all I want for christmas is you (1)

4.1K 567 99
                                    

JUNGKOOK


Akhir-akhir ini Taehyung lebih sering mengantarjemputku daripada Wonwoo. Wonwoo sebagai bankir lebih banyak lembur untuk mengurusi laporan keuangan akhir tahun. Aku dan Taehyung jarang mendapat lembur. Hanya divisi keuangan di kantorku yang sering kali pulang lebih malam. Suasana di kantor juga terkesan kondusif, maksudku, tidak ada yang membicarkan tentang aku dan Eunwoo lagi hingga pertengahan bulan desember ini.


Aku jadi teringat hari dimana aku, Taehyung, dan Jimin makan malam bersama keluarga Min. Pernyataan Taehyung malam itu membuatku senang, tetapi kemudian membuatku bertanya-tanya. Apakah Taehyung bersungguh-sungguh mengatakannya? Atau hanya gurauan berlaka? Jujur saja aku bingung. Aku bingung dengan sikap Taehyung juga karena setelah itu, Ia tidak menunjukkan hal-hal yang berkaitan dengan pernyataannya malam itu.


Entahlah, aku sedang tidak mau memikirkannya.


Taehyung seperti biasa menungguku di lobby bersama Paman Baro. Ia terlihat serius mengotak-atik laptopnya di depan Paman Baro. Katanya, ia harus berdiskusi dengan Paman Baro yang seorang teknisi gedung untuk membantunya dalam menyelesaikan desain game nya. Aku heran, apakah di gedungnya tidak ada teknisi gedung sehingga harus menanyakannya pada Paman Baro?


Taehyung melihatku, lalu ia membereskan laptopnya. Setelah itu kami berjalan ke parkiran. Taehyung mengajakku makan di sebuah kedai tempat dulu kami sering kesana. Kedai itu milik salah satu tetangga kami di kompleks perumahan tetapi berbeda beberapa blok. Sampai disana, aku dan Taehyung memesan hotplate dan minuman hangat. Salju turun tadi pagi membuat hari ini terasa lebih dingin.


Nyonya Seo—pemilik kedai—kemudian datang ke meja kami. Aku belum pernah bertemu dengannya lagi setelah aku kembali dari London. Aku langsung memeluknya saat ia merentangkan tangannya padaku.


"Oh, Jungkook. Sudah lama aku tidak melihatmu. Kau semakin cantik saja."

"Ah, Seo Imo juga tambah cantik."

"Aku rindu dengan kedatangan kalian berdua kemari. Sudah sangat lama. Taehyung dulu sering kemari sendirian setelah kau pergi ke London." aku melirik Taehyung. Ia mengiyakan perkataan Seo imo dengan anggukan. "Sudahlah, maaf aku mengganggu kalian. Ayo lanjutkan makan kalian."


Setelah makan, aku dan Taehyung berebut untuk membayar bil. Taehyung dan aku sama-sama ingin membayar. Taehyung dengan harga dirinya yang tinggi sebagai lelaki langsung menarik kertas bil. Tetapi aku tidak mau kalah dengan berusaha merebutnya. Sampai di depan kasir, Seo Imo melihat tingkah kami yang saling berebut bil.


"Kalian berdua tidak pernah berubah. Selalu rebutan bil. Hari ini kalian makan gratis, sebagai rasa syukurku melihat kalian berdua lagi."

"Ah, Imo, biar aku yang bayar—"

"Sudahlah Tae, ini kedaiku jadi aku yang menentukan. Hari ini kalian makan aku yang tanggung." Aku dan Taehyung lalu mengucapkan terimakasih yang sangat banyak kepada Seo imo. Mungkin ini hari keberuntungan kami untuk makan gratis. Seo imo bahkan mengantar kami hingga ke depan kedai.

"Hati-hati di jalan, kudengar jalanan sedikit licin karena salju. Semoga hubungan kalian langgeng ya, aku tunggu undangan dari kalian berdua."

Seo Imo tolonglah, jantungku tak karuan sekarang. Apalagi setelah Taehyung berkata 'Amiin' untuk menjawab perkataan Seo Imo.

ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang