Cerita 29 - Bersama Dua Monster

14.9K 1.6K 125
                                    

"Lee, Selamat ulang tahun ya, Nak. Maafkan Bapak kalau sampai di usia kamu yang ke dua puluh lima tahun ini, Bapak belum juga bisa membahagiakan kamu. Boro-boro membuat kamu tersenyum, yang ada malah Bapak membuatku berjuang sendirian. Usai mengatakan itu, Bapak mengusap air matanya.

"Loh, kok, jadi Bapak yang minta maaf? Seharusnya Leeandra yang minta maaf. Maaf karena akhir-akhir ini, Leeandra jarang mengunjungi Bapak dan juga belum membuat banyak perubahan untuk keluarga kita," balas Leeandra sembari menghapus air mata Bapak.

"Jangan bilang begitu, Nak." Bapak kemudian mengatakan bahwa Leeandra telah menjadi anak yang sangat berbakti dan juga membanggakan. "Kamu adalah hadiah terbesar dari Tuhan untuk Bapak dan Ibu. Berjanjilah untuk selalu bersyukur dan jangan pernah minder dengan keadaanmu saat ini." Bapak berpesan pada putri semata wayangnya.

"Iya, Pak. Dengan senang hati, Leeandra akan berjanji untuk melalukan itu semua." Leeandra pun mencium kedua pipi Bapak dan juga meminta doa untuk kelancaran penelitiannya.

"Rizal akan datang ke sini, kan?"

"Iya, Pak." Melihat wajah Leeandra yang semakin berseri, Bapak lantas mengucapkan harapannya. "Semoga hubungan kalian bisa segera diresmikan ke jenjang pernikahan, ya, Lee."

"Loh, Bapak kok tahu kalau kami berhubungan?"

"Sejujurnya, beberapa hari sebelum kamu ulang tahun. Rizal mendatangi Bapak. Setelah bertanya semua hal tentang kamu dia meminta restu pada Bapak untuk mengungkapkan perasaannya pada kamu."

Belum sempat Leeandra meminta penjelasan lebih, suara Pak Rizal sudah terdengar. Mengucapkan salam bersama dengan dua anak kecil yang tengah digandeng olehnya.

"Waalaikumsalam," jawab Leeandra dan Bapak dengan kompak.

"Halo, Tante Cantik," sapa seorang gadis kecil yang merupakan putri bungsu Mbak Nadine dan Mas Bagas.

"Halo, Sayang," balas Leeandra yang kemudian menanyakan nama sang penyapa.

"Namaku Karen dan ini Mas Alvin." Pak Rizal mengangguk lalu menjelaskan bahwa secara tiba-tiba, sang kakak menitipkan kedua anak kecil itu pada dirinya.

Berbeda dengan Pak Rizal, Leeandra justru sangat senang jika Alvin dan Karen bisa ikut jalan-jalan dengan mereka berdua. "Ngurusin mereka berdua itu sama seperti bawa sepuluh anak loh, Lee."

"Jangan berlebihan begitu, ah," tanggap Leendra yang membuat Pak Rizal merengut kesal.

Setelahnya, Pak Rizal lantas berbicara dengan Bapak sedangkan Leeandra sibuk berinteraksi dengan dua krucil tersebut.

"Rambutnya Tante Leeandra bagus," puji Alvin setulus hati.

"Iya, warnanya hitam, panjang dan luruuus," timpal sang adik.

"Rambut Alvin dan Karen juga bagus, kok."

"Tapi banyak yang bilang rambut aku kayak mie goreng, Tante," bantah Karen.

Leeandra tertawa gemas mendengarnya. "Sejujurnya Tante tuh pingin banget punya rambut kayak kamu loh," ujarnya yang memang merasa kalau rambutnya terlalu lurus dan jatuh.

"Kita bisa tukeran rambut nggak ya, Tante? Kayak Mas Levin yang suka tukeran kaos sama Mas Kevin." Untung saja Pak Rizal sudah memberi tahu Leeandra kalau kakak semata wayangnya itu mempunyai empat anak. Selain yang sedang dititipkan padanya, ada juga si kembar yang bernama Levin dan Kevin.

"Hahahah Karen, kamu lucu banget, sih, Sayang."

"Lucu dan cantik, kan, Tante?"

"Iya, Karen."

Cerita Ci(n)ta Sang Asdos ✔ (Lengkap)Where stories live. Discover now