Cerita 48 - Berhenti Berjuang

15.1K 1.7K 202
                                    

Seminggu sudah berlalu. Namun, Pak Rizal tidak juga menunjukkan tanda-tanda akan bangun dari tidur panjangnya. Dengan kondisi seperti ini, Leeandra memutuskan untuk mengubah rencananya. Dari yang awalnya hanya akan berada di Indonesia selama dua pekan, menjadi menghabiskan seluruh waktu liburan semesternya di sini. Bahkan, jika Pak Rizal belum juga bangun, dia sudah siap mengambil program pembelajaran jarak jauh.

"Mas... kenapa tidurnya lama banget sih? Mas nggak kangen sama Leeandra, ya?" tanya Leeandra yang sudah hampir tiga jam duduk di samping ranjang Pak Rizal.

"Mas nggak kangen makan es krim bareng Leeandra lagi?" Leeandra pun mengusap lengan Pak Rizal. Dengan bibir yang dipaksakan tersenyum, dia kembali bertanya. "Kalau sudah sehat, kita jalan-jalan bareng Alvin dan Karen lagi, ya? Mas Rizal mau, kan?"

"Eh, iya... kata Mbak Nadine, selama Mas mengerjakan proposal penelitian, Mas selalu minta dibuatkan jus sirsak, ya? Kalau iya, besok-besok, minta buatinnya sama Leeandra saja, ya? Kita habiskan seluruh sirsak yang ada di pasar buah," ucapnya lagi sambil menghapus air mata yang mulai menitik di pipinya.

Meski sudah ditahan, keheningan yang semakin menguar di antara keduanya, membuat Leeandra menangis terisak. "Leeandra harus melakukan apa agar Mas Rizal mau bangun lagi, hmm?" tanyanya disela-sela isakan.

Leeandra terus saja menanggis hingga sebuah tepukan mendarat di bahunya. "Kamu belum makan siang, ya?" Suara Mbak Nadine pun menyapa telinganya.

Usai menghapus air matanya dengan cepat, "Leeandra nggak nafsu makan, Mbak." Leeandra menjawab dan bersamaan dengan itu Karen masuk sambil berteriak-teriak memanggilnya.

"Karen bawa teman baru untuk Om Rizal loh, Tante Lee!"

"Karen kesayangan Mama cantik, tolong jangan berteriak-teriak di sini, ya, Sayang..." tegur Mbak Nadine yang justru membuat Leeandra tertawa kecil karena gemas dengan ekspresi gadis kecil yang kini sudah duduk di bangku sekolah dasar itu.

"Karen tuh teriak-teriak begini biar Om Rizal kaget terus bangun dari tidurnya Mama," tanggap Karen seraya mendekat ke arah Pak Rizal.

"Hai, Om Rizal! Karen datang lagi nih! Kenapa Om tidurnya lama banget sih? Oh, iya, Tante Lee cantik sudah ada di sini loh..." Karen menjeda ucapannya dan mengeluarkan sesuatu dari tas ranselnya. "Kata Mama, Om Rizal itu es batu yang keras, dingin dan nggak manis. Jadi, ini Karen bawain Olaf buat nemenin Om tidur. Kalau Om sudah bangun, balikin Olafnya ke Karen yaa," lanjutnya sambil meletakan boneka salju itu tepat di samping wajah damai Pak Rizal.

Melihat hal itu, sebuah senyuman pun tersungging di bibir Leeandra. Di dalam benaknya, terbayang bagaimana respon yang akan diberikan Pak Rizal pada keponakan cerewet nan centilnya itu. Aku kangen mendengar misuh-misuhnya Mas Rizal saat menghadapi Karen...

Sementara Karen sibuk bermonolog dengan Pak Rizal, Leeandra dan Mbak Nadine menyambut kedatangan tamu yang tak lain adalah Bu Zetta dan suaminya. "Bu Zetta..." Leeandra pun memeluk tubuh perempuan yang kini tampak semakin seksi setelah melahirkan kedua anak kembarnya.

Sementara dua perempuan itu saling melepas rindu, suami Bu Zetta mendekat ke arah Pak Rizal, memperhatikan sejenak lalu bertanya beberapa informasi pada Mbak Nadine.

"Saya tahu kamu sedang bersedih dan sangat mengkhawatirkan keadaan Rizal. Namun, alangkah bijaknya jika kamu tidak mengabaikan kesehatan diri sendiri, Leeandra," ingat Bu Zetta pada Leeandra yang mengaku bahwa akhir-akhir ini dirinya kehilangan nafsu makan.

Belum sempat Leeandra memberikan tanggapannya, suami dari Zetta Adriana Rosidin itu sudah terlebih dahulu menceritakan bagaimana pengalamannya saat menunggu sang istri yang mengalami koma setelah melahirkan. "Kehidupan dan kematian adalah sebuah takdir yang tidak bisa dielakkan. Namun, saya sangat yakin bahwa Tuhan akan menghitung dan mempertimbangakn setiap usaha dan doa yang dilakukan oleh seorang manusia." Pria itu juga mengingatkan bahwa dalam melakukan dua hal tersebut, Leeandra membutuhkan banyak energi. "Makan teratur dan istirahat yang cukup adalah dua hal yang harus dilakukan seorang pendamping dari pasien yang koma, Leeandra."

Cerita Ci(n)ta Sang Asdos ✔ (Lengkap)Where stories live. Discover now