at least as deep as the Pacific Ocean , I wanna be yours (2)

3.9K 580 22
                                    

JUNGKOOK


Tolong bangunkan aku kalau ini mimpi.



Ini bukan suatu perayaan tradisi di HQ ataupun acara ulang tahun. Ini adalah acara pernyataan cinta—bukan, Eunwoo baru menyukaiku belum mencintaiku. Bayangkan, anak Zeus idaman para wanita satu gedung bahkan satu blok perkantoran Gangnam baru saja menyatakan perasaannya padaku.

Tiba-tiba aku teringat Taehyung. Bayang-bayang Taehyung tidak bisa keluar dari kepalaku. Aku tidak bisa berpikir lurus saat ini. Aku hanya bisa menatap sebuket bunga mawar yang dibawa oleh Eunwoo. Aku tidak tahu harus bagaimana. Ini memang terlalu cepat. Tidak ada komunikasi diantara kami selain masalah pekerjaan. Maksudku setidaknya ia melakukan pendekatan atau sesuatu. Aku butuh suatu pendekatan, seperti yang dilakukan Johnny sebelum mengajakku kencan saat aku kuliah dulu.


"Jung, ayolah. Kau mau menggantungkan kepala divisi kita?" Itu Jaebum, si kompor gas yang sering kali meledak jika berdekatan denganku dan Eunwoo.


Oke, aku harus memutuskan sesuatu.


"A—aku tidak tahu. Aku butuh waktu untuk menjawabnya." 


Sebut saja aku tidak menolaknya dan juga tidak menerimanya. Aku perlu waktu. Ini keputusanku, karena sejujurnya aku hanya mengagumi Eunwoo karena karirnya juga kebaikannya. Aku belum menyukainya dalam artian cinta. Mataku bertemu milik Eunwoo. Ada sirat kesedihan disana. Semua orang di HQ pasti kecewa padaku. "Maafkan aku, kuharap kau mengerti." Aku membungkuk pada Eunwoo lalu mengucap permisi. Aku harus menenangkan diri dan berlalu menuju toilet wanita. Baru kusadari ini sedikit memalukan karena semua orang memandangku dengan pandangan bertanya-tanya. Aku juga baru menyadari sesuatu. Eunwoo itu popular, yang mana akan banyak rumor tersebar soal hal ini.


Jisoo ternyata menyusulku ke toilet. Ia memelukku. Aku ingin bilang pada Jisoo soal alasanku. Tetapi setelah kupikir lagi, aku tidak tahu harus berkata apa karena tidak ada seorangpun di HQ yang tahu rahasia cintaku pada Taehyung. "Jung, ini kejutan. Kami berpikir kau akan menerimanya, karena, yah kau tahu, intensitas pekerjaanmu dengan Eunwoo sering sekali terjadi. Jadi aku dan yang lain menganggap kalau kau dan Eunwoo memang ada sesuatu."

"Jisoo, aku hanya perlu waktu, entahlah, ini terlalu cepat. Aku—aku tidak bisa melupakannya begitu saja. Bayang-bayang tentang dirinya seakan menghantuiku setelah Eunwoo menyatakan perasaannya."

"Melupakan nya?"

"Uhm, itu—"

"Jungkookie ya ampun aku mencarimu. Ayo kita harus ke proyek." Aku baru ingat kalau punya pekerjaan untuk menengok proyek hari ini. Rose tiba-tiba datang dan membawakan tasku. Rose yang baru saja dinyatakan hamil oleh dokter langsung memelukku. "Ayolah adikku, aku sangat mengerti apa yang kau rasakan."

"Jisoo, aku ceritakan nanti, aku harus ke proyek." Jisoo mengangguk, lalu aku pergi bersama Rose.



Selama di perjalanan ke proyek, aku memikirkan kata-kataku di depan Eunwoo. Aku hanya berharap itu tidak menyakitinya. Jika aku menerimanya, aku takut hanya akan memberi beban pada Eunwoo karena aku memang tidak mencintainya. Jika aku menerimanya, ini hanya akan membuat diriku seperti orang jahat karena memilih pelarian kepada lelaki sebaik Eunwoo. Jaebum si kompor gas juga tidak banyak bicara. Aku yakin ada perasaan kecewa karena gagal melihat aku bersama Eunwoo. Aku sepertinya harus berterimakasih pada Youngjae dan Rose. Mereka seolah melupakan kejadian tadi dan hanya membicarakan proyek selama perjalanan. Hal itu membuatku sedikit lega.

Kami pulang dari proyek saat jam makan siang. Hari ini ibuku bangun agak siang, sehingga tidak sempat membuatkan kami bekal makan siang. Jaebum dan Youngjae akan makan ramen di kedai belakang kantor. Aku memutuskan ikut Rose untuk makan di kafeteria. Suasana ramai seperti biasa. Rose membeli steak tenderloin dan jus alpukat. Sedangkan aku memesan jajangmyeon dari kedai Bibi Song.

Ada sesuatu membuatku risih sedari tadi. Tatapan sinis para wanita terhadapku semakin menjadi. Aku heran apakah semua wanita disini adalah fans dari seorang Cha Eunwoo? Mereka seperti seorang fans yang tidak rela ketika idolanya tertangkap rumor kencan oleh Dispatch. Aku tahu hal ini akan terjadi. Rumor kalau Eunwoo benar-benar menyukaiku pasti sudah beredar. Mungkin juga rumor soal aku menolak Eunwoo juga. Semua bisik-bisik dan obrolan mengarah padaku. Meskipun berbisik, tapi aku masih bisa mendengar apa yang mereka katakan. Seperti tiga orang dibelakangku yang aku tahu mereka dari divisi marketing.


"Seberapa hebat si Jeon itu bisa menolak seorang Pangeran Gangnam?"

"Cih, jual mahal sekali. Kalau aku jadi dirinya, pasti langsung ku terima."

"Jangan bilang kalau sebenarnya dia itu simpanan pejabat? Dasar jalang."


Oke aku muak. Ini diluar apa yang aku pikirkan tentang diriku dimata orang lain. Simpanan pejabat? Dangkal sekali pikiran mereka. Mereka masih berbisik soal diriku, padahal aku hanya berjarak dua meja dari mereka. Sebenarnya ini adalah racun yang akan merusak reputasiku di kantor. Rose juga mendengar apa yang mereka bicarakan. Ia mengusap jemariku, juga bertanya apakah aku baik-baik saja. Aku hanya mengangguk padahal sesungguhnya aku tidak baik-baik saja. Sebelum mereka berbicara tentangku lebih jauh lagi, aku menghampiri mereka.


"Dengar, sejujurnya aku tidak peduli soal apapun yang kalian tuduhkan tentang aku yang berkaitan dengan Eunwoo. Aku punya alasan yang kalian tidak perlu tahu. Tapi, aku sangat marah jika kalian mengataiku jalang, karena aku tidak pernah berhubungan dengan pejabat manapun. Ini merupakan pencemaran nama baik dan aku bisa menuntutnya, terimakasih."


Aku berlalu dari kafetaria dan meninggalkan ketiga wanita itu dengan wajah yang terkejut. Mungkin mereka tidak mengira aku akan bertindak pada ketiganya. Semua orang di kafetaria sepertinya mendengar ini dan aku tidak peduli. Bagaimanapun, aku tetap harus menyelamatkan harga diriku. Ini adalah ajaran Yoongi soal menyelamatkan harga diri selama aku menginap di apartemennya. Rose menepuk pundakku dan berkata, "Oh, Tuhan, kau hebat Kookie. Aku tidak menyangka. Ini sungguh keren!"


Rose meninggalkan aku untuk ke toilet sebelum masuk HQ. Aku melihat Eunwoo keluar dari HQ membawa beberapa berkas. Aku sedikit canggung bertemu dengannya, tapi aku harus tetap maju sampai masuk HQ. Eunwoo melihatku lalu tersenyum padaku. Kami berpapasan. Sebelum membuka pintu HQ, Eunwoo berhenti lalu menggumamkan sesuatu yang masih bisa kudengar.


"Aku menanti jawabanmu, Jeon Jungkook."


****

berlanjut pada chapter berikutnya :>:>

adakah yang mau menghujat diriku yang belum menjadikan Eunkook menjadi sepasang kekasih? ehe


voment gaeess :D

ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang