Cerita 17 - Pertanyaan Pak Rizal

15.5K 2K 107
                                    

Pekan berganti dan sidang proposal penelitian Leeandra pun tiba di hari ini. Sedikit berbeda dengan rencana, penguji ketiga Leeandra yang semula adalah Bu Zetta pun diganti menjadi Prof. Daryanto.

"Mbak Ina! Leeandra boleh minta bedak dasarnya, nggak?" Leeandra yang sedang bersiap-siap itu, tampak menghampiri meja sang resepsionis.

"Hah? Lo minta apa, Lee? Bedak dasar?" Mbak Ina langsung berdiri dan menempelkan punggung tangannya di dahi Leeandra. "Lo nggak lagi demam tinggi, kan? Nggak habis kepentok sesuatu juga, kan?" cecarnya dengan cepat.

"Maksudnya, Mbak?"

Bukannya menjelaskan makna dari ucapannya, "Lo tuh mau sidang atau mau ijab qobul, Lee?" Mbak Ina kembali bertanya. Sungguh, dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Seorang Leeandra yang selalu tampil natural, tiba-tiba meminta bedak dasar padanya? Ada apa ini?

"Kok jadi bawa-bawa ijab qobul sih, Mbak? Leeandra kan minta itu untuk menutupi lingkar hitam di sini nih," terang sang asisten yang akhirnya membuat Mbak Ina tersadar dengan mata panda milik Leeandra tersebut.

"Oh, my God! Selama sepekan kemarin, lo begadang mulu ya, Lee?" tanyanya seraya mengaduk-aduk isi tasnya.

"Iya, nih, Mbak." Begitu kotak make-up sudah didapatkan, Mbak Ina justru menyuruh Leeandra untuk duduk di kursinya.

"Daripada lo jadi badut, lebih baik gue saja yang dandanin lo," putus Mbak Ina lalu mulai mempraktikan ilmu yang pernah dia dapatkan dari kelas merias diri yang diselenggarakan oleh salah satu brand kosmetik ternama di dunia.

"Jangan menor-menor, ya, Mbak," peringat Leeandra.

"Kagak mungkin gue tega buat lo jadi jelek di depan Pak Rizal."

"Yang penting tuh otak bukan muka, Mbak."

"Sssttss ... sudah ah diam. Gue sedang berkonsetrasi untuk membuat wajah lo jadi secantik otak dan hati lo nih," tukas Mbak Ina.

Selesai dengan eksperimen yang membuat wajah Leeandra semakin cantik dan terlihat segar, Mbak Ina mengeluarkan sebuah kacamata tanpa lensa minus lalu memakaikannya pada perempuan yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri itu. "Biar kecantikan dan kecerdasan lo semakin menguar," jelasnya yang untungnya tidak ditolak oleh Leeandra.

"Terima kasih, Mbak Inakuuu! Leeandra pergi ke ruang sidang dulu ya," pamitnya lalu bergegas memasuki ruangan yang khusus digunakan untuk sidang di prodi Fisika ini.

*****

Tidak lama menunggu, keempat dosen yang terdiri atas Prof. Rahmat, Prof. Imam, Prof. Yanto, dan Pak Rizal masuk ke dalam ruangan. Tidak hanya Pak Rizal, ketiga guru besar itu tampak sedikit takjub dengan penampilan Leeandra di pagi hari ini. Kamu cantik, Leeandra, nilai Pak Rizal dalam hatinya.

Usai Prof. Rahmat menyilakan, Leeandra yang sebenarnya sedang menahan denyutan di kepalanya akibat bergadang setiap malam itu, tampak menarik kedua sudut bibirnya sebelum akhrinya dia mempresentasikan setiap hal yang tertulis pada proposal penelitiannya itu.

Lima belas menit kemudian, sesi tanya jawab pun dimulai. Prof. Imam yang mendapatkan kesempatan pertama, langsung bertanya seputar hal-hal dasar yang justru sering dilupakan oleh para mahasiswa. Misalkan saja apa itu material semikonduktor dan bagaimana kristalinitas dari material yang masuk kategori tersebut.

Selesai menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Prof. Imam, Prof. Rahmat lantas menyilakan Prof. Yanto untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaannya.

Saat dirinya mendapat pertanyaan tentang aplikasi dari material yang akan ditelitinya, Leeandra menjawab, "Jika penelitian ini berhasil, maka material ini bisa diaplikasikan pada alat sensor dan juga detektor, Prof.

Cerita Ci(n)ta Sang Asdos ✔ (Lengkap)Where stories live. Discover now