I'm jealous of the way, you happy without me

4.8K 671 83
                                    

JUNGKOOK


Jadwal wawancara kerjaku ada di hari kamis. Pagi-pagi sekali aku bangun dan bersiap. Aku memakai setelan formal yang tempo hari aku beli bersama Wonwoo. Kemeja coklat muda kerah bulat, blazer berwarna beige yang senada dengan roknya. Aku memakai sepatu hak tiga senti milik Wonwoo. Katanya, itu adalah sepatu keberuntungan, jadi aku harus memakainya agar keberuntungan ada di pihakku.

Wonwoo pergi ke Busan kemarin malam. Ia ikut bersama atasannya untuk kunjungan ke kantor cabang disana. Wonwoo sering bercerita tentang atasannya. Tuan Shin adalah orang yang baik, sangat ke-ayah-an. Usianya lebih tua dari ayah kami. Tuan Shin juga menganggap Wonwoo seperti anaknya sendiri. Karena Wonwoo tidak ada, jadi aku harus pergi sendiri. Awalnya aku mau memakai mobil Wonwoo, tapi aku tidak tahu daerah tempat wawancara kerjaku. Daerah itu baru, dan aku tidak tahu harus naik bis apa untuk kesana. Jadilah aku akan memesan taksi online saja.

Taehyung keluar saat aku sedang bercermin di jendela rumahku. Taehyung memanggilku lalu aku menoleh padanya. Ia memakai kaos hitam, celana basketnya dan membawa ransel, sepertinya ia akan latihan. Ia mengahampiriku, melompati tembok pembatas, lalu ikut bercermin bersamaku. Perbadaan tinggi antara aku dan Taehyung sangat terlihat jelas. Tinggiku hanya sebatas dagunya, padahal aku sudah pakai sepatu hak tiga senti.


"Jung, kau—cantik." Taehyung menoleh padaku dan tersenyum. Aku balas tersenyum. Ini adalah pertama kalinya Taehyung bilang aku cantik sejak hari prom.

"Aku memang cantik. Kau kemana saja?" balasku mengejeknya. Ia tertawa dan malah mengusak rambuku. Demi Tuhan, aku mati-matian mencatok dan merapikannya lalu lelaki ini seenaknya merusaknya. Aku memukulnya, mengucap sumpah serapah karena aku harus memperbaiki rambut lagi.

"Mau kemana? Tumben sekali rapi dan pakai rok. Juga berdandan." Ternyata Taehyung memperhatikan perubahanku. Ya, aku memakai bedak dengan foundation, mascara, juga lipstick. Inilah sesuatu yang menurutku sangat aneh dari keseharianku.

"Wawancara kerja. Pukul sepuluh."

"Aw, kuantar—"

"Tidak perlu, Tae." Aku menolaknya. Karena ini merepotkan bagiku. Selama aku bisa sendiri, aku tidak akan merepotkan orang lain, terlebih itu Taehyung.

"Ayolah, Jung. Aku antar. Kemanapun kau wawancara kerja hari ini. Okay?" tanpa permisi, ia menarik tanganku menuju rumahnya. Aku tersentak dan hanya bisa pasrah menurutinya.

Aku memberitahukan alamat kantor tempatku wawancara. Taehyung tahu tempat itu. Dia bilang, seseorang bernama Jackson tinggal di perumahan baru disana. Aku berdiri di samping skuter Piaggio Taehyung dan siap naik, tapi ia malah masuk ke garasi. Taehyung mengeluarkan sebuah Audi hitam. Aku tak tahu kalau Taehyung sekarang sudah punya mobil.


"Naiklah, untuk kesana kita harus lewat jalan tol. Kita mungkin akan berakhir di kantor polisi kalau pakai skuter."


Aku membuka kursi samping kemudi. Mobil ini berbau parfum wanita. Wanginya seperti Victoria Secret yang sempat kugunakan tiga tahun lalu. Aku teringat Sora. Apakah Sora memakai parfum sebanyak ini sampai mobil Taehyung berbau VS juga? Entahlah. Tapi wangi ini sungguh memabukkan.


"Oiya, ini mobil Seokjin. Tabunganku belum cukup untuk beli Audi sendiri." Tebakanku ternyata salah. Kupikir wangi yang menguar adalah milik Sora.

"Maafkan aku. Ini sungguh merepotkan. Kau sampai pakai mobil kakak iparmu."

"Jung, dengar. Aku sangat senang karena kau sudah akan bekerja. Kau itu sahabatku, sudah seperti saudaraku sendiri. Jadi, berhentilah menganggap kalau hal seperti ini merepotkan. Aku senang karena kita juga sudah lama tidak melakukan hal ini. Okay?" Aku mengangguk. "Lagipula, sekarang Seokjin berangkat bersama Namjoon. Jadi ia memberikan kuncinya padaku."

ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang