at least as deep as the Pacific Ocean , I wanna be yours (1)

3.9K 599 45
                                    

spesial buat malem minggu :))

JUNGKOOK

Kalau kalian bertanya apakah aku sudah berbaikan dengan Taehyung atau belum, jawabannya adalah ya. Ya untuk keduanya. Karena Taehyung menganggap kami sudah baik-baik saja tapi aku belum. Aku masih merasa enggan untuk bertemu Taehyung lagi. Meskipun aku sudah merasa kalau Taehyung kembali menjadi Taehyung yang kukenal. Kami juga sepakat untuk tidak membicarakan kejadian Korea Open lagi. Tetapi, sekesal dan setakut aku pada Taehyung, aku tidak akan pernah bisa membenci Taehyung. Bagaimanapun sampai hari ini aku masih mencintainya. Katakanlah bahwa aku memang bodoh. Karena semua orangpun tahu kalau Taehyung masih bersama wanita ular itu.

Tempo hari saat ia pingsan di kamarku, aku langsung menelepon Namjoon. Untung sekali Namjoon masih terbangun karena mengerjakan tugas kantornya. Namjoon langsung membawa adiknya ke kamar. Sejujurnya, aku berharap kalau Namjoon akan melemparkan Taehyung langsung ke kamarnya seperti karung—tapi itu tidak akan terjadi. Namjoon membopong tubuh adiknya melewati London Bridge diantara balkon kami. Ayahku dulu membuat seperti jembatan kecil antara balkon ku dan balkon Taehyung—atas persetujuan Papa Kim juga. Waktu kecil, aku sering pergi ke kamar Taehyung, tetapi malas untuk memutar ke pintu depan. Karena itu aku sering sekali melompati balkon lalu ke kamar Taehyung, hingga suatu hari aku nyaris terjatuh dari balkon. Akibat kejadian itu, ayahku membuat jembatan yang kami namai London Bridge. Aku tetap menyebut kegiatan itu dengan 'melompat', padahal sebenarnya berjalan melintasi London Bridge. Dulu di kamar Taehyung banyak sekali mainan anak laki-laki yang menurutku sesuatu yang aneh dan baru—karena sangat berbeda dengan apa yang dimiliki Wonwoo.

Taehyung akhir-akhir ini bertanya padaku soal apa-yang-harus-dilakukan-orang-kantoran. Aku memberitahu semuanya; etika, kebiasaan atasan yang menyebalkan—ini bukan Eunwoo, tapi kepala divisi lain—juga soal makan siang dan promo. Aku menyuruh Taehyung untuk membawa bekal setiap hari, karena kupikir kami termasuk anak baru yang belum memiliki uang melimpah untuk makan steak setiap hari. Tidak lupa aku memberitahu Taehyung soal bagel dan kopi. Itu adalah salah satu penyemangat pagi yang bagus dan terdengar sangat orang kantoran. Soal promo, aku menyuruh Taehyung untuk memiliki e-money—dengan kartu maupun aplikasi pada ponsel. Banyak promo pada beberapa merchant jika dibeli dengan e-money yang akan memberikanmu makan enak.

Taehyung sekarang sudah resmi menjadi salah satu pengembang perangkat lunak junior di perusahaan konsol game. Ini adalah apa yang selalu di cita-citakan Taehyung sejak kami sekolah. Ia bercita-cita ingin membuat gamenya sendiri, agar hanya Taehyung yang tahu trik-trik dalam gamenya. Selain itu, agar ia bisa selalu nomor satu dalam ranking dan aku nomor duanya. Ini terdengar idiot tapi itulah Taehyung. Saat aku keluar rumah, Taehyung mengajakku berangkat kantor bersama. Aku menolak karena Wonwoo sudah menungguku di mobilnya. Akupun terhindar dari berangkat bersama Taehyung karena akupun sedang tidak mau.



Hari ini aku tidak membeli bagel, karena ada menu baru yang ingin aku coba—dan sedang promosi harga. Setelah mendapat croissant dan kopi, aku bergegas menuju HQ. Aku bertemu Jongdae di lift. Jongdae pria yang baik, aku sudah menganggapnya seperti abangku sendiri—sama seperti Namjoon. Sedari tadi, Jongdae seperti ingin mengatakan sesuatu padaku, tapi tidak dilakukan. Lalu aku bertemu dengan Jisoo dan Rose saat melakukan presensi fingerprint. Mereka tampak bahagia dan masing-masing membawa setangkai mawar. Mereka tersenyum padaku lalu menarik tanganku hingga masuk ke HQ. HQ terlihat berbeda. Semua anggota divisi ada disini membawa bunga. Aku tidak tahu ada acara apa hari ini. Apakah ada yang sedang ulang tahun? Aku hanya menatap semua orang bingung seperti hari kemarin saat lamaran Mingyu.

Aku meletakkan tasku di bilik kerjaku. Lalu aku beralih pada Jisoo. "Jadi, hari ini ada apa? Apakah akan ada suatu perayaan? Kenapa banyak sekali mawar?"

"Oh, Jungkook. Hari ini sangat spesial. Kau akan tahu sebentar lagi." Jujur saja aku merasa sangat ketinggalan jaman. Disaat semua orang membawa mawar, hanya aku satu-satunya yang tidak punya. Apa aku harus pergi ke florist sekarang untuk membeli bunga? Atau apakah itu karena aku anak baru? Tapi Jisoo yang anak baru pun memilikinya.

Semua orang tiba-tiba berdiri. Aku mengikutinya. Apakah ini suatu tradisi di HQ yang aku tidak tahu? 

"Nona Jeon," 

Itu suara Eunwoo. Aku menoleh ke belakang. Eunwoo kuakui sangat tampan dan berbeda hari ini. Ia biasanya memakai kemeja lengan pendek dengan vest. Tapi hari ini ia memakai setelan jas yang dipakai saat ke pernikahan Rose beberapa minggu lalu. Eunwoo berjalan ke arahku. Eunwoo juga membawa mawar, tetapi satu buket. Mungkin Eunwoo akan memberiku satu tangkai agar sama dengan yang lain.

"Uhm, Aku tahu ini terlalu cepat. Tapi aku memang sudah menyukaimu. 

























Apa kau bersedia menjadi kekasihku?"

****

TBC dulu ah

sengaja gak sepanjang kemarin wqwq

terima gak nih si Eunwoo?


apa ada yang tau judul chapter ini ada di lirik lagu apa? bukan lagu BTS sih ehe

ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang