadine.

Sementara itu, di dalam sebuah ruangan yang berada di lantai dua, tampaklah dua pria berbeda usia yang tengah duduk berhadapan. Setelah sempat menyilakan kebisuan menyusup di antara keduanya, akhirnya Pak Rizal mengutarakan tujuannya berada di sini. "Rizal ingin meminta maaf pada Bapak... Rizal su—"

"Justru Seharusnya, Bapak yang meminta maaf padamu," potong Pak Ferdian dan Pak Rizal menggeleng dengan tegas. "Maaf karena telah memberikan sebuah kepercayaan sekaligus ekspektasi yang begitu besar padamu."

"Bapak ti—"

"Hanya karena saya melihat bagaimana cara kamu menatap Leeandra, saya sudah berkeyakinan bahwa kamulah sosok yang nantinya akan menjadi pendampingnya." Pak Ferdian menarik lalu menghela napasnya perlahan. "Akibat terlalu senang, saya jadi melupakan fakta yang mengatakan bahwa kamu adalah manusia biasa yang tidak bisa dipaksa untuk bertindak sesuai dengan ekspektasi orang lain termasuk saya."

"Semua ini salah saya, Pak."

Kali ini, Pak Ferdianlah yang menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Sebenarnya, saya juga pernah berada di posisi kamu," ungkapnya dengan mata yang tampak menerawang jauh ke masa lampau. "Saat itu, Ibu saya tidak memberikan restu untuk hubungan saya dan ibunya Leeandra. Alasannya, karena perbedaan derajat ekonomi kami yang sangat jauh. Ibu saya takut kalau nantinya kami akan dihina, dikecilkan dan tidak dihormati sebagai kepala rumah tangga." Pak Ferdian kemudian mengatakan bahwa saat itu dirinya tetap bersikukuh untuk menikahi Larasati.

"Meksipun tidak mudah, tapi pada akhirnya kami berhasil membuktikan bahwa ketakutan-ketakutan Ibu dan semua orang yang menentang kami tidaklah terjadi." Pak Ferdian juga mengingatkan bahwa setiap manusia adalah memiliki hak penuh atas hidup yang diberikan Tuhan padanya. "Meskipun Ibu adalah perempuan yang melahirkan saya, beliau tidaklah berhak untuk mencampuri apalagi mengatur hidup saya." Di dalam hati, Pak Rizal mengiakan ucapan-ucapan tersebut tanpa henti. Sungguh, dia merasa sangat menyesal telah mengecewakan orang sebijaksana Pak Ferdian ini.

"Jikalau saat itu kamu memang tidak bisa menentang ucapan Ibumu, kamu bisa membicarakannya pada saya dan juga Leeandra dengan cara baik-baik, kan?"

"Sejujurnya saya sangat menyesal dan juga kecewa terhadap diri saya sendiri, Pak," tanggap Pak Rizal lalu bersimpuh di hadapan Pak Ferdian. "Tolong maafkan saya, Pak.." pintanya dengan air mata yang sudah meluncur di kedua pipinya.

Tatkala mendapati Pak Rizal akan bersujud padanya, Pak Ferdian buru-buru menahan dan berkata dengan nada yang sedikit tinggi. "Sesalah apa pun kamu, jangan pernah rendahkan dirimu seperti ini, Rizal!" Pak Ferdian menyuruh pria muda itu untuk duduk di tempatnya kembali.

Setelah beberapa kali terlihat memejamkan mata, Pak Ferdian akhirnya kembali bersuara. "Ketika Tuhan saja selalu memaafkan kesalahan hambaNya, maka sebagai salah satu hambaNya tentu saja saya memaafkan kamu." Mendengar itu, Pak Rizal mengerjap tidak percaya.

"Jadi, Bapak memaafkan kesalahan saya?" Pak Ferdian mengangukkan kepalanya.

"Maafkan juga kesalahan Mama saya, ya, Pak. Maaf jika Mama sudah merenggut kebahagiaan Bapak, Ibu Larasati dan juga Leeandra."

Cerita Ci(n)ta Sang Asdos ✔ (Lengkap)Where stories live. Discover now